Share

Terpojok

Aku segera menatap sekeliling. Mungkin bersembunyi adalah pilihan yang paling tepat. Tak mungkin aku bisa keluar segera karena jarak pintu dan tempat dimana aku berdiri cukup jauh.

Aku langsung menyelinap pada sebuah patung berukuran besar. Entah patung apa aku tak memperhatikan dengan segsama, intinya disini aku bisa bersembunyi.

Patung berukuran besar, lebih besar dari badanku. Tentu memudahkan aku agar tak terlihat. Ternyata yang datang adalah suster Arumi. Ia seperti membawa nampan makanan.

Dia mengetuk pintu di kamar Arumi. Tak lama Panji keluar.

"Saya mau kasih makan, Nona, Tuan!" Suster berkata. Aku sempat terheran dengan panggilan Tuan pada Panji. Apa dia sudah merasa ningrat

"Tak usah kamu beri makan dia! Lebih baik kamu hubungi Bayu, bilang kalau Arumi ngga mau makan karena dia tak datang!" Panji menahan Suster untuk masuk.

"Tapi bagaimana, Tuan. Sedangkan ponsel Pak Bayu saja tertinggal disini?" Suster menunjuk kearah meja. Aku mengintip dari celah tangan patung.

"Kenapa bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status