Marvel berdehem seraya menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri sehingga menghasilkan bunyi di sana. Grace menoleh ke arah Marvel saat pria itu menyugarkan rambutnya ke belakang. Sangat hot sekali. Lalu Grace kembali menatap ke arah samping jendela mobil."Kok malam diam kayak gini?" tanya Marvel saat mobil mereka berhenti tepat di depan lampu merah.Grace melirik sekilas lalu menggelengkan kepalanya. Ia sebenarnya juga malu, sama halnya dengan Marvel. Tetapi, Marvel sangat ahli dalam urusan ekspresi. Ia terlihat biasa-biasa saja di mata Grace. Sementara gadis itu sudah memerah wajahnya mengingat ucapan chef tadi."Mungkin aja chef tadi mengira kita sudah suami istri," timpal Marvel seraya melipat bibirnya lalu menoleh ke kaca spion mobil di samping kanannya itu."Mungkin juga itu kode dari Tuhan supaya saya cepat-cepat nikahin kamu."Grace menoleh menatap Marvel dengan matanya yang membola. Astaga, Marvel. Mulutnya sangat latah sekali. Marvel pun pula menoleh ke arah Grace sehingga
Tangan nakal Marvel mulai masuk ke dalam tubuh Grace dari balik bajunya. Merasakan kulit Grace yang halus dan lembut itu dan Marvel menutup matanya karena kantuk yang sudah di ujung tanduk. Sementara Grace, yang sudah merasakan tangan Marvel tak bergerak itu mulai bernapas lega. Marvel tertidur. Tapi, posisi dirinya sangat tidak mengenakan untuknya dengan kedua tangannya yang ditahan oleh Marvel, kakinya yang dihimpit oleh kaki besar dan berat Marvel. Huh, sangat menyulitkan gadis itu untuk bergerak apalagi beranjak dari sana.Grace lalu menutup matanya setelah ia bersusah payah melepaskan diri dari tindihan kaki Marvel dan juga tak bisa terlepas. Tenaganya terbuang sia-sia. Tubuh Marvel yang 3 kali lipat lebih besar dari tubuhnya dan beratnya yang mungkin 5 kali lipat lebih berat dari tubuhnya itu mana sanggup untuk dikalahkan.****Pagi hari, Marvel lebih dahulu terbangun. Ia mengucek matanya dan melepaskan tubuhnya dari dekapan Grace yang kini Grace lah memeluk dirinya. Di tengah m
"Kamu belajar kayak gini, kayak mau ngikutin UN, deh," tutur Marvel sambil mengunyah makanannya."Om, kalo gak dari sekarang dihafal. Besok ujian kenaikan kesal bakalan susah. Ngehafal dari bab awal itu 'kan gak lucu. Kalo dihafal mulai dari sekarang, kedepannya tinggal liat aja kalo lupa. Pasti dapat kok."Grace meminum minumannya saat makanan itu menyangkut di kerongkongannya. Sebelum Marvel kewalahan menghadapinya, ia menahan rasa ingin batuk dan denga cepat ia meneguk air itu.Uhuk ....Hanya suara kecil saja, Marvel menatap ke arah Grace yang menutu mulutnya itu lalu dengan cepat Grace kembali meneguk air itu. Marvel mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan punggung kecil Grace agar makanan itu dengan cepat turun ke lambungnya.Marvel sangat mencintai Grace, terbukti dengan masalah kecil saja pria itu terlihat cemas sekali pada Grace. Uh, sangat romantis sekali bukan mereka?"Sudah?" tanya Marvel. Grace menganggukkan kepalanya, Marvel menghapus sisa minuman di atas bibirnya deng
"Om, untuk kedepannya jangan beliin aku baju lagi deh. Baju yang Om beli kemarena aja ada yang gak kepake. Om, tiga puluh juta itu mahal lho Om, banyak tahu. Pokoknya aku gak mau lagi dibeliin baju sama Om "Marvel menoleh ke arah Grace yang telah berhenti mengoceh di sampingnya. Kini Grace melipat kedua tangannya di dada, wajahnya yang cemberut, pipinya yabg menggembung dan bibirnya ia maju 1 senti itu. Marvel menepikan mobilnya di jembatan, lalu ia mematikan mesin mobilnya itu dan kembali menoleh ke arah Grace yang masih dengan mode kesalnya.Marvel melepaskan sealtbeat yang mengikat tubuhnya di kursi kemudi itu lalu Grace menoleh ke arahnya. Dengan gerakan cepat, Marvel mengangkat gadis itu ke pangkuannya sehingga Grace memekik kaget dan menegang di atas pangkuan Marvel. Pria itu bisa merasakan gadisnya menegang, terlihat dari raut wajahnya yang datar, matanya yang membola dan kedua kakinya yang ia tekukkan ke bawah secara otomatis."Alasan saya membelikan kamu baju-baju itu, karen
Hingga pada akhirnya, Marvel memuntahkan semuanya. Grace terkejut merasakan hal itu. Ia langsung melepaskan tangannya dari sana lalu melihat tangannya yang basah oleh Marvel. Grace melihat hal itu merasa jijik. Untuk pertama kalinya ia melihat langsung dan juga menyentuh secara langsung.Marvel mengembuskan napasnya dengan lega. Malam ini ia merasa lega, kepalanya tak terasa pusing lagi dan hasratnya juga tersalurkan meski dibantu oleh tangan Grace. Marvel mengangkat kepalanya menatap Grace yang memalingkan wajahnya saat pandangan mereka bertubrukan."Makasih sayang," ucap Marvel sambil mengecup lama kening gadis itu.Marvel lalu menaikkan tubuhnya mengambil tissue di meja rias. Tanpa malu Marvel berjalan dengan santainya tanpa busana. Grace yang melihat hal itu menutup wajahnya agar ia tak melihat aset dan bagian belakang milik Marvel. Sebenarnya Grace sudah melihat, hanya 1 detik dan itu membuatnya ketakutan melihat ukuran Marvel yang bukan main.Marvel lalu kembali menghampiri Grac
Bi Tuti hanya masak 2 atau 1 menu sarapan saja karena Marvel yang memerintahkan pada wanita paruh baya itu. Terkadang juga Marvel tak sarapan karena terlambat bangun pagi."Silahkan di makan, Tuan, Non," sapa Bi Tuti saat mereka berdua duduk di kursi.Grace sangat terpanah dengan masakan Bi Tuti yang selezat ini. Grace membasuh tangannya di mangkuk cuci tangan lalu ia mengambil menu yang diinginkan, Grace mengambil sepotong ayam goreng bagian paha dan cah kangkung dua sendok di atas piringnya yang telah berisi nasi yan masih hangat itu.Sementara Marvel menggunakan sendoknya dan mengambil menu sesuai dengan Grace. Mereka sarapan bersama, hening karena Grace juga sarapan sambil membaca materi di bukunya. Sementara Marvel hanya memfokuskan dirinya pada makanannya sesekali ia juga menatap Grace yang berada di depannya itu.10 menit kemudian, mereka telah selesai sarapan. Grace berpamitan pada Bi Tuti sambil mengucapkan terima kasih karena telah membuatkan menu sarapan yang sangat nikmat
Pada jam 9.55 WIB mereka kembali masuk untuk mengikuti pelajaran selanjutnya hingga pukul 14.00 WIB.***Sementara Marvel di kantornya itu tengah berleha-leha setelah ia menandatangani beberapa kontrak karyawan barunya dan juga kerja sama dengan kantornya pada perusahaan lain. Pria itu kini tengah menutup matanya di kursi kebesarannya itu. Matanya terasa pegal menatap layar monitor terlalu lama, tapi dia juga bahagia karena nanti Marvel akan menjemput Grace ke sekolah untuk pulang bersama.Marvel tadi juga memesan tempat untuk makan siangnya dengan Grace di kursi exlusive luxury di sebuah restoran berbintang. Ah, pria itu sekarang sangat memanjakan gadisnya dan juga itu tak mengeluarkan uang yang tak sedikit."Pagi, Pak."Marvel membuka matanya saat mendengar suara seorang pria. Ternyata itu adalah Gerland, manager di kantornya. Marvel mengusap wajahnya dengan kasar saat Gerland tersenyum padanya."Tumben Bos, tidur pagi ini," kata Gerland basa-basi sambil meletakkan 4 berkas di atas
Seluruh kancing kemeja putih seragam milik Grace telah terlepas oleh Marvel. Pria itu mendongak ke atas menatap wajah Grace yang berada lebih tinggi darinya karena posisi mereka yang Grace berada di pangkuan pria itu. Marvel mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu mungil Grace hingga gadis itu menoleh ke arahnya. Grace menatap Marvel yang sangat tampan itu di depan matanya. Marvel tersenyum manis agar suasana mereka sedikit lebih menghangat, hanya saja dipikiran gadis itu telah bercabang-cabang sehingga senyuman itu tak terpancar di wajahnya.Perlahan tangan Marvel yang berada di dagunya itu terlepas, Marvel menggantungkan tangannya di bahu Grace seraya mengusap kecil bahu mungilnya itu. Lalu perlahan-lahan Marvel mulai menyikap seragam Grace yang di dalamnya terdapat balutan tanktop berwarna purple senada dengan tali bra gadis itu. Dengan Marvel yang terus menatap mata gadis itu, seolah-olah ia mengatakan 'ini akan baik-baik saja, percayalah padaku.'Setelah kemeja putih itu terle