Drrt … drrrt ….Poppy yang memang menunggu Ezra menghubunginya pun langsung menerima panggilan dari pria itu. “Halo, Ezra. Bagaimana, apa semuanya berjalan dengan lancar?” tanya Ezra begitu sambungan terhubung.“Poppy, aku merindukanmu.”Wanita itu mendengus karena Ezra malah mengabaikan pertanyaannya. “Ezra, aku sedang serius. Tolong jawab pertanyaanku!” “Aku tidak sedang bercanda, Poppy,” balas Ezra semakin membuat Poppy geram.Ya … meski sejujurnya Poppy juga merindukan Ezra!Bagaimana tidak, mereka yang biasanya bersama-sama ke manapun. Kini harus berpisah, meski itu tidak lama karena nanti malam pun akan bertemu. Itu pun kalau Ezra pulang! “Biasanya kau ada di sini, menemaniku.” Ezra menambahkan.“Kalau begitu, aku akan ke sana.”Lancang sekali mulut Poppy! Wanita itu langsung memukul mulutnya sendiri karena keceplosan.Sementara Ezra terkekeh. “Sepertinya mala rindu ini tidak bertepuk sebelah tangan,” seloroh Ezra yang sialnya benar. “Tapi sayangnya aku tidak mengizinkan
“Padahal aku sudah mengatakan tidak mau, Ezra.” Poppy menatap Ezra tajam.Sementara yang ditatap hanya meringis kecil. “Salah sendiri kenapa begitu menggoda!” balas Ezra.Poppy mendengus sebal. “Bahkan aku tidak menggodamu! Bagaimana bisa kau tergoda?” “Ck!” Ezra berdecak sebal kemudian menyeringai sambil membalas tatapan Poppy tidak kalah tajam. “Saat aku pulang, kau bahkan dengan sengaja menyingkap jubahmu agar pundak mulusmu itu terekspos, Poppy!” Raut wajah Poppy langsung berubah bingung. “Aku tidak melakukan itu!” sangkalnya.“Tapi pada kenyataannya aku melihatnya dengan jelas. Jadi … ayo coba jelaskan siapa yang menggoda.”Tatapan Ezra yang tampak ‘Lapar’ membuat Poppy menelan ludahnya kasar. “Itu … mungkin karena aku tidur, jadi tidak sengaja menyingkapnya.”“Itu lebih baik daripada menyakal, Poppy sayang.” Ezra mencolek dagu Poppy gemas. Tiba-tiba saja tubuh Poppy merinding dibuatnya. “Ezra, sepertinya sudah hangat. Ayo kita makan,” ujarnya mengalihkan pembahasan. Ezra
“Ayo masuk!” Keenan menyeret Poppy yang enggan masuk ke dalam rumah.Rumah yang dulu begitu hangat, tetapi kini menjadi dingin setelah Keenan mengusirnya.“Tidak, aku ingin pulang!”“Bagaimana kau bilang, jika rumah ini adalah rumahmu!” Poppy menggeleng cepat. “Bukan, ini bukan lagi rumahku setelah kau mengusirku!” Balasan dari Poppy membuat pergerakan Keenan melemah. Diingatkan Kembali dengan kejadian itu membuat Keenan merasa bersalah.Pria itu lantas menutup pintu dan menguncinya. Tidak lupa ia memasukan kuncinya ke dalam saku agar Poppy tidak bisa pergi ke mana-mana. “Poppy, sudah kubilang aku menyesal.” Keenan menunduk di hadapan Poppy. “Penyesalanmu tidak akan mengubah semuanya, Keenan.” Kali ini Keenan yang menggeleng. Pria itu menatap Poppy dalam, kemudian berkata, “Bahkan keadaan tidak ada yang berubah, Poppy. Kau masih istriku, kita … masih suami istri.” “Hanya status, tapi tidak dengan perasaan.” Menelan ludahnya kasar, Keenan baru menyadari ada yang berubah dari d
Prang! Bersamaan dengan pintu yang terbuka, sebuah vas bunga mengenai kepala Ezra.Sontak Poppy yang melihat itu melebarkan matanya dengan sempurna.“Ezra!” Poppy berhambur memeluk Ezra yang limbung, tetapi secepat kilat Keenan menariknya. Sehingga kini, Ezra tergeletak tidak berdaya dengan bersimbah darah.“Lepas!” Poppy berontak, ingin menghampiri Ezra.Namun, Keenan tidak mengizinkan.. Dengan sisa tenaganya, pria itu menyeret Poppy ke kamar sebelah kemudian menguncinya di sana.“Kau diam di sini!” sentak Keenan sebelum ia keluar.“Keenan! Keluarkan aku dari sini!” Wanita itu terus menggedor pintu, tetapi tidak diindahkan oleh Keenan. Hingga tiba-tiba kesadarannya direnggut. ***Setelah kesadarannya kembali, Poppy mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya masih berada di kamar yang sama. Tampak Keenan tidur di sampingnya dengan posisi miring–menghadapnya. Pakaian pria itu lusuh dengan beberapa noda darah. Wajahnya menampilkan kelelahan. Namun, itu semua tidak memb
“Tidak! Aku hanya ingin Poppy.” Belinda mengembuskan napas berat karena Ezra begitu teguh dengan perasaannya. “Ezra, kau bahkan tidak memiliki kesempatan.” Sepertinya … Belinda belum ingin menyerah. “Poppy mencintaiku. Kami saling mencintai! Bagaimana bisa kau menyebutnya tidak memiliki kesempatan?” Ingin sekali Ezra bangkit. Sayangnya … ia masih terlalu lemah. Sial! Ezra mengumpat dalam hati dengan kondisinya saat ini. “Bahkan dulu pun begitu. Tapi pada kenyataannya, kau malah dicampakkan.” Ezra benar-benar dibuat pusing dengan permintaan Belinda yang tidak mungkin dituruti! “Sudahlah. Sepertinya kau memang tidak ingin memiliki seorang cicit!” “Apa maksudmu?” “Aku tidak akan pernah menikah jika bukan dengan Poppy.” Sukses! Ancaman itu berhasil membuat Belinda ketar-ketir.“Jaga bicaramu, Ezra!” “Aku tidak sedang bercanda. Jika Nenek terus merengek seperti ini … lebih baik pulang saja. Karena keputusanku … tidak akan pernah berubah!” Teguh sekali pendirian Ezra. Seh
Ezra yang tidak diperbolehkan masuk dengan terpaksa menunggu di luar. Pria itu terus mondar-mandir–menunggu kabar dari dalam.“Ezra, apa yang sebenarnya terjadi?” Belinda yang baru mendengar berita tentang Poppy dari Kevin pun langsung menyusul. Wanita tua itu tampak cemas. “Aku tidak tahu,” jawab Ezra. Tidak lama seorang dokter keluar dari ruangan yang tidak disia-siakan oleh Ezra untuk mencari informasi.“Bagaimana keadaan calon istriku?”Dokter itu mengerutkan kening begitu mendengar pertanyaan Ezra. “Maksud Anda—” “Kau boleh pergi,” ujar Keenan yang tiba-tiba keluar. Mendapatkan perintah dari Keenan, dokter itu lantas pergi. Sehingga kini, tinggallah Ezra yang menatap Keenan dengan sengit.“Apa yang kau lakukan hingga membuat calon istriku terluka?” Keenan berdecih kemudian masuk tanpa menjawab pertanyaan Ezra. Terang saja hal itu mengundang murka. Ezra berniat menyusul, tetapi Belinda menahannya.“Ezra, sudah. Jangan buat keributan di sini!” “Aku harus mencari tahu keada
Tidak dapat menolak perintah orang tersebut, akhirnya perawat yang berjaga membiarkan Seren masuk.Wanita itu melenggang lalu melipat kedua tangannya di depan dada begitu berdiri di hadapan Poppy yang terduduk lemas. “Ck! Seharusnya aku membunuhmu saat itu!” cetus Seren membuat Poppy memicingkan mata. “Jadi kau yang membuat keterangan palsu itu?” “Tentu saja! Kau tahu sejak dulu aku begitu menginginkan Keenan.” Dengan bangganya Seren mengakui kejahatannya. Mendengarnya cukup membuat Poppy terkejut. Meski sudah mengetahui jika Seren akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Keenan, tetapi ia tidak mengira jika Seren bisa melakukan hal sejauh ini. “Kalau begitu seharusnya kau bekerja lebih keras agar kelakuanmu tidak diketahui!” balas Poppy menatap Seren dengan malas. Jelas hal itu membuat Seren menatap Poppy heran. “Apa maksudmu?” “Sebelumnya aku sangat berterima kasih karena kelakuanmu yang menyebalkan itu membuatku mengetahui jika Keenan bukanlah pria yang keren! Pria itu me
Pray! Peralatan medis yang ada di atas meja berserakan begitu saja akibat Keenan yang menyapunya dengan kasar. Amarah pria itu memuncak ketika kembali setelah menyelesaikan operasi, tetapi tidak menemukan Poppy di kamar inapnya. “Apa yang kau lakukan sebenarnya? Menjaga satu wanita sakit saja tidak bisa!” hardik Keenan kepada perawat yang tadi ia tugasnya untuk menjaga Poppy. Perawat itu hanya mampu tertunduk sambil meminta maaf karena tidak berhasil menjaga amanah Keenan.Melihatnya membuat Keenan semakin geram. Pria itu lantas membawa langkahnya menuju ruang CCTV dengan cepat.“Putar video di ruang gabriel,” perintahnya kepada petugas CCTV. “Baik.” Saat akan memutar ulang, petugas itu mendapati siaran ulang yang hilang. “Apa yang terjadi? Kenapa lama sekali?” Keenan mulai tidak sabar.“Mohon maaf, Pak. Sepertinya ada yang membobol sistem keamanan kita, sehingga ada beberapa rekaman yang terhapus secara permanen.” Emosi Keenan semakin memuncak mendengarnya. Pria itu tidak meng