Chapter: Bah 58. Melepas rinduPagi ini Erlan merasakan sesuatu yang berbeda. Pemandangan di pagi hari--di mana ia melihat Alyn dan Gempi yang tampak akrab membuat hati Erlan menghangat. Kini, pria itu baru menyadari betapa beruntungnya ia menikahi Alyn."Papa, apa hari ini kau akan mengantarkanku sekolah?" tanya Gempi ketika mereka tengah sarapan."Tentu saja. Memang siapa lagi yang akan mengantarkanmu?" "Tapi aku juga ingin diantar oleh Mama!" Gadis manis itu kemudian menatap Alyn dengan penuh harap. "Yeah, mama juga akan ikut mengantarkanmu!" balas Alyn membuat Gempi membelalak."Jadi kalian berdua akan mengantarku?" tanya Gempi penuh semangat.Alyn lantas mengangguk, membuat Gempi berseru. Sedangkan Erlan tersenyum tipis. Hingga lagi-lagi hatinya mensyukuri kehadiran Alyn di tengah-tengah gersangnya rumah setelah kepergian mendiang istrinya."Yeaay, mama dan papa sudah baikan!" seru Gempi membuat Alyn refleks menoleh ke arah Erlan, lalu melebarkan mata. "Gempi," ucap Erlan baru menyadari jika Gempi bisa mem
Last Updated: 2025-12-01
Chapter: Bab 57"Tadi Gempi merengek ingin ikut dan bertemu denganmu, jadi aku sengaja membawanya ke mari," terang Erlan setelah mereka menghabiskan waktu bersama dengan Gempi.Kini gadis manis itu sudah tidur di antara Erlan dan Alyn, dengan posisi memeluk lengan Alyn. Sehingga membuat Alyn sulit bergerak."Aku minta maaf, karena waktu tenangmu jadi terganggu." Erlan menambahkan sambil melirik ke arah Gempi.Dengan pelan Alyn menggeleng. Kemudian wanita itu berkata, "Tidak apa-apa, Mas. Mas Erlan tidak perlu meminta maaf.""Tapi tetap saja. Bukankah kau membutuhkan waktu untuk beristirahat?""Aku memang membutuhkannya, tapi aku rasa sudah cukup. Em ... besok aku juga akan pulang," terang Alyn membuat Erlan mengerjap beberapa kali, lalu menatap wanita itu dengan tatapan tak percaya."Maksudnya, kau akan kembali ke rumah kita?" Erlan memastikan jika dirinya tidak salah mendengar."Bukankah sekarang itu adalah rumahku juga, Mas? Kau suamiku, tempat aku pulang ketika masih berada di dunia adalah kau ...
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 56Alyn yang tidak memiliki jadwal penerbangan pun memilih menghabiskan waktu di kebun kecil yang ada di halaman belakang rumahnya. Kebetulan Erin memang senang berkebun untuk dikonsumsi sendiri, maupun dibagikan kepada para tetangga. "Alyn, apa kau tidak akan pulang?" tanya Erin menghentikan kegiatannya sejenak. "Memang aku harus pulang ke mana? Bukankah ini rumahmu, Bu? Jadi rumahku juga!" Erin mendesah pelan lalu menatap Alyn dengan serius. "Maksud ibu rumah Erlan. Mau bagaimanapun sekarang kau adalah istrinya, sudah seharusnya kau ikut dengannya." "Jadi apa artinya aku tidak bisa tinggal di sini, Bu?" "Oh astaga, kenapa pikiranmu sempit begitu?" keluh Erin menbuat Alyn terkekeh kecil. Wanita itu paham ke mana arah bicara ibunya, tetapi memiliki berpura-pura pada awalnya. "Aku sudah mengatakan akan tinggal sementara waktu di sini, dan Mas Erlan tidak keberatan. Jadi bukankah tidak apa-apa aku tinggal di sini? Aku sudah mendapatkan izin, Bu!" "Yeah, tapi bagaima
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Bab 55. Foto"Apa kau akan ikut pulang dengannku sekarang?" tanya Erlan setelah mereka sarapan. Pelan Alyn menggeleng, membuat Erlan yang melihatnya tampak mendesah. "Maaf, Mas. Tapi jika boleh, aku ingin menginap sehari lagi di sini. Apa tidak apa-apa?" Tak langsung menjawab, Erlan tampak menatap istrinya sejenak. Setelahnya ia mengangguk pelan. "Kalau memang itu yang kau inginkan, maka baiklah. Aku izinkan," ucapnya. "Terima kasih." "Sama-sama, Sayang," balas Erlan kemudian bersiap untuk berangkat. "Aku berangkat dulu, kamu istirahatlah yang cukup," sambung Pria itu menarik Alyn ke dalam pelukannya, kemudian mengecup kening sang istri dengan singkat. Maunya Erlan berlama-lama, tetapi pria itu juga sadar betul jika ia terlalu ugal-ugalan, maka Alyn bisa saja merasa semakin tidak nyaman saat bersamanya. Sehingga Erlan memilih melakukan pendekatan secara perlahan .... "Hemm," sahut Alyn singkat lalu mundur satu langkah setelah Erlan melepaskan pelukan. Melihat hal itu membuat E
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 54. Menginap"Ekhem!" Deheman itu berhasil membuat Alyn dan Erin menoleh ke arah sumber suara. Sehingga membuat kedua wanita berbeda generasi itu terkejut--khawatir andai Erlan mendengar apa yang dikatakan Alyn barusan. Meski pada kenyataannya memang Erlan sudah mendengar. Namun, pria itu tampaknya memilih untuk berpura-pura tak mendengar. Terbukti dengan senyum yang ia tampilkan kepada istri dan mertuanya. "Kalian sedang apa?" tanya Erlan membuat Erin menyenggol lengan anaknya. "Em ... aku sedang membantu ibu membuat sarapan," jawab Alyn pada akhirnya. "Kalau begitu, apa aku harus membantu juga?" Pria itu benar-benar berusaha keras untuk berpura-pura dan tidak memikirkan ucapan Alyn tadi. Meski tak dapat ia pungkiri jika dirinya merasa terganggu dengan itu semua. Bercerai? Tidak, Erlan tidak akan melepaskan Alyn. Ini bukan lagi tentang Erlan yang takut jika Gempi kehilangan sosok ibu. Namun, ini mengenai perasaannya yang sudah menyadari jika dirinya begitu mencintai Alyn. "Tidak.
Last Updated: 2025-02-20
Chapter: Bab 53. Berpisah?Menggeliat, Alyn baru saja bangun merasakan tubuhnya terasa berat. Sehingga dengan segera ia membuka mata dan mendapati ada Erlan yang memeluknya dengan erat. Hal itu jelas membuat Alyn terdiam beberapa saat sambil menatap wajah Erlan yang terlelap dengan seksama. Hingga akhirnya wanita itu memilih untuk menyingkirkan lengan Erlan secara perlahan, karena panggilan alam mendesaknya untuk lekas ke kamar mandi. Namun, gerakan kecil yang Alyn lakukan malah membuat Erlan terganggu. Pria itu membuka mata secara perlahan lalu menatap Alyn dengan matanya yang sayu. Hanya beberapa detik, karena setelahnya Erlan yang tersadar langsung menarik diri. "Sayang, maaf aku sudah lancang." Tidak seperti biasanya--Erlan yang sering mengelak, tetapi kali ini pria itu malah meminta maaf. Membuat Alyn terkejut dengan sikap Erlan. Maka dengan gerakan kaku Alyn mengangguk. "Hemm," sahutnya. "Aku akan ke kamar mandi." Wanita itu menambahkan seraya turun dari ranjang. "Iya," sahut Erlan sambil menga
Last Updated: 2025-02-02
Chapter: Bab 86. Tajam"Cokelatnya sudah dingin." Letha mengeluh saat meraih cangkir cokelat miliknya dan sudah dingin. Tubuh perempuan itu menggigil setelah lama berada berada di kolam renang.Melihat hal itu lantas membuat Jaden mengambil handuk, lalu menyampirkan di pundak Letha. "Setidaknya ini akan menghangatkanmu," ucap Jaden saat Letha mendongak.Perempuan itu mengangguk singkat, lalu mengeratkan handuk tersebut. Sedangkan Jaden memilih menghubungi pelayan untuk dibuatkan cokelat dan kopi lagi. "Ini minumlah." Jaden kembali sambil menyerahkan secangkir cokelat panas."Terima kasih," ucap Letha menerima coklat tersebut, dan meneguknya secara perlahan. "Pelan-pelan, nanti bibirmu melepuh," ujar Jaden mewanti-wanti.Pria itu kemudian duduk di samping Letha, lalu memeluknya--memberikan kehangatan tambahan. Hingga membuat Letha merasa nyaman."Kau ingin membersihkan diri?" tanya Jaden saat Letha bangkit."Hemm. Tubuhku lengket.""Kalau begitu, mau aku temani?" Jaden mengedipkan sebelah matanya.Buru-b
Last Updated: 2025-12-01
Chapter: Bab 85. Kolam renang"Ingin berkeliling?" Jaden menatap Letha yang masih bergelung dengan selimut. Padahal langit sudah begitu cerah. "Ini dingin. Sebaiknya aku tinggal di sini saja," balas Letha membuat Jaden geleng-geleng, tapi kemudian mengangguk paham."Baiklah, jika itu maumu," ujar Jaden kemudian membawa langkahnya keluar dari kamar saat mendengar ketukan pintu. Seorang pelayan tampak berdiri di ambang pintu dengan dua cangkir kopi dan cokelat panas, lalu beberapa kudapan."Mohon maaf telah mengganggu. Saya ingin mengantarkan ini," ucap Pelayan tersebut."Hemm, tidak apa-apa," sahut Jaden kemudian mengambil alih nampan tersebut, lalu menutup pintu.Setelahnya Jaden kembali masuk ke kamar, membuka jendela yang terhubung dengan kolam renang air hangat. "Aku akan beredam sebentar. Kau bisa tidur kembali," ujar Jaden setelah menyimpan nampan di atas meja bundar, lalu menghampiri Letha yang masih berada di ranjang."Kau tidak dingin, Hubby?" tanya Letha merasa berat untuk membuka mata.Cuaca dingin
Last Updated: 2025-11-30
Chapter: Bab 84. Lebih lama"Durasinya sudah jauh lebih lama, Hubby."Letha menatap Jaden dengan napas yang terengah. Keduanya baru saja selesai menuntaskan hasrat yang tiba-tiba menggebu. Sebab suasana dan cuaca yang begitu mendukung tadi. Meski kadang kala Letha belum merasa puas, tapi ia memaklumi. "Tapi aku merasa belum ada apa-apanya. Kau bahkan belum selesai saat tiba-tiba aku sedang berada di puncak," ujar Jaden selalu merasa bersalah setelahnya. Perempuan tersenyum tipis, lalu menggeleng. "Tidak apa-apa, semua butuh proses. Lagipula, ini sudah lebih lama dari sebelumnya. Aku memahami," balasnya."Terima kasih," ucap Jaden, kemudian menarik Letha ke dalam pelukannya. Jaden merasa merasa beruntung karena dalam kondisinya yang memalukan seperti ini, Letha masih mau menerima tanpa banyak mengeluh."Sama-sama," balas Letha kemudian mundur, hingga pelukan Jaden terlepas."Kenapa?" tanya Jaden menatap Letha kebingungan. "Aku ingin ke kamar mandi sebentar," terang Letha membuat Jaden mengangguk paham."B
Last Updated: 2025-11-29
Chapter: Bab 83. Selalu ada"Kau merasa lelah?"Jaden memeluk Letha dari belakang saat perempuan itu berdiri menatap pemandangan di depannya. Yaitu sebuah danau jernih dan tenang.Refleks Letha menoleh sebentar, lalu kembali menatap hamparan biru kehijauan di depannya."Cukup lelah, tapi ketika melihat pemandangan ini semuanya terbayarkan," ujar Letha masih menatap kagum pemandangan di depannya. Pria itu sengaja telah mengajak Letha pada beberapa destinasi wisata untuk memanjakan sang istri. Hingga setelah beberapa hari, tempat terakhir yang mereka kunjungi adalah danau yang berada di bawah kaki gunung. Sehingga suasana terasa lebih asri dan menenangkan, juga cuaca yang sangat dingin. "Jadi kau menyukainya?" Sengaja Jaden menumpukan dagunya pada pundak rapuh Letha. Hingga embusan napasnya dapat dirasakan oleh perempuan itu."Hemm. Aku tidak pernah berkunjung ke tempat ini sebelumnya," ujar Letha sedikit merasa sesak, sebab ketika teringat di masa lalu--saat keluarganya pergi liburan, ia tidak pernah diajak d
Last Updated: 2025-11-29
Chapter: Bab 82. Praktek"Jadi dia istrimu, Tuan?"Seorang pria paruh baya melihat ke arah Letha yang duduk di samping Jaden, lalu kembali menatap pria itu. Sehingga Jaden pun secara refleks menoleh sebentar ke arah Letha yang duduk di sampingnya, lalu mengangguk dan kembali menatap dokternya. "Iya, Prof!" Pria paruh baya bernama Darco itu lantas mengangguk paham, lalu melempar senyum tipis. "Ternyata kau pandai juga dalam memilih pasangan! Dia masih muda, cantik, dan berkharisma." Jaden tersenyum lebar, lalu menatap Letha dengan penuh kebanggaan. "Benar, seperti yang Anda katakan. Istriku masih muda, cantik, berkharisma, dan tentu masih ada kelebihan yang tidak orang lain tahu selain aku!" "Hubby, kau berlebihan!" cicit Letha dengan pipi yang memerah."Kenapa? Memang seperti itu adanya!" Letha tak mampu berkata-kata. Hatinya berbunga-bunga, tapi juga malu karena Jaden memujinya terlalu berlebihan. Sehingga memilih menunduk, dan tidak melayani gombalan suaminya.Jelas Darco yang melihatnya jadi gemas s
Last Updated: 2025-11-29
Chapter: Bab 81. Partner"Baby ...!"Jaden merentangkan tangan untuk menyambut Letha yang baru saja melakukan pendaratan. Sontak Letha yang melihat hal itu pun lekas berlari menghampiri. Hingga mendapatkan teguran dari Nico dan Jaden secara bersamaan."Nyonya, hati-hati!" "Baby, jangan berlari!" Refleks Jaden langsung menoleh dan menatap Nico dengan tajam. Hingga membuat Nico menunduk dalam."Hubby, aku merindukanmu!" ujar Letha berhambur dalam pelukan Jaden.Atensi Jaden langsung teralih. Pria itu menunduk--menatap Letha yang memeluknya, lalu membalas pelukan tersebut. "Aku pun sama!" balas Jaden lalu mendaratkan beberapa kecupan di puncak kepala Letha.Tak terlalu lama mereka berpelukan, Letha lebih dulu mengurai pelukan, lalu mundur selangkah agar bisa menatap Jaden lebih jelas. "Hubby, bisa-bisanya kau menyuruhku ke mari!" ujar Letha sambil mendelik sebal."Bukankah tadi malam ada yang merengek ingin bertemu, huh?" tanya Jaden sarkas.Letha meringis kecil, lalu berkata pelan, "Tapi aku tidak mengira
Last Updated: 2025-11-28
Chapter: S2.TamatTidak bisa memutuskan begitu saja, Sesil diam. Sehingga Keenan kembali menocba meyakinkan. "Sesil, aku benar-benar lajang." "Meski begitu, kita bahkan tidak saling mengenal.""Kita bisa belajar mengenal satu sama lain lebih dulu jika begitu." "Lantas jika aku tidak merasa cocok denganmu, bagaimana?" tanya Sesil menatap Keenan dengan tajam."Kita tetap harus menikah."Tentu saja keputusan Keenan membuat Sesil mendengus sebal. "Jika keputusannya sama, untuk apa melakukan pendekatan?"Keenan terkekeh kecil dengan tangan yang mengusap ujung kepada Alice. "Karena aku yakin kau akan merasa cocok denganku." Begitu percaya dirinya Keenan mengatakan itu, sehingga membuat Sesil lagi-lagi mendengus. "Kau terlalu percaya diri!" cetus Sesil."Kau akan merasakannya jika sudah menjalani." "Sayangnya aku tidak mau," ujar Sesil masih teguh dengan pendirian. Mendensah pelan, Keenan menatap Sesil dengan serius. "Sesil, pertimbangkan baik-baik. Ini demi Alice. Lagipula ... apa yang mampu membiay
Last Updated: 2024-04-15
Chapter: S2Kali ini Sesil yang mengerutkan kening. Apa maksudnya Keenan mengatakannya bodoh? "Dari pada bingung, lebih baik kau ikut denganku!" ujar Keenan lantas mengajak Sesil untuk kembali ke restoran tempat ia berkumpul dengan teman-temannya.Tentu dengan tidak semerta-merta Sesil mau ikut. Wanita itu menggeleng lalu berkata, "Untuk apa aku ikut denganmu? Aku bahkan tidak memiliki kepentingan hingga harus mendengarkan penjelasanmu!" Mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu Keenan sadar jika ini tidak akan mudah. Terlebih ia dan Sesil yang bahkan hanya berhungan ketika malam itu saja. "Tentu saja kita memiliki kepentingan! Apa kau tidak lihat Alice merindukanku? Merindukan papa kandungannya!" Menggeleng dengan cepat, Sesil menyangkal itu semua. "Tidak, Alice tidak merindukanmu." "Benarkah?" Keenan lantas menoleh ke arah Alice yang sekarang berada dalam gendongannya. "Alice, apa kau tidak merindukan papa?" Tentu Alice yang masih polos tidak mengerti jik mamanya tengah menghindari pria ya
Last Updated: 2024-04-14
Chapter: S2Sesil dan Alice langsung menoleh ketika mendengar nama mereka dipanggil. Keduanya tampak terkejut ketika mengetahui yang memanggil mereka adalah Keenan. Hanya saja mereka memiliki reaksi yang berbeda. Jika Sesil langsung pucat. Sangat bertolak berlakang dengan Alice yang sangat bahagia. Gadis kecil itu bahkan langsung memanggil Keenan sambil melambaikan tangan. "Papa!" Keenan membalas lambaian tangan Alice kemudian berjalan mendekat. Membuat Sesil yang menyadari itu lekas pergi dari sana.Sesil berbalik sambil menarik Alice sedikit kasar karena takut akan kehadiran Keenan yang semakin mendekat. "Alice, ayo kita pergi!""Tidak! Aku ingin bertemu Papa." Alice menahan sekuat tenaga, tetapi tenaganya sangat jauh dari sang mama. Alhasil Alice terseret yang membuat Keenan yang melihat itu tidak terima. Keenan berlari, mempercepat langkahnya untuk mengejar Sesil. Sehingga kakinya yang panjang berhasil menyusul. "Tunggu!" seru Keenan seraya menghadang jalan Sesil sambil merentangkan kedu
Last Updated: 2024-03-12
Chapter: S2Tiba di rumah, Sesil langsung memasukkan semua pakaiannya ke koper. Wanita itu tidak bisa diam saja karena takut jika Keenan akan merebut Alice darinya.Tidak, Sesil tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Ia yang mengandung dan melahirkannya. Sesil juga yang merawatnya sampai sekarang. Jadi yang berhak atas Alice adalah dirinya. "Mama, kita mau ke mana?" tanya Alice ketika Sesil selesai mengemasi pakaiannya, dan mengajak Alice untuk pergi. "Kita ke rumah nenek, Alice. Kau tau, Nenek sudah merindukan kita!" Dengan cepat Alice menggeleng. "Tidak! Aku akan tetap tinggal di sini," cetusnya."Alice---" "Papa sudah berjanji akan pulang, jadi aku akan menunggunya!" Sesil mendesah frustasi. Lagi-lagi anaknya itu bersikap keras kepala dalam keadaan genting seperti ini. Sehingga membuat Sesil semakin terpojok. "Kita bisa beritahu papa, biarkan papa menyusul nanti. Hemm?" Sekuat tenaga Sesil menahan dirinya untuk tidak marah kepada Alice. Karena bagaimanapun Alice tidaklah salah.
Last Updated: 2024-02-18
Chapter: S2. Bab 3. Tes DNA"Mohon maaf sebelumnya, tapi bisakah Anda tidak mengaku-ngaku sebagai papa dari anak saya?" Sesil menatap Keenan dengan tajam.Sementara Keenan tampak lebih tenang dari sebelum-sebelumnya. Banyak pelajaran yang pria itu ambil dari kejadian beberapa tahun terakhir. Sehingga ia bersikap lebih tenang. "Maafkan saya jika memang perbuatan saya tadi membuatmu tidak nyaman. Saya hanya ingin menyenangkan Alice," ucap Keenan begitu tenang.Sesil mendesah pelan lalu berkata, "Tetapi perbuatan Anda akan membuat Alice menjadi ketergantungan. Alice anak yang kadang keras kepala, jadi saya khawatir jika nanti Alice akan benar-benar menganggap Anda sebagai papanya." "Jika memang demikian ... saya tidak keberatan," ujar Keenan lagi-lagi membuat Sesil merasa pening. Seharusnya Keenan melakukan penolakan. Terlebih bagaimana jika istri dari pria itu salah paham andai melihat Alice yang memanggilnya dengan sebutan papa? Oh, ayolah! Sesil tidak tahu saja jika Keenan sudah menduda selama lima tahun ini
Last Updated: 2024-02-17
Chapter: S2. Bab 2. Papa!"Pak Keenan," tegur Gigi ketika melihat Keenan yang malah melamun. Sontak hal itu membuat Keenan terperanjat. Sehingga cangkir yang dipegangnya terjatuh. Prang! Pecahan kaca itu berserakan, membuat Keenan refleks menghindar. Pria itu mendesah sambil menunduk, menatap pecahan kaca tersebut dengan datar. “Dokter, tidak apa-apa?” tanya Gigi panik.“Hemm. Tolong panggilkan petugas kebersihan,” ujar Keenan sambil berlalu. Setelahnya Keenan mengembuskan napasnya dengan kasar. Entah kenapa senyum Alice terus menari-nari dalam pikirannya. Hingga dadanya berdebar-debar, seolah merasakan kerinduan yang mendalam. Padahal ia baru sekali bertemu dengan anak gadis itu! Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di rumah Sesil. Wanita itu menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu memejamkan mata. Pertemuannya dengan Keenan jelas membuat Sesil terganggu. Wanita itu bahkan menjadi teringat dengan malam panas bersama Keenan.“Mama,” panggilan dari Alice lantas menyadarkan Sesil. Buru-buru ia menggele
Last Updated: 2024-02-11
Istri Penyelamat CEO Amnesia
Indah tidak pernah menyangka bahwa lemburnya akan membuat dia terlibat dengan Bara--CEO muda di tempatnya bekerja!
Karena lembur, Indah memilih untuk pulang lewat jalan kecil agar sampai ke rumahnya dengan cepat seperti biasa. Namun, Indah justru menemukan mobil sang bos menabrak pembatas jalan. Dengan tulus, dia menyelamatkan Bara dan memintanya bertahan. Sayang, kecelakaan itu mengakibatkan Bara amnesia dan hanya mengingat suara Indah saat menolongnya!
Bara kini tak mau lepas dari Indah yang katanya penyelamat hidupmua. Bahkan, Indah dipindahkan dari divisi administrasi menjadi sekretaris. Tak berhenti di sana, Bara juga ingin menikahi Indah! Meski tak mengerti mengapa Bara bersikukuh, Indah pun terpaksa menikahi CEO muda itu pada akhirnya.
Lantas, bagaimana pernikahan keduanya? Apakah mereka akan berakhir bahagia atau justru berpisah? Terlebih, jika ingatan Bara ternyata sudah kembali? Haruskah Indah terluka?
Read
Chapter: Bab 111. Maafkan aku“Mohon maaf, Pak, tapi keinginan Anda tidak bisa saya lakukan,” ujar Dokter Kristi yang membuat Bara murka.“Kenapa tidak bisa? Bukankah teknologi semakin maju!” “Itu karena akan membahayakan janin dan ibunya, Pak. Terlebih dengan kondisi Nona Indah yang kurang baik.” Dokter Kristi mencoba memberi pengertian agar Bara tidak memaksakan kehendak.“Aku tidak peduli! Lakukan atau karirmu hancur,” cetus Bara membuat Dokter Kristi ketakutan.Bagaimanapun bagi Bara akan mudah menghancurkan karirnya. “Pak, tolong pertimbangkan kembali,” ujarnya mulai goyah. “Tidak, keputusanku sudah bulat!”Mendengar perdebatan suaminya dengan Dokter Kristi membuat Indah kecewa. Perempuan yang sejak tadi hanya diam itu bangkit membuat Bara dan Dokter Kristi langsung menoleh ke arahnya. “Mau ke mana kamu?” tanya Bara.“Sudah cukup, Mas. Kalau memang kamu tidak mempercayai aku hamil anakmu tidak apa-apa. Anggap saja aku memang melakukan seperti apa yang kamu pikirkan, Mas.” Terang saja ucapan Indah memancing
Last Updated: 2023-09-06
Chapter: Bab 110. Buktikan!Berita tentang Mawar dan Zulfi yang dibawa oleh polisi sudah menyebar di kalangan karyawan dan kolega bisnis Bara, termasuk kedua orang tuanya. Karena itulah kini Bara dimintai Roki untuk datang ke rumahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi? Coba jelaskan,” pinta Riko dan Diana.Tidak langsung menjawab, Bara lantas mengembuskan napas dengan kasar terlebih dahulu. “Sebenarnya ingatanku sudah kembali,” ujar Bara membuat kedua orang tuanya kaget bukan main.“Jadi kamu sudah mengingat semuanya, Bara?”“Iya, Mam.” “Lalu kenapa tidak menceritakannya kepada kami?” Roki menuntut penjelasan lebih.“Karena aku ingin mengungkap lebih dulu pelaku dibalik kecelakaan yang kualami.”“Artinya kamu kembali bersama Mawar itu juga bagian dari rencana?” “Iya, Pap.” Bara mengangguk membenarkan membuat Roki mengusap wajahnya kasar. “Kamu keterlaluan, Bara!”Bentakan dari Roki membuat Bara terkejut. Ia pikir pria paruh baya itu akan senang karena ingatannya sudah kembali.“Keterlaluan bagaimana?” “Kamu sud
Last Updated: 2023-09-05
Chapter: Bab 109. Tangkap diaBara pulang dalam keadaan mabuk parah, membuat Indah yang sedang terlelap tersentak ketika tiba-tiba Bara menjatuhkan diri di sampingnya. “Mas, Bara,” ucap Indah lantas bangkit.Bau menyengat yang menguar dari tubuh Bara membuat Indah mual. Meski begitu, Indah tetap membantu Bara melepaskan sepatu juga jas yang masih melekat di tubuh tegap suaminya. “Kenapa senang sekali minum minuman terlarang?” gumam Indah.*** Mata setajam elang itu mengerjap beberapa kali hingga akhirnya dibuka dengan sempurna. Bara mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya sudah berada di kamar. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang terasa pening. “Mas, Bara,” ucap Indah yang baru saja masuk kamar.Bara lantas menoleh sebentar lalu membuang muka ketika ingatannya kembali pada saat kemarin ia mendapati Indah di mushola bersama Dirga. “Kau, dari mana kemarin?” tanyanya.Pria itu sudah tidak tahan lagi dengan praduganya selama ini. Pria itu menatap Indah nyalang. Membuat Indah menelan ludahnya kasar
Last Updated: 2023-09-04
Chapter: Bab 108. Di balik wajah luguBara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain yang sekiranya menghalangi jalan bagi dirinya. Pria itu bahkan mengabaikan protes yang dilakukan oleh pengguna jalan lain. Tidak peduli klaksonan atau pun umpatan yang terdengar. Dalam pikirannya ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya karena Indah dengan tega melakukan hal tercela di kantor dengan pria lain. Sungguh, pria itu tidak menyangka jika Indah sampai hati melakukan hal tersebut. Padahal ia pernah berpikir jika perempuan yang menjadi penyelamat hidupnya merupakan perempuan baik-baik. “Haha … hahaha ….” Pria itu tertawa seperti kesetanan. Ia merasa bodoh karena berhasil dibodohi oleh wajah polos Indah. Ternyata di balik wajah lugu Indah tersimpan sebuah kenyataan yang membuat Bara tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada dalam benak Bara sekarang. Pertanyaan mengenai Indah yang bisa-bisanya malah melakukan hal seperti itu terus berputar di pikiran Bara. Sampai pria itu tidak sadar ji
Last Updated: 2023-07-03
Chapter: Bab 107. KejamBara yang berjalan tergesa tentu menjadi pusat perhatian semua orang. Meski begitu tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menyapa. Semuanya memilih menyingkir–memberikan jalan untuk pria tersebut. Sampai akhirnya Bara tiba di ruangannya. Dengan keras ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Sehingga Mawar yang berniat masuk untuk menyusul pun mengurungkan niat kala ia akan masuk, tetapi pintu dengan keras tertutup. Wanita itu hanya mampu berdiri mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Sementara matanya melebar dengan napas yang terengah akibat berlari menyusul Bara. Dengan kasar ia mendengus kemudian berbalik–berniat ke meja kerjanya. Namun, Mawar malah dikagetkan dengan kehadiran Zulfi yang sudah ada di belakangnya entah sejak kapan. “Sepertinya ada hal penting yang sedang dilakukan Pak Bara,” ujar Zulfi yang dibalas delikan oleh Mawar. “Hemm, aku tau! Tapi entah apa itu. Bisakah kamu menyeledikinya?” Permintaan itu ditanggapi Zulfi dengan mengangkat satu
Last Updated: 2023-07-03
Chapter: Bab 106. SeanTiba di rumah Indah lantas turun dari mobil setelah membayar ongkosnya. Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang yang menjulang tinggi. Tidak perlu banyak bicara, penjaga rumah pun sudah mengetahui jika Indah adalah nyonya di rumah tersebut. Sehingga dengan sedikit keheranan karena tidak biasanya Indah pulang sangat cepat pun membukakan gerbang. “Siang, Nyonya,” sapa Pak satpam yang berjaga. Dengan seulas senyum yang sangat tipis Indah membalas sapaan satpam tersebut. Bukan karena ia tidak ramah, tetapi ia yang lelah membuat Indah ingin segera tiba di kamar. Setelahnya Indah masuk rumah kemudian menaiki anak tangga untuk tiba di kamar.Begitu tiba, Indah membuka kerudung yang sejak tadi menutupi kepalanya. Lantas setelahnya ia merebahkan diri di atas ranjang. Meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara di tempat lain, Bara sedang melakukan pertemuan dengan lawan bisnisnya di salah satu restoran. Mereka melakukannya di sana sekalian untuk makan sia
Last Updated: 2023-07-01