Share

Masih nasi goreng.

Beberapa saat sebelum Angel keluar dari kamar, untuk mencari makan malam.

Bagas yang di penuhi oleh rasa bersalah, masih berdiri di depan pintu kamar sang istri, hingga suara tangisan tak terdengar lagi.

Pria tersebut bahkan masih terus berdiri di sana hingga beberapa menit setelahnya.

Ia hanya diam mematung, termenung dan bergulat dengan hati dan pikiran sendiri, tidak mengetuk pintu, atau juga kembali masuk untuk memastikan kondisi sang Angel di dalam kamar.

Sejak kapan air mata yang sempat meleleh dari manik mata miliknya mengering, dirinya sendiri juga tidak menyadari.

Untuk waktu yang terlewati di depan ruangan kamar, ia tidak merasakan bahwa semuanya adalah salah dan teraniaya.

Mungkin, ia memang patut melakukan hal tersebut, atau memang sengaja di lakukan untuk sedikit mengurangi rasa bersalah dalam hati.

Entahlah, apa yang teronggok di pikiran Bagas sekarang, yang jelas dia di sana masih diam tak bergeming.

Hingga sebuah lengkungan kecil muncul di bibirnya, balutan sorot mata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status