Share

Surprise!

Kedua kaki Chloe bergetar hebat selama acara perkenalan jurusan berlangsung. Lebih tepatnya setelah mc memperkenalkan seorang dosen bernama Juanito Alexander.

Sampai-sampai perempuan yang duduk di sebelah Chloe meminta dirinya untuk segera izin pergi ke toilet saja, karena melihat kakinya yang terus-menerus bergetar layaknya sedang menahan ingin buang air kecil. Merasa kalau itu adalah ide yang bagus untuk menenangkan hati juga pikiran, jadi Chloe beranjak dari posisinya dan melangkah keluar dari aula secepat mungkin.

Pasti cuma mirip, batin Chloe berkata. Iya betul. Pasti cuma mirip.

Chloe menangkup kucuran air yang keluar dari dalam keran wastafel. Membasuh wajahnya beberapa kali, kemudian memosisikan kedua tangannya bertopang pada meja wastafel. Dadanya bergerak kembang kempis menghirup udara. Dan untuk yang terakhir kalinya, diambilnya udara begitu dalam, lalu dihembuskan perlahan melalui mulut. Barulah setelah itu napasnya mulai teratur.

Chloe melihat cermin lebar di depannya.

“Ngga mungkin dia grim reaper yang mau bawa gue akhirat, kan?” tanyanya pada pantulan dirinya sendiri. “Grim reaper jadi manusia? Ngga mungkin, kan? Haha, udah gila nih gue kayaknya. Kebanyakan duduk, panasnya jadi lari sampai ke otak!”

Dibasuhnya kembali wajahnya. Kali ini Chloe sampai menggosok-gosok wajahnya hingga merah seperti kepiting rebus.

“Gue yakin pasti cuma mirip,” tegas Chloe untuk kesekian kalinya. Tidak lagi berdiri bertopang pada wastafel, melainkan sudah berganti menjadi berjalan mondar-mandir di depan wastafel. “Lagi pula, mana mungkin sih grim reaper jadi dosen? Udah habis masa kontraknya jadi grim reaper atau gimana? Apa mungkin dipecat gara-gara ngga berhasil bawa gue ke akhirat?”

Belum selesai bermonolog, seseorang tiba-tiba membuka pintu toilet. Sekilas melihat Chloe dengan tatapan aneh, karena Chloe mendadak salah tingkah saat dia masuk. Alhasil, Chloe memilih keluar dari toilet dan kembali ke dalam aula.

***

“Terima kasih untuk semua yang hadir dalam orientasi ini. Meskipun pelaksanaannya cuma satu hari, semoga momen ini terkenang di hati kalian untuk selamanya … ya ampun puitis banget, ya? Hahaha. Okay, untuk agenda selanjutnya adalah agenda bebas. Seharian ini di sepanjang lingkungan Seirios bakal ada banyak stan-stan terkait segala macam kegiatan yang ada di kampus kita. Stan makanan minuman juga ada. Kalian boleh lihat-lihat, tapi kalau untuk stan jurusan matematika, ya pastinya cuma ada di sekitaran gedung kita ini aja. Dijamin seru, dijamin rame, dijamin kece!”

Diiringi dengan tepukan tangan setiap orang yang ada di aula, perkenalan jurusan hari ini resmi ditutup. Semua orang mulai bangkit dari posisinya dan berbondong-bondong pergi menuju pintu keluar.

Dan memang benar. Situasi di luar gedung jurusan sangatlah ramai. Para kakak kelas begitu semangat menawarkan kepada setiap mahasiswa baru untuk mampir ke stan mereka masing-masing.

“Hei, kayaknya lo cocok di tim pecinta alam deh. Ikut gue bentar yuk!”

“Eh, ngga kak, makasih,” tolak Chloe seramah mungkin.

Chloe ditawari dan dibilang cocok untuk masuk ke ekskul pecinta alam? Naik tangga asrama sampai lantai empat saja paru-paru dan kakinya sudah meronta-ronta, apalagi naik gunung?

Belum lagi Chloe yang tiba-tiba dikerubungi oleh sekumpulan perempuan dan laki-laki, kemudian mereka langsung bernyanyi tanpa Chloe minta. Beruntung suaranya bagus, karena rupanya mereka memang sekelompok tim paduan suara. Suatu bentuk promosi yang unik, tapi sudah jelas akan Chloe tolak, karena memang cuma Grace seorang yang mampu bertahan saat Chloe bernyanyi.

Dari sekian banyak kegiatan yang Chloe temukan, belum ada satu pun yang menarik perhatiannya. Chloe sampai lupa bertanya pada Grace, kegiatan apa yang dia ikuti selama di Seirios?

Sebenarnya kalau kegiatan kampus semacam ini tidak diwajibkan, sudah pasti Chloe memilih untuk tidak ikut apa-apa. Masalahnya untuk kelulusan nanti, mahasiswa juga harus melampirkan bukti keaktifan non akademik selama berada di kampus. Jadi, secara tidak langsung mengartikan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti setidaknya satu kegiatan yang ada di Seirios.

Saking bingungnya memilih, akhirnya perjalanan Chloe mendarat pada stan milik himpunan mahasiswa jurusannya sendiri. Apa alasan Chloe memilih kegiatan itu? Karena ramai.

“Halo, siapa nih namanya?”

Seorang lelaki yang memakai jaket berwarna abu-abu datang menyapa Chloe saat tengah melihat-lihat brosur. Kalau diamati lagi, terdapat pula beberapa orang menggunakan jaket yang sama. Sudah dapat ditebak, kalau itu merupakan jaket himpunan.

“Chloe,” jawab Chloe sedikit mengulas senyum.

“Ok, Chloe, gue Radit. Ketua Departemen Humas. Singkat aja, pokoknya banyak banget keuntungan yang bisa lo dapat kalau gabung di himpunan dan lo bisa tentuin departemen mana yang lo mau ….”

Selama penjelasan dari seseorang yang bernama Radit, Chloe benar-benar mendengarkan sambil mengangguk-angguk pertanda paham. Matanya pun juga masih mencermati isi dari brosur yang dia pegang. Sampai dirinya tiba-tiba terlonjak kaget layaknya menemukan sesuatu semacam jumpscare di dalam brosur. Radit pun sampai dibuat bingung dengan reaksi Chloe. Padahal yang dia temukan hanyalah foto dari pembina kemahasiswaan yang tak lain dan tak bukan adalah seseorang yang Chloe kira sebagai sang grim reaper pembawa sabit.

“Gimana, apa ada pertanyaan?” tanya Radit.

Apa kerjaan sampingan Pak Juan ini adalah sebagai grim reaper? Batin Chloe bertanya.

“Chloe?” panggil Radit kemudian.

Mata Chloe mengerjap. “Ah, iya, ngga ada kok. Paling nanti kalau mau daftar tinggal isi lewat googe form aja, kan?” tanya Chloe mencoba bersikap serius.

Yup! Betul banget.”

“Ok, kalau gitu,” ujar Chloe bersiap pergi.

See you, ya!”

Usai beberapa langkah dari stan, Chloe kembali melihat dengan saksama foto yang terpajang pada brosur. Saking penasarannya, Chloe dengan cekatan mengambil pulpen dari dalam tas. Kemudian pada foto Juan digambar semacam jaket beserta tudungnya, dimana bagian tudung jaket dibuat menutupi rambut gondrong sebahu milik Juan.

Oh, God. Sebut Chloe di dalam hatinya.

Chloe mengucek kedua matanya, lalu kembali melihat foto Juan yang sudah dilengkapi dengan jaket hitam bertudung. Chloe rasa ini bukan sekadar mirip lagi. Ini memang dia! Si grim reaper itu! Namun, bagaimana bisa?

Tiba-tiba sekujur tubuh Chloe merinding. Rasa takut dan panik yang sebelumnya menyerang dirinya saat di aula, kini kembali datang. Hanya saja, masih terlampau mustahil bagi Chloe. Masih tidak masuk ke dalam akal sehatnya. Kalau memang ada yang salah dengan dirinya, karena melihat seorang grim reaper—yang dalam hal ini adalah Juan—di dunia nyata, lantas kenapa semua orang di sini bisa melihatnya juga? Berarti memang tidak ada yang salah dan juga tidak ada yang gila. 

Ada.

Chloe tetap merasa ada yang salah.

Jika di dunia nyata dirinya memang bertemu lagi dengan sang grim reaper—walaupun Chloe masih sangat berharap hal semacam itu tidak pernah terjadi—lalu kenapa dia harus panik? Kenapa harus takut? Chloe membencinya semenjak sang grim reaper mengizinkan mamanya bertukar tempat dengannya. Bukankah lebih baik Chloe memakinya untuk sekadar memberinya pelajaran karena main ambil keputusan secara sepihak? Memakinya untuk setidaknya membuat perasaan Chloe lega? Lebih parahnya lagi, membongkar identitasnya yang sebenarnya di depan umum untuk membuatnya minta maaf?

Iya, betul. Seharusnya memang benar seperti itu. Kalau perlu, Chloe menghajarnya habis-habisan karena telah membiarkan mamanya pergi ke akhirat.

Bugh!

Saking begitu konsentrasinya memikirkan grim reaper, Chloe tanpa sengaja menubruk seseorang yang di depannya.

Sorry, sorry,” ujar Chloe meminta maaf sambil membungkuk untuk mengambil brosur yang terjatuh. Setelah itu dia mendongak dan terlonjak di tempat seraya berkata, “What the f-fu-fun.”

Chloe secepat kilat meralat kata-katanya. Mendadak salah tingkah. 

Buat apa dia tiba-tiba muncul di sini?! Batin Chloe menggerutu.

Juanito Alexander berdiri tepat di depan Chloe dengan kedua tangan menyilang di belakang tubuhnya yang proporsional yang berbalut kemeja hitam dan celana chino berwarna krem. Pandangannya menukik dikarenakan Chloe lebih pendek darinya. Entah apa yang mesti Chloe lakukan, yang pasti dirinya tidak mungkin berlari kabur.

Ada setidaknya tiga puluh detik terlewat tanpa berbicara apa-apa. Sampai akhirnya Chloe menyadari kalau bola mata Juan bergulir ke arah brosur yang Chloe pegang, dimana terpampang jelas fotonya yang telah dicorat-coret.

Sigap Chloe menarik brosur hingga ke belakang tubuhnya.

“Hati-hati kalau jalan,” ujar Juan kemudian berlalu.

Sontak napas Chloe tertahan saat Juan melangkah melewatinya. Jantungnya pun berdebar kencang seolah bersiap meledak.

Cih. Memaki dan menghajar apanya? Di depan orangnya saja langsung menciut!

 

elhrln

Hayoloohh hihihi. Lanjut ngga nih? Lanjut dong yaa~ makasih banyak yang udah baca sampai Bab 4 ini, makasih juga atas dukungannya, semoga author makin semangat nulisnya dan yang baca makin penasaran bacanya hehe See you in the next chapter! :))

| Like
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Acin M.U
juan keren
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status