Kini keduanya tengah di perjalanan, Raffa mengemudi dengan santai. Sedangkan Amel sedang mengisi perut. Wanita itu sangat lahap, ia sangat menyukai masakan suaminya. "Mas, masakanmu itu enak banget. Kenapa malah jadi pengusaha bukan koki," lontar Amel. Mendengar perkataan sang istri, Raffa langsung melirik lalu fokus ke jalanan lagi. "Udah ada yang jelas di depan mata, lagian aku memang ingin menjadi pembisnis. Masak itu cuma buat aku iseng aja, kebanyakan malas makan masakan luar," balas Raffa.Amel menganggukan kepala saat mendengar jawaban sang suami. Wanita itu menyodorkan sendok yang berisi makanan ke bibir Raffa, lelaki tersebut mengulas senyum."Makasih, Sayang. Kirain kamu lupain aku," kata Raffa.Lelaki itu melahap apa yang disodorkan istrinya, lalu fokus ke jalanan lagi. Sedangkan Amel tidak menyahuti, karena nada dering dari handphone."Ngapain Shilla nelepon," gumam Amel.Raffa yang mendengar itu mengedikan bahunya. Amel hanya memutarkan bola mata malas. Lalu menaruh be
Disaat masuk di kediaman, mereka langsung terpaku pada semua yang tengah sibuk. Banyak yang masih mendekorasi dan menempatkan barang ke tempat pas. "Kalian ini, kenapa malah ngehalangin pintu! Ayo cepet kerja, bentar lagi Tuan Raffa dan istri sampe," omel seseorang. Lelaki itu mengomeli mereka, karena menghalangi pintu. Diana melotot mendengar bentakan tersebut. Ia hendak menyerang lelaki itu tetapi ditahan sang kakak."Jangan buat ulah," tegur lelaki itu pelan.Perempuan itu menghela napas, sedangkan lelaki yang tadi menegur hanya menyeringai. Ia langsung meninggalkan mereka dengan tatapan remeh dan segera melakukan pekerjaan."Aish ... Kakak, kita diremehin lho. Beraninya dia bentak kita," gerundel Diana.Pria tersebut menghela napas, ia memilih menarik adiknya untuk segera melakukan pekerjaan. "He! Udah mau selesai kalian baru aja datang, makan gaji buta aja," cecar seorang wanita.Diana mendengar itu melotot, ia langsung mendorong wanita tersebut membuat dia terjatuh. Mereka ja
Dengan gerakan spontan, tangan Amel memegang wajah Raffa dan menjauhkan darinya."Santai aja kali, Yang. Sampe segitunya," kekeh Raffa.Amel mendengar itu langsung memalingkan wajah. Pipinya bersemu merah, lalu pandangan wanita tersebut terpukau melihat sekeliling."Mas! Rumah kita udah jadi," pekik Amel.Lelaki itu sudah bersiap, saat melihat wajah sang istri yang berbinar segera menutup telinga. Amel meliat reaksi suaminya begitu langsung memanyunkan bibir."Apaan sih, Mas! Lebay banget sih," cibir Amel. Istri Raffa itu lekas melepaskan sabuk pengaman lalu keluar. Memandang halaman yang sudah dihias, sedangkan sang suami yang melihat senyuman merekah di bibir Amel sangat bahagia. Dia turun dari kendaraan roda empat lalu berdiri di samping perempuannya."Sayang, ayo ma ...." Ucapan Raffa terhenti saat mendengan Amel memekik lagi. Wanita itu berlari ke arah tanaman bunga mawar yang mekar."Ampun ... istriku, istriku," keluh Raffa pelan. Pria tersebut terus mengikuti sang istri ber
Waktu skor Diana berkurang karena Amel yang meminta pada kepala sekolah. Melihat Kakak gadis itu terus memohon pada sang suami, membuat ia jadi iba. Dan masa hukuman yang awalnya dua bulan kini menjadi sebulan, mengingat mereka harus belajar untuk ujian. "Mas, apa aku terlalu baik ya. Lihat, cewek itu masih angkuh aja," lontar Amel. Sepasang suami istri itu melihat keadaan di luar melalui CCTV. Lelaki yang ditanya hanya mengedikan bahu. Melihat Diana hendak melangkah masuk ke kediaman, Amel dan Raffa bergegas keluar dari bilik ini. Ruangan untuk melihat hasil rekaman benda tersebut. "Mendingan kita ke kamar aja, Mas!" ajak Amel. Raffa mengangguk kini mereka bergegas ke kamar. Sedangkan saat Diana masuk, banyak pasang mata yang ternyata langsung memandang dia kala membuka pintu. "Kenapa kalian ngeliatin gue segitunya, emang gue mah cantik, gimana gak cantik coba. Perawatan mahal gitu lho," tutur Diana. Para perempuan langsung menatap sinis Diana. Salah satu berdecak lalu berkaca
Mendengar ucapan istrinya Raffa terkekeh, lelaki itu bersidekap memandang paras Amel. "Kita taruhan aja gimana, kalau ini bener gudang kamu boleh minta apapun maumu," ujar Raffa.Amel langsung berbinar mendengar itu, lalu mengerutkan kening seperti berpikir sesuatu."Ayiya, Mas kan udah tau seluk beluk rumah ini. Ya pasti aku kalah dong," gerundel Amel.Raffa langsung tertawa mendengar gerutuan sang istri. Tangan lelaki itu memegang pipi Amel dan menghujami dengan kecupan."Kenapa kamu selalu menggemaskan, tau gak! Aku selalu pengen gigit kamu kalau bertingkah gitu," ungkap lelaki itu.Amel mengerjapkan mata mendengar ucapan Raffa. Wanita itu langsung mendorong sang suami untuk menjauh."Kamu mengerikan Mas, mendingan jauhan dulu deh," kata Amel.Raffa mendengar ucapan Amel hanya tersenyum kecil. Ia memilih membuka pintu tersebut lalu menarik sang istri untuk masuk. Karena gerakan yang tiba-tiba, Amel memekik kaget."Astagfirullah, kaget aku!" teriak wanita itu.Melihat hal itu, Raff
Raffa mengedipkan sebelah mata genit, setelah mengatakan demikian. Melihat tingkah sang suami, Amel bergidik ngeri. Wanita itu melemparkan tisu menuju wajah pria tersebut, dengan sigap Raffa segera menangkapnya."Jangan gitu deh, aku jijik liatnya," kata Amel. Tawa kecil keluar dari bibir pria tersebut, tatapannya tertuju pada sang istri. Lelaki itu merogoh sesuatu dalam saku, lalu menyodorkan pada Amel. "Ayo ambil, buat daftar kencan hari ini. Karena sekarang aku free, nanti bakal aku kabulin," kata Raffa. Wanita itu memekik senang, ia langsung mengambil handphone suaminya. Dia memasukan benda tersebut ke saku, membuat Raffa mengeryitkan kening dan menatap heran sang istri."Kok malah dimasukin ke kantong kamu, Yang. Itu kan handphone aku," ujar Raffa.Amel tidak menjawab, dia memilih menyendok makanan. Melihat sang istri yang cuek, lelaki itu menghela napas. "Nanti aku balikin setelah kita pulang kencan, sekarang handphonenya aku sita. Hari ini Mas hanya fokus sama aku aja," je
Raffa menggeleng sebagai jawaban, membuat Amel mengerutkan kening bingung. Wanita itu bersidekap dan menatap penuh selidiki ke paras sang suami. Lelaki yang ditatap begitu langsung tertawa. "Jangan ngeliat aku sampe begitunya, napa. Aku ngerasa jadi kaya buronan tau," seloroh pria tersebut.Setelah melontarkan candaan, Raffa langsung membuat riak wajah yang membuat Amel tertawa. Wanita itu bahkan sampai memegang perut. "Udah ketawanya, nanti perut kamu sakit," tegur Raffa.Amel langsung membungkam mulut dengan tangan. Raffa melihat hal tersebut memiringkan kepala. "Apa aku semenggemaskan itu, sampe kamu ketawa segitunya," kata sang suami.Dia langsung berusaha agar tidak tertawa. Riak wajah berusaha sedatar mungkin, tatapannya terfokus membalas pandangan sang suami. "Ahh ... kita udah kaya lomba aja, kalau yang kedip bakal kalah." Lelaki itu berceletuk, ia langsung mengambil sebuah foto dan menarik sebuah sesuatu seperti paku. Dan saat terbuka hanya setinggi jari tengah lalu leba
Amel memutarkan bola matanya malas mendengar penuturan sang suami. Ia memilih mencari tombol untuk menyalakan lampu. Setelah ketemu, dia segera menekan benda tersebut."Suprise ...!" Teriakan Raffa membuat Amel menoleh memandang suaminya. Tatapan geram dilayangkan wanita itu pada Raffa. Lalu memilih melihat sekitar, pandangan berbinar langsung terpancar di manik mata istri pria tersebut."Wah ... Daebak! Kaya perpustakaan, semuanya buku," pekik Amel.Wanita itu langsung berlari melihat beberapa buku. Sedangkan Raffa, lelaki itu memilih mengambil satu di lemari dan melangkah mendekati sofa lalu mendaratkan bokong di sana."Mas! Kok kamu tau aku suka baca novel," seru perempuan itu."Apalagi kebanyakan novel yang lagi aku incer," lanjut Amel.Raffa menyahuti dengan pandangan fokus membaca buku. Lelaki itu bersandar seraya bertopang kaki. "Aku tanya ke Shilla, dan gali informasi itu ngeluarin banyak uang. Emang dasar, dikira Kakaknya mesin ATM, kali," jawab lelaki itu.Mendengar jawaba