[Cepat jemput kami, Raffa! Jangan kekepin istrimu terus.] Kedua sepasang suami istri ini masih terlelap. Ini hari minggu, mereka jadi tidur sangat nyenyak. Suara dering ponsel, membangunkan Amel. "Ahh ... berisik banget sih," gerundel Amel. Mata wanita itu masih terpejam, ia mencari benda pipih miliknya dan memandang handphone tersebut. Ternyata ini yang berdering, menoleh ke meja dan melihat ponsel Raffa yang menyala. "Mas, handphone kamu tuh bunyi terus. Angkat dulu napa," perintah Amel. Amel menggoyangkan tubuh suaminya, Raffa menggeliat dan malah semakin memeluk erat sang istri. "Ihhh ... Mas, jangan peluk dulu, teleponnya angkat dulu," seru Amel. Raffa mengerang kesal, ia akhirnya membuka mata dan bergegas mengangkat telepon. "Kamu ini! Jam berapa sekarang, jangan ngekepin Amel terus." Lelaki itu langsung terbangun dan melotot. Ia terkejut mendengar teriakan sang Mama. "Apaan sih, Mah! Ganggu aja, orang lagi tidur," gerutu Raffa. Amel yang mendengar jika itu mertua yan
Sesampai di tempat semua berkumpul, kedua manusia itu keluar dari mobil. Dan beberapa menyoraki sepasang suami istri tersebut. "Cie ... ini pengantin baru, yang janjinya bakal dateng lebih awal malah paling telat ya," cibir salah satu dari mereka. Amel menatap kesal suaminya, ia menyenggol lengan Raffa. "Husttt ... kalian ini, demen banget sih godain kami. Iya dong, jadi maklumi ya kami kan masih terbilang pengantin baru," balas Raffa. "Udah, mendingan kita langsung berangkat yuk! Tapi ke minimarket dulu, beli keperluan kita-kita," seru Shilla. Mereka langsung bersorak lagi mendengar balasan Raffa. Sedangkan Amel wajahnya semakin kusut, Shilla yang melihat itu langsung berdiri di samping temannya dan merangkul wanita tersebut. Keluarga besar itu menyetujui ucapan Shilla. Gadis tersenyum menyeringai lalu berbisik di telinga Amel. "Gue udah bantuin elo tuh, jadi lo harus traktir gue ya. Oh iya gue juga mau nebeng," bisik Shilla. Amel mengacungi jempol, sedangkan Raffa yang meli
Amel terus cemburut kala selesai dari belanja, Raffa menghela napas melihat raut istrinya. "Sayang, itu bukan salahku lho. Kok kamu cemberut terus," ucap Raffa. Lelaki itu meraih tangan istrinya lalu Amel hendak menarik tetapi dicekal erat oleh Raffa. Amel memalingkan wajah dengar hal tersebut, sedangkan Shilla yang menonton terkekeh. "Heyy ... dengarkan, Mas. Insyaallah Mas gak bakal berpaling dari kamu. Kalau Mas berpaling kurang bersyukur banget, udah dapet istri muda cantik dan pokoknya the best deh," celetuk Raffa. "Dengar gak tuh, Beb. Udahlah jangan marah-marah mulu, nanti cepet tua lho," ledek gadis itu. Wanita itu langsung menatap tajam Shilla dan melempar cemilan pada perempuan tersebut. "Ikut campur aja, mendingan lo dengerin lagu aja gih pake handset!" geram Amel. Lagi Shilla hanya memamerkan deretan giginya, Amel menghela napas kasar melihat itu. Lalu ia memandang sang suami yang terus melihat. "Kenapa ngeliatin! Tuh liat jalan, aku gak mau mati muda." Raffa han
"Ngapain pergi honeymoon, Mas. Kan ini juga sama jalan-jalan, boros tau," seru Amel. Wanita itu menghindari bertatapan pada mata suaminya, Raffa hanya tersenyum miring menanggapi itu. "Sayang ... aku gak nerima penolakan, pokoknya libur semester nanti kita pergi!" Raffa berkata dengan tegas, mendengar perkataan sang suami. Amel mengusap telinganya dan memilih memandang keluar kaca. "Kalian lagi ngomongin apaan sih, kok kayanya serius banget. Pasti lagi ngomong hal penting ya." Tatapan menyelidiki dilemparkan oleh Shilla, ia memandang sejoli itu yang hanya diam saja. Gadis tersebut langsung bersidekap. "Ahh ... tenang aja, sampe di villa nanti aku gak bakal ganggu kalian kok, serius deh ... tapi kalian tadi ngomong apaan," cecar Shilla. Sepasang sejoli itu melirik malas pada Shilla, mereka memilih mengabaikan gadis tersebut. "Ih ... kalian ini nyebelin banget!" gerutu Shilla. Raffa dan Amel tertawa melihat Shilla merengut kesal. Mereka bergandengan tangan, membuat gadis yang b
Raffa memosting foto istrinya dan memberikan sedikit kata-kata, ia langsung memasukan benda pipih itu ke saku. Kala tertangkap basah, wanita tersebut mendekati sang suami. "Sini handphonenya!" pinta Amel. Amel mengadahkan satu tangannya meminta benda pipih tersenyum. Raffa yang paham itu menggeleng, lelaki itu langsung berlari membuat sang istri memekik. "Mas! Awas ya kamu," geram Amel. Wanita itu mengejar suaminya yang sudah berlari menjauh, mereka terlalu bersama bahkan bercanda. Setelah merasa lelah, keduanya terduduk, Amel menyandarkan kepala ke bahu Raffa. Memejamkan mata menikmati semilir angin, istri Raffa memiliki ide dan mengeluarkan ponselnya. "Mas! Ayo kita selfi dulu, buat di post ke IG," lontar Amel. Amel langsung mencari aplikasi kamera dan mulai berpose, ia menatap kesal sang suami. "Mas! Yang mesra dong, nanti aku tag kamu, biar Tante itu ngeliat dan panas hati, kali aja ngeliat ini dia mundur," celetuk Amel. Raffa mengangguk paham, Amel langsung mulai memotre
Raffa langsung merangkul sang istri kala mendengar kata sins yang keluar dari ibu dan anak tersebut. "Emangnya kenapa? Selagi kita senang gak masalah, lagian kita gak ngerepotin kalian kok. Jadi gak perlu ikut campur apapun yang kita lakuin. Mau main permainan anak-anak pun tak masalah, selama ikut bisa melihat senyuman di bibir istriku ini," lontar Raffa. Selepas mengatakan demikian, ia langsung menarik lengan istrinya. Menuju kamar yang memang khusus disiapkan untuk pemilik Villa ini. Setelah masuk ke ruangan dan mengunci pintu, Amel langsung melabuhkan pelukan pada sang suami. "Makasih, Mas. Kamu mau membelaku di depan mereka," ucap Amel pelan. Raffa tersenyum kecil mendengar itu, ia mengelus sayang puncak kepala Amel. Setelah berpelukan, lelaki tersebut memegang pipi istrinya dan melabuhkan kecupan singkat. "Aku mencintaimu, maka dari itu kewajibanku adalah menjaga dan membela kamu. Kecuali kalau kamu salah, aku yang harus menegur kamu, begitupun kamu padaku," ungkap Raffa.
Amel terbangun dari tidurnya, ia bergegas mencuci muka lalu keluar pergi ke dapur. Terlihat semua masih sibuk memasak, sedangkan Kayla diperintahkan mencuci bahan dan buah. "Eh, maaf. Aku ketiduran," ucap Amel pelan. Semua yang mendengar suara Amel menoleh, Wulan dan Sekar mendekati wanita itu lalu mengajak agar membantu memasak. "Gak papa, ayo kamu bantu kita masak," seru Wulan. Amel mengangguk mengiyakan, kala hendak memasak dia dihentikan Mila. "Ngapain kamu, mendingan kamu bantuin Kayla cuci bahan dan buah aja deh, dari pada nanti malah mengacau," seru Mila. Amel yang mendengar itu menoleh, ia memiringkan kepala memandang heran wanita tersebut. "Mengacau gimana, aku niat bantu lho. Lagian pasti kita bakal masak banyak karna banyak orang di sini," balas Amel. Shilla mendekati kakak iparnya lalu merangkul. "Mengacau kaya Ka Kayla, Mel. Dia motong sayuran aja gak bisa," jelas Shilla. Wanita itu mengangguk paham, ia memilih melakukan kegiatannya lagi. "Kalau belum tau kemam
Amel langsung membalikan badan memandang suaminya dengan dahi mengeryit. "Kamu bangun sejak kapan? Nanti deh kasih taunya kalau kita udah makan, udah pada nungguin tuh," seru Amel. Raffa mengangguk menuruti ucapan Amel, ia langsung ke bilik mandi untuk mencuci muka. Sehabis itu menggandeng sang istri buat pergi bersama ke ruang makan. "Mas, ini serius gandengan segala," ucap Amel. Lelaki itu hanya mengangguk, membuat Amel mengembuskan napas. Sesampai di ruangan tersebut mereka langsung mendapatkan ledekan. "Uhuy ... pasangin ini merasa dunia milik berdua, gandengan terus mau nyebrang kali ya," goda Panji. Amel hendak melepaskan gandengan itu tetapi ditahan Raffa. Lelaki itu menampilkan wajah datar, ia menarik kursi dan mempersilakan sang istri untuk duduk. "Jadi keinget pas muda dulu, Papa romantis gitu kan, Mah," celetuk Papa Panji. Yang ditanya menganggukan kepala, seraya memandang suaminya dengan senyuman di bibir. Sedangkan Kayla yang melihat itu hanya mencebik kesal. "Le