Amel membalikan badan spontan saat mendengar suara Raffa. Melihat reaksi sang istri, terlihat lelaki itu terkekeh. Setelah mereka berhadapan, suami perempuan tersebut memilih membuka pintu mobil dan masuk."Kenapa masih berdiri, katanya kita mau kencan hari ini," seru Raffa. Pria itu berkata seraya menyalakan klason, membuat Amel terperanjak. Perempuan tersebut segera menaiki mobil dan memakai sabuk pengaman. Tatapan mata Amel menghindari netra suaminya. "Apa mataku seram, kenapa kamu kaya menghindari tatapanku," lontar lelaki itu.Amel menggeleng tetapi, tidak menatap mata suaminya. Ia malah memandang ke luar jendela. Melihat hal tersebut Raffa menyeringai. "Perasaan aku dah pernah nasehatin kamu deh, tapi kok kamu sekarang ngelakuin lagi," tutur Raffa.Penuturan sang suami, membuat Amel menoleh sekilas lalu membuang muka lagi ke jendela. "Nasihatin apa, Mas? Jangan ngada-ngada deh. Perasaan gak ada tuh," jawab wanita itu.Raffa menghela napas, lelaki itu tengah memanaskan mobil.
Amel meninju bahu Panji, membuat lelaki itu mengaduh. "Ke sini bareng siapa? Gak mungkin sendiri kan, kalau iya kasian banget," seru Amel.Panji mendengkus mendengaran seruan Amel. Lalu menundukan kepala saat tatapan tajam Raffa tertuju padanya. Ia segera menggeser tempat berdiri, agar tidak terlalu dekat dengan istri pria tersebut."Enak aja, gue lagi PDKT dong. Tebak! Siapa yang gue ajak," balas Panji.Amel memutarkan bola matanya dengan malas, lalu pandangan netra wanita itu menatap seseorang yang mendekat. "Jangan bilang, lo berhasil ngajak Tante Kayla," kata Amel. Mendengar tebakan Amel yang tepat, lelaki itu bertepuk tangan. "Wow, lo bener. Jangan-jangan lo profesinya cenayang ya," seru Panji. Wanita itu tidak menyahuti seruan sepupu Raffa. Dia malah menunjuk di mana Kayla berada, bahkan kini perempuan tersebut berada di samping Panji "Katanya mau ambil tiket, kenapa malah ngobrol. Udah ah, kalau gak niat ngajakin mah mendingan aku pergi," cecar Kayla. Panji langsung me
Amel memilih menarik lengan suami. Dia membawa pria itu menuju parkiran, sesampai di mobil ia menghentikan langkahnya."Kenapa kamu malah ngajak ke parkiran lagi. Harusnya kita beli tiket lho, sebentar lagi filmnya mulai," tutur Raffa.Wanita itu menggeleng, membuat Raffa mengeryitkan alisnya."Udah gak mood nonton bioskop, mendingan kita ke rumah aja yuk! Kita masak di rumah bareng-bareng," lontar Amel.Mendengar jawaban sang istri, Raffa menyeringai. Lelaki itu menatap tajam Amel dan bersidekap."Kamu berusaha ngalihin topik ya, biar aku lupa soal kejadian tadi. Kayanya enggak bakal lupa deh, nanti aku bakal kasih pelajaran sama Panji," seru lelaki itu.Amel menarik lengan Raffa, membuat lelaki itu bertabrakan dengan badannya. Wanita tersebut mendongak, menatap paras sang suami. "Jangan, Mas. Dia gak sengaja, lagian kan cuma ngerangkul aja. Bukan nyium," ucap Amel pelan. Lelaki itu menghela napas, ia langsung melepaskan tangan istrinya dari pinggang."Dia boleh rangkul siapa aja,
"Om ganteng ....""Om baik."Teriakan anak kecil menggema, mereka berlari dan berhamburan memeluk Raffa. Lelaki itu dengan penuh senyuman dan kebahagiaan menyambut mereka. Bahkan para gadis kecil mengecup pipi suami Amel."Wah ... Om seneng kalian badannya pada montok-montok, jadi makin gemesin deh," seru Raffa. Sedangkan Amel, wanita itu masih terdiam. Melihat keakraban suaminya dengan anak-anak. Setelah beberapa menit diabaikan, ada seorang pria kecil yang mendekati. "Kakak, Kakak siapa? Kok bareng Om baik. Boleh peluk gak, soalnya Kakak cantik," pinta pria kecil itu. Lelaki kecil itu mengangkat tangan memperagakan ingin segera di dekap. Melihat hal tersebut, apalagi wajah menggemaskan anak pria ini. Membuat Amel gereget dan langsung membawa dia dalam dekapan. "Oh iya, kenalin ini Tante Amel. Dia istri Om," kata Raffa. Amel melotot mendengar Raffa yang memperkenalkan dia dengan sebutan Tante. Baru saja hendak protes, ada perempuan yang diperkirakan umur sembilan tahun mendahulu
Baru saja Raffa hendak menjawab. Suara seseorang membuat mereka menoleh. "Wah ... Mas Raffa, kenapa gak chat kalau mau ke sini. Kalau kami tau pasti masak yang enak lho, buat nyambut," seru wanita itu. Amel memiringkan kepalanya, ia memandang wanita itu yang tengah mengajak berbincang sang suami. Dari tatapan pada Raffa, sudah terlihat jika dia menyimpang rasa. Rasa cemburu langsung hinggap, Amel dengan gerakan cepat memeluk lengan Raffa."Mas, aku pegel. Masa berdiri terus," kata Amel.Mendengar ucapan Amel, Ibu panti langsung mengajak ke ruang tamu. Tetapi, Raffa menoleh, ia menggeleng."Kami ke sini mau main sama mereka, Bu. Oh iya, nanti sebentar lagi. Ada asisten saya yang bawa beberapa mainan dan cemilan, itu buat anak-anak," ujar Raffa.Ibu panti itu mengangguk kepala, ia hendak pamit membuatkan kopi. Tetapi, ditahan Raffa terlebih dahulu, membuat wanita tersebut menoleh. "Nanti dulu, Bu. Saya belum kenalin Amel, ini istri saya Bu. Doain kami biar langgeng ya."Kedua wanita
Raffa sangat bersyukur karena tidak jadi menjawab seruan sang istri. Wanita itu teralihkan saat beberapa anak panti mendekat dan mengajak bermain. Mereka lekas mengajak Amel dan tawa memenuhi tempat ini. "Ahh ... semoga aja istriku mau hamil nanti pas dari sini," gumam Raffa.Lelaki itu tidak menyadari, kala bergumam demikian. Ada Ayu yang mencuri dengar, wanita tersebut berada di ambang pintu. Seringai muncul di bibir putri pemilik panti ini. "Ini bisa jadi kesempatan gue jadi istri Mas Raffa, jadi istri simpenan pun gak papa," batin Ayu. Wanita itu menaruh sebentar nampan yang ia bawa ke lantai. Merapikan penampilan terlebih dahulu, setelah dirasa sudah memuaskan. Dia segera mengambil benda tersebut lalu mengeluarkan suara menyapa Raffa. "Ini, Mas Raffa. Semoga selalu nikmati di lidah Mas," goda wanita itu. Raffa terkejut, lelaki itu langsung menoleh ke asal suara. Dia mengeryitkan alis saat melihat Ayu seperti bergaya menggoda di hadapannya. Ia hanya menyeringai menanggapi hal
Mendengar penjelasan sang suami Amel langsung mengulas senyum. Wanita itu mendekat dan memeluk sayang Raffa. Suara ledekan para anak panti menggema, membuat perempuan tersebut melepaskan dekapan."Cie ... Om sama Kakak pacaran aja nih," goda salah satu dari mereka.Lelaki itu terkekeh mendengar ledekan anak panti. Dia bangkit dari duduk lalu berlari ke ada mereka. Semua langsung memekik dan berhamburan takut tertangkap oleh Raffa."Tuan sangat baik, bahkan dia sangat menyayangi anak panti di sini," lontar Ibunya Ayu.Amel menoleh mendengar suara tersebut. Terlihat wanita itu langsung duduk di kursi, menatap istri Raffa yang mengangguk sebagai jawaban."Ya. Mas Raffa memang baik, memang dia terlihat sangat menyayangi mereka," balas Amel.Pemilik panti itu langsung meraih tangan Amel. Membuat wanita tersebut terkejut dan mengerutkan kening. "Kamu belum siap hamil, kan. Tolong izinin anakku jadi istri kedua Tuan. Ayu sangat mencintai suamimu, dan ... lagian, Tuan bukannya ingin segera m
Waktu berlalu begitu cepat, kini seminggu sudah berada di kediaman baru mereka. Amel sangat menyukai design tempat ini. Istri Raffa sangat jahil pada Diana, dia sangat puas saat memandang wajah kesal perempuan tersebut."Diana ... udah masak belum, bentar lagi gue telat lho masuk kampus," teriak Amel. Wanita itu mendaratkan bokong ke kursi, lalu memandang Diana yang tengah sibuk memasak. Amel hanya menggelengkan kepala melihat kefokusan teman sekampusnya. Ditemani handphone yang menayangkan video resep makanan. "Bentar lagi, gue bikin resep baru. Pasti lo suka, dan lo bisa spill gimana cara gaes cowok," balas Diana. Amel memutarkan bola mata dengan malas, ia memilih memainkan handphone untuk mengusir kejenuhan. "Yey ... udah siap, gue mau sekalian bawa bekel buat Gala ah," gumam perempuan itu. Diana segera menghidangkan makanan ke meja. Amel mengeryitkan alis melihat apa yang dimasak perempuan itu. "Lo masak apa, sih! Kok bentukannya begini, lagian ... ini motong sayuran kenapa