Michael-! Jeritan Belevia memecah keheningan malam. Suaminya bersimbah darah terkapar di permukaan tanah sementara Bianca dipelukan terkulai lemas menangis terkejut karena ikut terhempas bersama tubuh kekar sang mafia. Oh sayangku, tidak! Bianca direbut dari tangan papanya yang masih terdiam memejamkan mata. "Michael please, tolong jangan tinggalkan aku!" raung adik Nicholas sesegukan mengusap pipinya berulang-ulang. "Bangunlah sayang, aku tak mau pulang tanpamu ke Milan, please ... " lirih Belevia berbisik. Damien dan Milano berlari menghampiri mereka mengecek seluruh tubuh sang pewaris Delano Carleone. Pengawal Leonardo, Bernie dan Bruno segera mengejar ke arah sniper di antara rimbunnya pohon dan semak belukar. Beberapa tembakan dilepaskan menghalau musuh yang berani menyerang keluarga mafiosi Sisilia. Malam mencekam ketika Michael Delano Carleone terluka parah sedang melindungi anak dan istrinya. Timah tajam penembak jitu sengaja ditujukan sang pewaris membuat Damien begitu cema
Uh-- Sial! Maki Sergey terus berlari di antara semak berduri dan pepohonan di tengah malam menyulitkan dia kabur dari sergapan pengawal Michael Delano Carleone. Tembakannya tadi berhasil mengenai dada musuh klien yang menyewa jasa Sergey untuk membunuh pewaris Delano Carleone yang tersisa. Mengira satu peluru dilesatkan menembus jantung Michael dan putri Michelle karena keduanya langsung terjatuh tak jauh dari van hitam mereka. Sebagai balasannya kini dia dikejar tiga pengawal mafiosi Sisilia yang ganas dan buas melontarkan beberapa kali tembakan senjata peredam suara yang membabi buta. Arghh-! Sergey mengaduh kesakitan. Sebuah peluru menghantam paha kanan menghentikan pelarian. Benar-benar sial berurusan mafia namun bayaran besar telah diterima membuatnya tidak bisa melanggar perjanjian yang ada. "Berhenti, atau kami tembak kepalamu!" ancam Leo didampingi Bernie dan Bruno ikut menodongkan senjata secara bersamaan. Sniper itu sudah kehilangan energi dikejar mereka terus menerus dan
Kecupan manja membangunkan Michael dari pingsan usai penembakan di dekat motel kumuh saat mereka menyelamatkan Bianca Elenora. Perlahan kelopak mata membuka didapati senyum manis istri tepat di depan wajah. "Hai, Belevia," sapanya pelan, lalu bergantian menatap putri yang lucu menggemaskan. "Hai sayangku, apa kau baik-baik saja?" Anggukan kecil Bianca mengiyakan. "Aku senang kembali bersama Papa Michael dan Mama Belevia, 'ga mau lagi dengan pengasuh brengsek itu!" Hah! Michael dan Belevia tercengang mendengar kekesalan putri mereka. "Jangan takut sayang, pengasuh itu tak akan pernah datang lagi. Nanti kami cari yang baru untukmu," bujuk dokter pediatric mengusap lembut rambut putrinya. "Sudah malam Belevia, Bianca, pergilah tidur," seru Michael mengingatkan. "Aku sudah lebih baik sekarang." Tapi ranjang mereka cuma satu, sang mafia sedang terluka karena peluru sniper itu meleset tak menembus ke rusuk kiri namun menggores tajam hingga harus dibebat perban mengelilingi dada berotot Mi
Sidang pengadilan berikutnya dibuka tanpa kehadiran Michael beserta istri dan anaknya. Hakim Beaufort menatap tajam dan marah bertanya ke pihak pengacara pembela. "Dimana klienmu, Galant? Hari ini adalah keputusan terakhir tentang perkara hak asuh ponakan mereka!" "Maaf Tuan Hakim terhormat, klienku Tuan Michael dan putrinya mengalami kecelakaan semalam dan hari ini terbaring sakit tidak bisa hadir di sini termasuk istrinya, Nyonya Belevia harus menjaga keduanya." Pengacara Galant menyampaikan pesan dari sang pewaris Delano Carleone namun hakim tidak mau menerima dengan baik di depan Aubert Bailey yang tersenyum tipis menyembunyikan rencana jahatnya. "Nonsense! Aku tak percaya alasan kalian terlalu mengada-ada sengaja mengulur sidang tanpa ada hasil yang ingin kau raih, bukan?!" bentak Beaufort emosi. "Tidak, Tuan Hakim, tapi kau bisa lihat dari bukti photo-photo ini jika tidak percaya ucapanku, betapa parah luka yang diderita Tuan Michael dan putri kakaknya." Pengacara Galant maju
Terbangun dari tidur Belevia dikejutkan sang suami tidak ada di atas ranjangnya, begitu juga Bianca Elenora. Buru-buru disibakkan selimut beranjak dari sofa kemudian keluar kamar. Lagi-lagi tak ditemui siapapun di ruang tamu. Oh, mereka ada di mana?! Cemasnya di dalam hati. Sudah pukul sembilan pagi tak ada yang membangunkan untuk sarapan karena kelelahan semalaman menjaga Michael terus mengerang kesakitan setiap kali tubuhnya bergerak tak mau diam. Diambilnya gawai di atas meja menghubungi suaminya, namun tiba-tiba saja pintu terbuka disertai pekikan gembira putrinya didampingi pengasuh baru. Gemma?! Tak percaya wanita paruh baya ada bersamanya lagi di sini. Bianca menggandeng tangannya berceloteh begitu riang menunjukkan mamanya siapa yang datang di pagi istimewa ini. "Mama Belevia-aa, Bibi Gemma ada di sini bersamaku sekarang!" "Eh, iya sayang, Mama sudah tahu, tapi bagaimana bisa datang ke sini?" tanyanya heran. Gemma memeluk adik Nicholas erat, seraya berkata, "Pengawal Tuan M
Di sebuah villa megah mewah tertidur seseorang angkuh dan sombong bersama dua wanita jalang yang telah menemani semalaman di atas ranjang. Dengkuran keras Alain Wood tidak diindahkan Celine dan Katya terus saja memeluk pria kaya bandar narkoba terkenal di Eropa sering berfoya-foya memanjakan mereka. Kelelahan setelah permainan panas di antara mereka baru saja berhenti tadi pagi. Bubuk putih kokain disebar begitu saja di atas meja, berikut botol minuman keras bergelimpangan dan pakaian bertebaran di lantai. Pesta narkoba dan prostitusi, bisnis menguntungkan digelar di villa rahasia miliknya. Para petinggi dunia dan pejabat penting pemerintahan sering memesan jasa wanita jalang kelas atas untuk melobi klien mereka. Tak ada yang dipikirkan Alain Wood lagi selain menikmati hasil dari kerja kerasnya selama ini. Hubungan dengan hakim dan petinggi kepolisian di berbagai negara memuluskan penyelundupan narkoba yang dipasok dari kartel Amerika Latin. Keuntungan berlipat ganda diraih tanpa be
Makan malam istimewa di Puri Lombardy menyambut kedatangan sang pewaris Delano Carleone dan anak istri usai sudah. Bianca Elenora mulai terkantuk-kantuk kelelahan setelah seharian bermain ditemani pengasuh Gemma. Belevia langsung menggendong putrinya menuju ke kamar atas. Lengannya tertahan sejenak sesaat Michael ingin mengecup kening mungil, mengucapkan selamat malam untuknya. "Tidur yang nyenyak, sayangku," ucap sang mafia lembut sambil mengusap kepala Bianca. "Kau juga, Michael," tegur Belevia. "Aku harus mengganti perban lukamu agar tidak menyebabkan infeksi." "Baiklah, Nyonya Delano," goda Michael sambil tersenyum nakal. "Lakukan di kamarku setelah menidurkan anak kita." Bola mata istrinya langsung melebar tak ayal lagi membuat sang mafia tertawa. Perjanjian kontrak pernikahan sudah jelas mereka tidur terpisah selama menghadapi persidangan hak asuh putri Michelle dan Nicholas. Kini mereka mendapatkan perwalian penuh atas Bianca Elenora sekaligus menjebloskan hakim dan pengacar
Belum lama Michael berada di kamar terdengar ketukan pelan. Belevia datang memeriksa lukanya. "Bukalah kemejamu, biar aku ganti perban dulu sebelum kau tidur," anjurnya sambil membuka peralatan obat. Duduk di atas ranjang membiarkan dokter cantik mengecek goresan peluru dekat rusuk kiri. Tersenyum menatap lekat mencium wangi harum yang membangkitkan gairah terpendam. "Kemana kau pergi tadi pagi?" tanya Belevia antusias saat membuka perban. "Hanya kunjungan bisnis di kota Nice," kata Michael santai menikmati kebersamaan mereka di dalam kamar. "Kau pasti berbohong!" tuduh adik Nicholas saking geram menekan ke bagian terluka membuat sang mafia mengaduh kesakitan. Ouch, bastardo. "Duh, engkau memang sengaja!" tukas sang mafia marah menahan tangan kecil berhenti memeriksanya. "Oops ... maaf," sesal Belevia sungguh-sungguh. "Semua ini gara-gara kau sendiri berdusta, biar ku perban ini dulu, tenanglah." Tangan istrinya dilepas untuk segera menyelesaikan tugas. Dia tidak sanggup marah se