Share

84. Lorenzo Siuman

Author: Ray Basil
last update Last Updated: 2025-05-23 02:17:44

Malam membosankan di kota Milan membuat Hugo kesal tak bisa beraksi menyelesaikan misinya. Empat hari menunggu tak ada berita untuk menyusup ke rumah sakit. "Pablo, dimana perawat itu sekarang, bagaimana kabar brengsek Lorenzo?"

Ia menggeleng belum menentukan taktik jitu, "Jangan tergesa-gesa, saat ini penjaga keamanan masih ketat mengawasi di ruang perawatan VVIP, tunggu sampai lengah baru melancarkan rencana kita."

"Arghhhh!" Hugo menahan geram. Misi mereka gagal total malah sepupunya disandera saudara kembar di kota Milan. "Gara-gara wanita keparat membohongi kita!" Salahnya mempercayai informasi tidak akurat yang mengakibatkan bisnisnya hancur di Spanyol.

Tak lama suara bel pintu berbunyi membuyarkan emosi. Ketukan sepatu high heels dan dua koper diseret ke penthouse membuatnya menoleh seketika. "Mau apa kau ke sini, huh?" bentaknya keras.

"Oh, sayang," rayu Cathy memeluk kekasih. "Rencana kita memang belum berhasil tapi aku mendapatkan petunjuk penting untukmu." Ia meny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   85. Salah Paham

    Dinding putih menghiasi kamar yang sepi tanpa hiasan. Suara monitor berdenging keras memekakkan telinga. Cahaya terpancar menyilaukan membuka jalan dia kembali ke dunia. "Lorenzo, waktunya telah tiba!" Sayup terdengar panggilan seorang Ibu menyuruhnya untuk pulang. Perlahan kelopak mata membuka menyaksikan dokter dan perawat sibuk memeriksa dirinya. "Hey, dimana aku sekarang?" batinnya bertanya. "Ini bukan kamarku, dan bukan rumah asalku di Seville." Seorang dokter mengecek pupil matanya, silau senter kecil membuatnya berpaling menghindar. "Singkirkan tanganmu, brengsek!" serunya marah belum dapat mencerna situasi yang terjadi. "Lepaskan peralatan ini aku harus pulang!" Tangannya menarik kabel monitor yang terpasang di dada, dan seenaknya membuang ke lantai begitu saja. Saat ia ingin bangun barulah terasa nyeri memilukan. Kain putih balutan perban berubah merah. Gerakan yang kasar merobek jahitan medis beberapa hari lalu. "Lorenzo!" Bentakan Michael tepat waktu menghentikan

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   84. Lorenzo Siuman

    Malam membosankan di kota Milan membuat Hugo kesal tak bisa beraksi menyelesaikan misinya. Empat hari menunggu tak ada berita untuk menyusup ke rumah sakit. "Pablo, dimana perawat itu sekarang, bagaimana kabar brengsek Lorenzo?" Ia menggeleng belum menentukan taktik jitu, "Jangan tergesa-gesa, saat ini penjaga keamanan masih ketat mengawasi di ruang perawatan VVIP, tunggu sampai lengah baru melancarkan rencana kita." "Arghhhh!" Hugo menahan geram. Misi mereka gagal total malah sepupunya disandera saudara kembar di kota Milan. "Gara-gara wanita keparat membohongi kita!" Salahnya mempercayai informasi tidak akurat yang mengakibatkan bisnisnya hancur di Spanyol. Tak lama suara bel pintu berbunyi membuyarkan emosi. Ketukan sepatu high heels dan dua koper diseret ke penthouse membuatnya menoleh seketika. "Mau apa kau ke sini, huh?" bentaknya keras. "Oh, sayang," rayu Cathy memeluk kekasih. "Rencana kita memang belum berhasil tapi aku mendapatkan petunjuk penting untukmu." Ia meny

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   83. Bayi Kembar

    Di sebuah penthouse mewah baru disewa terdengar suara caci maki mafia Spanyol yang tak juga reda sejak tiba pagi tadi. Hampir saja kehilangan jejak seseorang yang berharga. "Siapa sesungguhnya Michael Delano Carleone, beraninya menculik sepupuku Michael Lorenzo López dari rumah sakit?" seru Hugo menggelegar ke pengawal yang bodoh. Alvaro, Mario, Manuel, dan Javier diam tidak berkutik. Cuma asistem Pablo mencoba membujuk lebih tenang, "Lorenzo tak bisa kemanapun, nasibnya diujung tanduk terbaring koma, dan Michael Delano Carleone belum mengetahui siapapun menyerang saudara kembarnya." "Diam kau!" tuding Hugo ke asistennya. "Gara-gara kau rencana kita berantakan, mengapa tak kau lenyapkan bedebah Lorenzo malam itu juga, huh?" Seketika Pablo berdalih, "Tiga tembakan menembus organ vital sepupumu kini hanya tinggal menghitung waktu sampai kapan dia tak bisa bertahan." Sudah tiga hari Lorenzo belum sadarkan diri di rumah sakit di Milan. Ruang perawatan dijaga ketat namun mereka berhasi

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   82. Membuka Kedok Cathy

    Puri Lombardy Para penjaga dan pelayan dikerahkan sejak pagi tadi membersihkan seluruh ruangan. Ketukan keras di kamar utama membangunkan Cathy dari tidurnya. Teriakan marah menggelegar saat membuka pintu. "Brengsek!" makinya penuh emosi. "Mau apa ke sini mengganggu tidurku?" Asisten Natasha mengambil alih pelayan ketakutan di depan pintu, "Maaf, anda diperintahkan Tuan Michael keluar dari Puri Lombardy sekarang juga!" "Apa kau bilang?" balas Cathy menantang. "Beraninya mengusir dari rumah suamiku!" Lengan kecil melayang ingin menampar wanita kurang ajar. Dengan sigap Benvolio mencengkram keras sebelum melukai yang lain. "Anda tak punya pilihan, pergi atas kemauan sendiri atau kami seret keluar sampai pintu gerbang!" ancamnya tajam. "Tidak, aku dan Mike berhak tinggal di Puri Lombardy, suamiku pasti salah paham tentang ini," bujuknya agar tetap dapat menikmati kemewahan gratis selama di Milan. "Suami anda, Michael Lorenzo López sedang kritis di rumah sakit, sebaiknya kun

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   81. Kembali ke Milan

    Milan Di sebuah apartemen, Dokter Henry kaget menerima perintah langsung sang pemilik rumah sakit untuk menyiapkan kamar operasi demi pasien misterius. "Sayang, kenapa wajahmu pucat?" Clarissa terbangun setelah dering telepon kekasih mengganggu tidurnya. Hari ini mereka mengambil libur kerja menikmati waktu scandal cinta rahasia. "Tidurlah lagi," tukas Henry sambil bergegas mengambil baju. "Ada panggilan darurat di rumah sakit, pasien dari luar negeri datang sore ini, aku harus berada di sana memastikan semua sesuai procedure!" Raut Clarissa cemberut, "Bukankah Dokter Eric dapat menangani langsung tanpa harus memanggilmu? Ayolah sayang, kembalilah ke ranjang." "Tidak!" Henry berdiri menatap tajam ke wanita lebih pantas menjadi putrinya. "Perintah Michael Delano Carleone harus dilaksanakan secepat mungkin, bila tak sesuai keinginan maka jabatan kita taruhannya!" Pria berselingkuh dengan dokter sejawat, belum lagi korupsi tersembunyi dari kontrak bisnis pengadaan alat rumah

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   80. Operasi Penyelamatan

    Granada Operasi pasien berjalan lambat sebelum kedatangan Dokter Luis Santiago dari Mallorca. Untunglah pesawat jet pribadi berhasil menembus waktu lebih cepat dari yang ditentukan. Captain Leroy mengontak menara bandara mengenai keadaan darurat mengantar dokter bedah ke kota Granada. Di kursi tunggu, Michael dan Damien menanti kabar baik pasien yang berusaha diselamatkan. Tiba-tiba seorang perawat keluar dari ruang operasi mengejutkan mereka, "Apakah anda kerabat pasien? Kami butuh donor darah cepat sesuai dengan golongannya." "Coba periksa kami berdua," saran Michael tanpa pikir panjang lagi. "Jika belum cocok, anak buahku yang lain akan datang lagi ke sini!" Perawat bergegas mengajak ke ruang periksa untuk menganalisa golongan darah mereka. Hasilnya, Michael Delano Carleone paling sesuai dengan pasien. Tidak diragukan lagi bila keduanya memang kembar identik. Tak seorang pun menyangka jika putra bungsu Delano bukan cuma Michael, tetapi juga seseorang terbaring di kamar o

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   79. Michael Lorenzo López

    Puri Lombardy tiada lagi berseri sejak ditinggalkan sang pemilik. Catherine Wilson bersikap arogan bagai ratu menguasai seluruh puri beserta isinya. Namun, satu ruang yang tidak boleh disentuh. Kamar kerja Michael Delano Carleone begitu rahasia sejak tinggal di sana. Beruntung kali ini puri sepi. Cathy segera menyusup masuk ke sana mencari tahu kekayaan keluarga Delano Carleone. Sial! Meja kerja kosong. Ia berusaha membuka laci tapi terkunci. Akalnya tidak berhenti mencari benda tajam mencukil laci tetapi belum berhasil juga. "Brengsek!" umpatnya kesal memukul meja. "Bagaimana caranya mengetahui harta milik Michael jika tidak ada petunjuk satupun di sini?" Tangannya meraba ke bawah meja kerja, sudut-sudut penting memungkinkan menyembunyikan kunci laci. Gotcha! Cathy akhirnya mendapatkan yang dicari. Dan buru-buru membuka rahasia besar di dalamnya. Laporan dokumen perusahaan milik suami Belevia di berbagai negara. "Wow!" serunya terkejut memandang nominal proyek bisnis di Amerika,

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   78. Photo Misterius

    Malam yang tenang bagi keluarga Michael Delano Carleone untuk sementara ini. Luis Santiago menyambut kedatangan sang mafia dengan suka cita. Informasi pihak rumah sakit menyatakan situasi aman dan tidak ada hal mencurigakan. "Misimu sungguh berhasil, kukira bakal terjadi beradu senjata di ruang perawatan pasien ternyata semua bersih tidak ada kehancuran dimana-mana!" pujinya. Michael tersenyum tipis sambil menuang botol minuman ke gelas, "Itu pekerjaan mudah bagi pria yang sering memegang senjata membunuh lawan, bukan seperti dirimu menolong dan merawat orang terluka." Mereka hidup di dunia berbeda, tetapi kali ini Luis setuju menghabisi musuh bebuyutan yang menghancurkan keluarga sepupunya. Dan akhirnya bersulang karena itu. "Apa Belevia masih marah enggan diajak pulang ke Milan?" sidik Michael ke Luis. "Ma petite Belle... bukan wanita mudah dirayu, apalagi sedang hamil begini hormonnya berubah-ubah, entah bagaimana cara menyakinkan lagi bahwa hanya kau satu-satunya pria menjadi s

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   77. Melenyapkan Musuh

    Di dalam ruang perawatan, Santiago Luis mendatangi sepupunya yang terbaring lemah. "Belle, apa yang terjadi denganmu?" tanyanya panik kemudian menoleh ke Michael. "Apa yang kau lakukan pada adikku?" "Apa kau pikir aku menyakiti istriku sendiri, huh?" Sang mafia bersiap ingin memukul dokter sialan menuduh sembarangan mengira berbuat jahat selama berada di apartemennya. Dokter Julia buru-buru melerai pertengkaran. "Luis, sepupumu sedang hamil muda, mual dan muntah proses alami baginya," ujarnya menahan sahabat sejawat di rumah sakit. "Sebaiknya kalian bicara dengan tenang, jangan sampai mengganggu psikis Nyonya Belevia." Michael pun duduk di samping ranjang. Luis Santiago berdiri di sisi lain, dan berucap, "Terima kasih Dokter, kau boleh lanjutkan pekerjaanmu." Suasana kembali hening beberapa saat. Sepeninggal dokter kandungan pergi, barulah Belevia menjelaskan, "Bukan Michael menyakitiku, aku hanya trauma ketika musuh lama kami mencoba menyerang hingga ke kota ini." "Musuh?"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status