"Nyonya Belevia, sebaiknya anda dan Bianca kembali ke puri Lombardy karena Tuan Michael sore ini pulang dari Spanyol," Damien meyakinkan lewat telepon. "Terima kasih infonya, aku tak mau ke sana selama wanita brengsek itu tinggal mengacaukan hidupku!" tegasnya terburu-buru menutup panggilan lalu berlari ke toilet. Perut terasa mual ingin memuntahkan semua sarapan pagi tadi. Keringat dingin dan lemas secara tiba-tiba membuat Belevia terduduk di lantai dingin. "Ada apa denganku?" batinnya bergemuruh. "Dua hari lalu tidak apa-apa saat pergi dari puri, kenapa kekuatanku semakin berkurang belakangan ini?" Hoekkk! Mual tak tertahankan datang menyerang lagi. Isi perutnya terbuang begitu saja. Nyeri begitu menusuk, beberapa kali muntah sedikit melegakan tubuh dan pikirannya. "Mama, kenapa?" Bianca cemas ketakutan memeluk ibu sambungnya. "Mama sakit ya, biar aku telepon Papa Michael cepat datang kemari." Belevia segera membersihkan wajahnya yang pucat, lalu mengajak Bianca ke ruang
Laut yang indah, biru dan tenang. Michael sejenak memandang dari halaman belakang Chalet Granada. Mengenang Michelle berlarian di tepi pantai mengejar karena selalu menjahili membuat Papa dan Mamma sering marah padanya. Tawa mereka begitu lepas, liburan masa yang tak pernah terlupakan selamanya. "Betapa tersiksanya mengingat kalian pernah berada di sini," desisnya sedih. Chalet Granada tinggal cerita. Sepatunya mengusik pasir pantai seakan merasakan pijakannya nyata telah berani kembali lagi ke sini. "Tuan Michael!" Seseorang memanggil penuh semangat di kejauhan. Pria berumur berjalan tergopoh-gopoh menyisir pantai membuat sulit berjalan seimbang. "Oh, aku tak percaya kau kembali ke kota ini jika pengawalmu tidak dikirim ke rumahku!" serunya ketika jarak mereka sudah dekat. "Paman Carlitos?" Michael terkejut pria itu masih hidup walau usianya tak jauh dari ayahnya. "Kupikir dirimu ..." Ia langsung dipeluk erat penjaga villa melepas rindu bertahun-tahun tidak pernah dikunjung
Dua koper selesai dikemas. Aura panas wanita sialan telah menenggelamkan Belevia agar segera pergi dari puri Lombardy demi menyelamatkandiri. Tiba-tiba suara tangisan kencang menggema menggetarkan jiwanya. Oh, Bianca! Ia berlari kencang mengejarnya, dan menemukan di bawah anak tangga bersama pengasuh Gemma. Lengan kecil putrinya terluka digores benda tumpul bukan akibat jatuh tak sengaja. "Sayang, kau tidak apa-apa?" tanyanya khawatir memandangi Bianca. "Mama, tadi Mike memukul dan menyakitiku dengan kayu!" Tersedu-sedu gadis cilik melaporkan perilaku putra Cathy berbuat jahat berkali-kali padanya. Sikap kasar ibunya menurun ke anak bertujuan untuk menyingkirkan Bianca dan Belevia. Pengasuh Gemma memberi tahu, tapi tetap tak mampu mencegahnya. "Dasar cengeng!" ejek Mike sambil mengayun sebuah ranting kayu berujung tajam ke udara. Cathy tersenyum sinis melihat putri adopsi Michael tak lebih sebagai benalu yang harus dihancurkan. "Hey, kau tak tahu kayu ini berbahaya bagi a
Pagi yang mengerikan. Sarapan keluarga kecil Michael Delano Carleone terasa hambar. Bianca Elenora berceloteh riang disamping kedua orang tuanya tanpa tahu yang terjadi pada mereka. "Papa, adikku nanti kembar ya? Aku yang akan menggandeng mereka di kanan dan kiri tanganku, lalu menyusuri Danau Como!" Michael tersenyum tipis menutupi kebohongan demi kebohongan di depan putrinya. "Ya sayang, nanti minta ke Mama dibuatkan bayi kembar," jawabnya santai penuh makna sambil melirik ke istrinya. Sayangnya Belevia mengacuhkan sibuk memainkan garpu di atas piring tanpa menyuapkan makanan ke mulutnya. Seleranya telah lama menghilang. Sesekali menatap sedih ke Bianca, mengabaikan pria dewasa di antara mereka. "Bianca, bila sudah selesai makanmu pergilah ke taman, bermain dengan pengasuh Gemma," tuturnya lembut sambil mengusap kepala putrinya. "Papa ingin bicara dengan Mamamu dulu ya." Gadis kecil yang pintar menggangguk lucu. Mencium pipi orang tuanya kemudian berlari menuju pengasuh G
Sudah satu minggu Belevia Avril tidak bekerja di rumah sakit, dan lebih mengejutkan Dokter Henry sesaat membaca surat pengunduran diri sebagai wakil kepala pimpinan. "Whoah .. ada apa ini?" pikirnya heran menyelusuri kata demi kata alasan dari istri Michael hanya karena urusan keluarga. Tanpa pikir panjang lagi menghubungi pemilik rumah sakit. Suatu kejadian luar biasa baginya untuk memilih pengganti dokter berikutnya. "Michael, kalian baik-baik saja di sana?" "Ya, semua okay, apa ada masalah di tempat kerja?" Ia balik bertanya merasa sedikit terganggu panggilan teleponnya. "Kau jarang hubungi nomor ini bila bukan masalah darurat." Dokter Henry buru-buru meminta maaf padanya, pria yang diajak bicara bukan orang sembarangan. "Sorry Michael, aku hanya pastikan surat dari istrimu yang dikirim tadi pagi ke kantorku bukanlah hal yang serius." "Hmm.. surat tentang apa?" "Pengunduran diri Belevia Avril bekerja di sini," tandas Henry berterus terang. "Secepat inikah istrimu ingin
Ban mobil berdecit keras di pelataran Puri Lombardy, pengawal senior membuka pintu langsung berlari ke ruang kerja sang pewaris. Kabar dari Benvolio sangat membingungkan Damien dan Milano saat tiba di bandara Malpensa. Bencana besar melanda keluarga kecil Michael Delano Carleone. Tanpa mengetuk mereka masuk menemui tuan rumah sedang duduk gelisah menghadap jendela. "Michael, ada masalah apalagi?" seru Damien khawatir. Diam. Hening tanpa kejelasan. Ia memandang ke arah Benvolio yang mengangguk hormat di sudut ruang lalu mulai menceritakan kejadian tadi pagi. "Sesuatu yang aneh ketika menyambut tamu ingin bertemu Tuan Michael, kami berusaha menahan mereka di teras depan." "Tamu?" sidik Milano. "Mungkinkah relasi keluarga atau clients perusahaan?" Anak buahnya menggeleng. "Lalu siapa dia?" Ia ikut gusar pengawal menjaga keamanan Puri Lombardy ternyata tak mampu bekerja maksimal membuat ketenangan seluruh penghuninya. "Seorang wanita muda bernama Cathy, dan anaknya Mike datan
"Papa!" seru Bianca Elenora di saat sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. "Kapan aku punya adik?" Dipandang wajah mereka bergantian yang kikuk menjawab pertanyaannya. "Mama kok juga diam saja!" "Oh Bianca, sayang," Belevia mengelus rambut halus putri kesayangan. "Bersabarlah, kami sedang berusaha membuat kejutan untukmu, tapi tidak sekarang." Garpu dibanting berdenting di atas piring. Bianca ingin punya seseorang yang diajak main di rumah besar mereka. Zio Damien dan pengasuh Gemma bukanlah teman kecilnya di taman atau sekedar berlarian di pinggiran Danau Como. Michael terenyuh putrinya selalu merajuk meminta hal yang tak bisa ia penuhi. Lebih mudah menangani kasus mafia daripada menghadapi anak kecil. "Bianca, benar kata Mama Belevia, sebuah kejutan manis untukmu tak akan lama lagi," balasnya penuh kelembutan. "Kapan, Papa?" Bianca merengut membuat pipi makin menggembul. Hidupnya membosankan diawasi oleh pengasuh dan pengawal, sementara orang tuanya sibuk bekerja di rumah
Clarissa mengenakan gaun tipis menggoda pria tampan berasal dari Perancis yang berjanji menemani malam akhir pekan bersamanya. Sebotol minuman dingin, dan dua gelas kosong tertata di meja menyambut sang kekasih. "Semua terlihat sempurna!" desahnya senang. Sesaat beranjak ke kamar, gawainya tiba-tiba berbunyi mengganggu. Bukan panggilan darurat dari rumah sakit, tetapi Aubert Bailey yang menghubungi. "Allo, mon cher," jawabnya manja. "Apa kau sudah berada di Milan sekarang?" "Maafkan aku, Clarissa," tukas Aubert berbohong. "Saat ini masih ada pertemuan klien di Paris, lusa baru ke Milan menjumpaimu." Mobilnya dikemudikan cepat dari klub malam ke apartemen wanita lain. Oh, tidak! Agenda mereka buyar seketika. "Tapi kau sudah bilang dari kemarin ingin mengunjungiku, kenapa baru saat ini mengabarkan sengaja menunda keberangkatanmu?" tudingnya kesal. "Jangan-jangan dirimu memiliki selingkuhan sampai hati membiarkan aku sendirian di sini!" "Ayolah, kita segera menikah jika berha
Perjalanan pulang dari rumah sakit diiringi rasa galau. Pengawal Damien melirik ke kaca melihat situasi aneh terjadi dalam diri istri Michael yang berada di belakang kursi pengemudi. "Kau tak apa-apa, Nyonya Delano?" sidiknya penasaran. "Apakah ada masalah?" "Entahlah," jawabnya gusar memalingkan keluar jendela. "Mungkin Michael pernah bilang padamu ingin pergi berbulan madu, semua orang membicarakan pernikahan kami di rapat tadi. Dokter Henry pun hampir percaya rumor bersiap mengubah wakil pimpinan rumah sakit ke Dokter Carlotta." Tegas Damien menggeleng ikut kebingungan. "Suamimu tak pernah mengatakannya, darimana pihak rumah sakit tahu soal kalian pergi berlibur merayakan usai pernikahan berminggu-minggu berlalu?" Kesibukan di kantor Michael dan Belevia hampir tidak sempat keluar dari Eropa, apalagi setelah menghadapi pengadilan Perancis Selatan demi merebut hak asuh putri Michelle dan Nicholas dari keparat Aubert Bailey. "Sesuatu sedang terjadi dalam kepemimpinan rumah sakit,