Lokasi: Gerbang Selatan Akademi Darah
Hari: Sore, satu hari setelah pertandingan seleksi OriginLangit Akademi Darah dipenuhi rona jingga. Angin tipis membawa aroma batu basah yang khas setelah hujan siang. Sinar matahari sore menyentuh ujung-ujung menara darah, menciptakan ilusi bahwa seluruh bangunan tengah meleleh dalam cahaya.
Dan dari gerbang batu besar dengan pola urat kristal merah, tujuh sosok perlahan keluar dari celah udara yang menyala samar.
Satu per satu.
Diam.
Namun... semuanya berubah.
Luca berjalan di depan. Wajahnya masih tampak tenang, tapi siapa pun yang melihat aura lima elemen berpendar tipis di sekeliling tubuhnya pasti tahu—ini bukan Luca yang sama dari kemarin.
Aeri di sampingnya tampak lebih tenang dari sebelumnya, tapi tatapannya tajam dan penuh makna. Pita darahnya tak lagi melayang liar, melainkan menempel di bawah kulit seperti pola urat alami, seolah menyatu dengan tubuhnya.
Dan di antar
Sementara Tim Umpan mengubah langit di timur menjadi panggung kembang api dan kehancuran, Tim Kunci melangkah ke dalam kebalikannya: keheningan yang absolut. Peta yang diberikan oleh Tetua Elara membawa mereka bukan ke jalan setapak, melainkan ke sebuah celah tersembunyi di balik air terjun yang telah membatu—sebuah mulut gua yang gelap dan seolah menelan semua cahaya.Begitu mereka melangkah masuk, dunia di belakang mereka seolah lenyap. Suara gemuruh dari pertarungan Luca dan yang lainnya menghilang, digantikan oleh keheningan yang begitu pekat hingga mereka bisa mendengar detak jantung mereka sendiri.“Mulai sekarang, mulut kalian terkunci,” bisik Trint, suaranya nyaris tak terdengar bahkan dari jarak dekat. Ini adalah kata-kata terakhir yang akan mereka ucapkan. “Komunikasi hanya melalui tautan darah Aeri. Di sini, suara adalah kematian.”Trint mengambil alih kepemimpinan. Ia bergerak di depan, langkahnya begitu ringan seolah ia tidak memiliki berat. Gua itu sempit dan lembab, din
Dua takdir kini berjalan di dua jalur yang terpisah. Di satu sisi, sebuah simfoni kehancuran. Di sisi lain, sebuah opera keheningan.Jalur Timur: Tim Umpan“Kita tidak bisa hanya berjalan,” kata Erhen, suaranya yang tenang membelah angin yang menderu. Matanya yang tajam memindai cakrawala tandus. “Para Penghukum itu cerdas. Mereka tidak akan tertipu hanya dengan jejak kaki. Kita perlu memberi mereka sesuatu yang tidak bisa mereka abaikan. Sebuah pertunjukan.”Ia menunjuk ke arah sebuah formasi pegunungan kristal di kejauhan, yang puncaknya diselimuti oleh awan badai permanen. “Di sana. Sarang Gryphon Kristal. Makhluk teritorial kelas atas. Teriakan soniknya bisa memecahkan batu dari jarak satu kilometer. Energi darahnya yang liar akan menjadi suar yang sempurna di tengah tanah mati ini.”Nyxel menelan ludah. “Kau ingin kita menyerang itu dengan sengaja?”“Kita tidak akan hanya menyerangnya,” koreksi Erhen, senyum tipis yang dingin tersungging di bibirnya. “Kita akan membuatnya marah.
Laporan dari Trint dan Fyren jatuh seperti bom di tengah keheningan perkemahan mereka. Kata-kata itu—“Target Utama: Selvine Ashera”—menggema di udara, menghancurkan semua asumsi dan strategi yang telah mereka bangun dengan susah payah. Pertunjukan kelemahan mereka, akting mereka yang cermat, semuanya terasa seperti lelucon pahit.Suasana seketika berubah dari ketegangan taktis menjadi kemarahan yang membara.Aura dingin yang menusuk meledak dari tubuh Vael. Lantai di sekelilingnya mulai tertutup lapisan es tipis, dan matanya yang biasanya setenang danau beku kini berkilat seperti badai salju. Kemarahan seorang kakak yang melihat adiknya dijadikan target terasa begitu pekat, nyaris membuat udara sulit untuk dihirup.
Malam itu, tidak ada yang bisa tidur nyenyak. Kesadaran bahwa setiap gerakan mereka telah dipelajari oleh musuh yang tak terlihat terasa seperti belenggu dingin yang mengikat leher mereka. Mereka bukan lagi pemburu, melainkan mangsa yang berjalan di dalam sangkar terbuka.Di tengah keheningan yang tegang di perkemahan mereka, Erhen mengumpulkan semua orang di sekitar api unggun yang cahayanya menari-nari dengan gelisah.“Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan seperti ini,” katanya, suaranya pelan namun tegas. “Setiap teknik, setiap sinergi yang kita tunjukkan saat melawan Golem kini telah menjadi data di tangan musuh. Bertarung secara langsung adalah bunuh diri.”“Jadi kita mundur?” tanya Vael, suaranya masih sedikit serak.“Tidak,” sela Rhyza, matanya berkilat di balik
Hutan Kristal Karnivora kini sunyi. Pohon-pohon yang tadinya hidup dan mematikan kini hanyalah patung-patung kaca yang retak, cahayanya telah padam selamanya. Di tepi hutan yang telah mati itu, di bawah langit ungu yang mulai menggelap, tim ekspedisi mendirikan perkemahan. Kelelahan yang luar biasa terasa di setiap sendi dan otot mereka, tetapi ada juga perasaan kemenangan dan kebersamaan yang hangat, mengalahkan dinginnya udara Wilayah Terlarang.Api unggun kembali menyala, kali ini dengan tenang. Mereka duduk melingkar, merawat luka goresan dan memulihkan energi. Suasananya santai, dipenuhi oleh momen-momen kecil yang menunjukkan betapa dalamnya ikatan mereka telah terbentuk.Vael, yang kini tidak lagi menyembunyikan kekuatannya, dengan diam-diam menciptakan balok-balok es kecil yang bersih, lalu memberikannya pada Luca yang dahinya terasa sedikit hangat kare
Peta yang diberikan oleh Tetua Elara membawa mereka ke sebuah jalur yang tidak akan pernah ditemukan oleh pengintai akademi. Jalur itu tersembunyi di balik ngarai sempit, sebuah celah di antara bebatuan yang seolah membelah dunia. Setelah melewatinya, pemandangan di depan mereka berubah drastis. Tanah hangus dan langit ungu yang sakit digantikan oleh sebuah keajaiban yang mustahil.Di hadapan mereka terbentang sebuah hutan yang seolah lahir dari mimpi seorang dewa. Pohon-pohonnya tidak terbuat dari kayu, melainkan dari kristal bening yang memancarkan cahaya lembut berwarna-warni. Daun-daunnya adalah serpihan kuarsa tipis yang berdenting pelan saat disentuh angin. Udara di dalamnya terasa hangat dan dipenuhi oleh serbuk sari keemasan yang berkilauan, menari-nari di antara pilar-pilar cahaya.“Indah sekali…” bisik Aeri, matanya membelalak takju