Share

Part 7. Drunk

Martin Building Tower.

Katya berdiri sendiri di lobby kantor ayahnya, sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Aeron. Setelah itu tidak lama sebuah sedan putih milik Aeron terlihat masuk dan berhenti di depan lobby dan menurunkan kaca jendelanya.

"Masuk." perintah Aeron pada Katya.

Katya membuka pintu mobil dan langsung masuk kemudian mengenakankan seatbeltnya.

"Maaf,  Aku tiba tiba menelpon kakak."

Laki laki itu tidak membalas dan hanya fokus melajukan kendaraannya.

Katya merasa kalau Aeron marah padanya, terlihat dari sikapnya yang tidak ramah seperti biasa.

"Kak, maaf untuk perkataanku  yang tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja kesehatan ayah menjadi prioritasku sekarang jadi..." Katya coba menjelaskan dengan canggung.

Aeron melirik Katya lewat sudut matanya.

"Kau tidak bisa masuk ke sana masih mengenakan seragam sekolah." Aeron melirik Katya dari atas sampai bawah. "Ada urusan apa kau pergi kesana?" Aeron baru bertanya.

"Laporan kakak ketinggalan dan sekertarisnya sedang sakit makanya aku yang disuruh mengantarkannya. Kakak sedang bertemu tamu penting di sana."

Aeron mengangguk tanda mengerti, "Kalau begitu biar aku yang mengantarkannya."

Katya menggeleng, "Tidak apa-apa."

"Kalau begitu kau harus mengganti bajumu." lanjut Aeron

Aeron memutar kemudinya dan membawa Kayta ke mall terdekat untuk membeli pakaian.

Setengah jam kemudian, Katya dan Aeron sudah kembali ke mobil dengan Katya yang sudah mengganti bajunya dengan pakaian biasa, kaos dan celana jeans yang melekat pas di tubuh kecilnya dan tujuan mereka sudah dekat yaitu Ambrosia Private Club.

Ambrosia Private Club, Jakarta.

Setibanya di parkiran Club Aeron dan Katya langsung masuk dan berbicara dengan pelayan disana untuk mencari keberadaan kakaknya.

Tempat itu seperti restaurant pada umumnya, tapi tidak dibagian dalamnya. di sudut ruangan Ada sebuah pintu untuk ke ruangan lain.

"Kak, kok kita tidak ditanya apa-apa?" Tanya heran Katya pada Aeron.

Aeron tersenyum tipis, setelah perbincangan mereka di lobby rumah sakit tadi, ini pertama kalinya lagi Katya melihat senyum Aeron sedari tadi.

"Aku kenal dengan pemilik tempat ini, kalau untuk masuk ke restaurant ini saja tidak apa-apa, tapi kita  tidak bisa masuk ke private Area didalam sana." jawab Aeron santai

Katya mengangguk dengan perasaan tenang karena Aeron kembali tersenyum padanya tidak dingin seperti tadi.

"Mana laporannya? " Aeron meminta map yang dipegang Katya sedari tadi.

"Tadi aku sudah menanyakan pada pelayan tamu yang bernama Kyle Martin. Ternyata benar kakakmu sedang mengadakan pertemuan dari satu jam yang lalu di ruangan khusus. Kita tidak bisa sembarang masuk kesana."

"Apa kau bisa menelpon kakakmu untuk menemui kita disini sebentar."

"Akan ku coba." Katya mengambil ponselnya di dalam tas dan langsung menelpon Kyle.

"Tidak diangkat." dengus Katya sebal.

"Apa aku bisa bertemu kakak sebentar sambil memberikan ini?" tanya Katya pada Aeron.

"Mereka tidak mengizinkan karena kau masih dibawah umur." jelas Aeron.

"Memang kau sudah cukup umur untuk masuk kesana?"

Aeron mengeluarkan KTPnya ke hadapan Katya. "Sudah puas?" gumam Aeron merasa menang.

Katya menghembuskan nafas kasar, kenapa laporan ini menyusahkannya dari tadi.

"Ini laporannya tolong sampaikan pada kakak." Ujar Katya.

Aeron mengangguk dan mengambil laporan itu dari tangan Katya.

"Kau bisa pesan minum sambil menunggu." Setelah berbicara Aeron pergi meninggalkan Katya seorang diri.

***

Aeron berjalan melalui lorong yang cukup berliku dan pencahayaan yang remang. Belum lagi suara bising serta bau rokok bercampur bau alkohol memenuhi udara  di setiap lorong yang ia lewati. 

Pelayan yang mengantarkan Aeron berhenti di depan selah satu pintu dan mengetuknya.

Tok.. tok.. tok..

Pintu terbuka sebagian, bersamaan dengan asap rokok dan suara bising dari dalam.

Seorang pelayan atau lebih tepatnya penjaga keluar dari dalam dan kembali menutup pintu dibelakangnya.

"Ada perlu apa?" tanya penjaga itu.

"Beritahu tuan Kyle Martin yang didalam, saya Aeron Danadyaksa ingin bertemu dan memberikan sesuatu yang penting padanya." ujar Aeron.

Sebelum kembali kedalam, penjaga itu menyelidik Aeron dari atas sampai bawah.

"Tunggu di sini." ujar penjaga itu sambil masuk kembali ke dalam.

Ketika pintu terbuka  Aeron bisa melihat sekilas seorang pria asing sedang bercumbu dengan wanita yang mengenakan pakaian seksi dan di mejanya berserakan botol minuman keras berbagai merk yang tidak Aeron ketahui.

Aeron menghela nafas karena adegan dewasa yang ia lihat barusan sedikit mengganggunya, mengganggu pikirannya lebih tepat.

Tidak lama pintu terbuka kembali menampilkan wajah Kyle yang terlihat serius.

"Ada apa kau kemari?" Kyle bertanya sengit.

sebelum berbicara Aeron melihat kearah Kyle karena jasnya sudah di tanggalkan, lengan kemejanya sudah ia gulung sampai siku, dan dua kancing kemejan teratasnya sudah dilepas. Aeron melihat Kyle seperti tidak sedang rapat.

"Aku mengantarkan laporan yang diminta Katya. katanya ini laporan penting untuk pertemuan kakak sekarang. Makanya ia mengambilnya dari kantor dan mengantarkannya ke sini." jelas Aeron.

"Katya di sini? Dia belum 17tahun." pekik Kyle sedikit kaget.

"Aku yang membawanya, tapi dia tertahan didepan." Aeron menjelaskan.

Kyle cukup lega mendengarnya, karena bagian depan dan belakang temapt ini sangat berbeda. Setelah mengambil Laporan dari tangan Aeron.

"Aku akan menghubungi sopir untuk menjemput Katya." imbuh Kyle.

"Tidak perlu, aku akan mengantarkannya pulang." tolak Aeron.

"Akan lebih aman kalau Katya.."

"Ini sudah malam, sopir mu butuh waktu untuk datang ke sini." Potong Aeron.

Tentu saja Kyle berfikir sama, setelah itu ia memperingatkan Aeron.

"Pastikan Katya pulang kerumah dengan selamat Aeron Danadyaksa ." Ancam Kyle.

Aeron mendengus mendengar ancaman Kyle dan kembali berjalan menemui Katya.

***

Aeron kembali ke restaurant dan mencari Katya, tapi Aeron tidak menemukannya.

Kemana dia?!

Sesaat setelah Aeron pergi  mengantarkan laporan kakaknya, katya berfikir untuk membeli minum karena haus. Ia kemudian berjalan mendekati bar dan memesan sesuatu yang segar dan manis.

Pelayan tidak tahu bahwa Katya masih dibawah umur, ia mengira Katya adalah tamunya yang biasa datang karena wajahnya yang blasteran membuatnya terlihat dewasa.

Awalnya Katya disuguhkan Coctail yang terlihat menyegarkan

Ia meminumnya hanya dengan sekali tegukan. Pelayan yang melihat gelas Katya kosong, kembali menyodorkan gelas lain yang membuat Katya ingin mencobanya lagi.

Minuman yang terasa segar, sedikit menyengat dan manis dilidahnya membuat ia ingin kembali meminumnya. Tidak terasa Katya sudah menghabiskan  dua gelas  minuman itu, membuatnya sedikit pusing dan hawa panas menjalar keseluruh tubuhnya.

Katya menoleh melihat pada pelayan," ada yang lebih enak dari ini?"

Pelayan bar tersebut seraya mendapat isyarat dari pelanggannya kemudian  membuatkan Katya minuman beralkohol  tinggi.

Katya menyesapnya sedikit dan mengernyit karena rasanya yang pekat, setelah itu ia kembali menegaknya dan merasakan sensasinya. Setelah habis Katya meminta lagi dan lagi minuman haram itu,  sampai akhirnya Aeron mendatanginya di meja bar.

Aeron cukup kaget mendapati Katya yang terlihat sudah mabuk didepannya. Sedangkan Katya sendiri tidak menyadari kedatangan Aeron.

"Sudah cukup Katya!" geram Aeron menjauhkan gelas minuman beralkohol dari tangan perempuan itu dan langsung membopongnya keluar dari sana.

Ah sialan, baru di tinggal sebentar udah mabok ! Batin Aeron.

Saat membopong Katya yang setengah sadar, Aeron menyodorkan uang  beberapa lembar ratusan ribu pada pelayan. 

"Perlu saya bantu?" Pelayan itu menawarkan dirinya karena melihat Aeron yang kesusahan membopong Katya.

"Tidak perlu." jawab Aeron, setelah itu Aeron menggendong Katya ala Bridal dan berjalan menuju parkiran mobil.

Didalam mobil katya tidak berenti merancau, kadang ia menangis kadang ia tertawa, sampai Aeron yang melihat nya menggelengkan kepala.

Sesampainya dirumah Katya, Aeron kembali menggendongnya ala bridal dan mengetuk pintu rumahnya.

Seorang pembantu membukakan pintu, dan terlihat kaget dengan keadaan Katya di pangkuan Aeron.

"Non Katya kenapa?" Tanya pembantu Katya.

"Sakit." jawab Aeron sekenanya. "Dimana kamar Katya bik?"

"Di lantai dua, setelah naik tangga pintu pertama di sebelah kiri." jawab pembantunya.

Aeron cepat-cepat berjalan menuju tangga dan naik ke lantai dua, katya tidak berhenti merancau dan mengusir pembantunya.

"Shuusttt." bisik Aeron.

Setelah menemukan kamar Katya dan membuka pintunya, Aeron membaringkan perempuan itu di ranjangnya.

"Den, bibi ambilkan minuman hangat buat non ya?" tawar pembantu Katya.

"Taruh saja di sampingnya bi, paling dia bangunnya nanti."

"Apa den akan menginap di sini? bibik siapkan kamar tamu." lanjutnya.

"Tidak bi, Sebentar lagi saya pulang kok. Ini sudah malam." jawab Aeron sambil memijit lengannya yang pegal.

"Tadi bibi hanya menerima telpon untuk menjaga non Katya yang diantarkan oleh temannya, karena di rumah sedang tidak ada siapa-siapa.  Apa den Kyle akan cepat pulang?"

"Mungkin sebentar lagi pulang bik." jawab Aeron. 

"Kalau begitu saya permisi." Bik Asih mengangguk dan keluar dari kamar Katya.

Aeron duduk disisi ranjang sambil menghembuskan nafas, ia berfikir mungkin besok kyle akan membunuhnya karena membuat Katya mabuk. 

Sebelum Kyle pulang, ia harus cepat keluar dari sini. Batin Aeron sambil mulai berdiri.

"... kak Aeron..." katya samar-samar memanggil namanya.

Aeron menoleh dan melihat Katya dengan wajah yang memerah.

"... mau kemana?" Katya bangun kemudian  turun dari ranjangnya dan mendekati Aeron dengan berjalan sempoyongan, akan jatuh. Aeron otomatis menahannya, membuat mereka sangat dekat.

"Katya kau mabuk, sebaiknya kau tidur dan  istirahat." Aeron mengajak Katya kembali ke ranjangnya.

Entah bagaimana Katya tiba tiba membelitkan tangannya kebelakang leher Aeron dan membuat mereka terjatuh bersamaan diatas ranjang.

"...kakak menyukaiku?"

"... badanku kenapa jadi panas sekali ya..."

Rancauan Katya terdengar karena diucapkan sangat dekat dengan telinga Aeron. Membuatnya berdesir hebat.

"Katya lepaskan tangamu, kau itu mabuk." disisnya pelan. Aeron memegang tangan katya yang melingkar di lehernya, seraya ingin melepaskan tautan tangannya. Aeron bisa merasakan kedekatan mata, wajah, bibir, dan nafas hangat Katya di wajahnya.

Aeron menghembuskan nafas berat dan merasakan hawa panas mulai menyerang tubuhnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status