Share

Part 8. First Night

Martin's Family Mansion.

Aeron merasakan panas menjalar ditubuhnya.

Katya mulai mendekatkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Aeron kemudian memagutnya pelan.

Aeron membolakan matanya kaget karena Katya  melakukan hal di luar dugaan.

Katya memang belum berpengalaman, bibirnya hanya bergerak dan menyesap bibir Aeron pelan.

 Aeron pun menggeram. "Hentikan Katya! Apa yang kau lakukan?" Cegah  Aeron menarik bibirnya.

Katya  menunjukan wajah sedih dengan bibir mengerucut karena kegiatannya terhenti.

"Mencium mu, bukankah kau menyukaiku kak?" cengir Katya dengan wajah merah, ia kembali menarik Aeron dan mencium bibir laki laki itu. Aeron bisa merasakan bau alkohol yang menguar dari mulut katya.

Aeron mulai panas karena Katya sedikit demi sedikit hampir meruntuhkan pertahanannnya.

"Aku memang menyukaimu, tapi tidak begini caranya!" Aeron kembali memundurkan wajahnya dengan suara mengeram.

"Kau tidak menyukainya kak? Biasanya laki-laki menyukai wanita yang agresif, bukan begitu?" Tanya Katya dengan tampang polos karena alkohol telah mempengaruhinya otaknya

Aeron tidak menjawab karena situasi sekarang benar-benar sulit untuknya. Dia harus berfikir jernih tapi hasrat mulai menguasainya.

"Katakan. Bagaimana. Kamu. Bisa. Menyukaiku?" Tanya Katya sensual di dekat telinga Aeron yang membuat laki laki itu bergidik.

Tangan katya tidak diam, dia mulai menelusuri tengkuk, leher, dan pipi Aeron dengan jari-jarinya. Aeron sendiri tidak bernafasnya seakan  menahan hasratnya yang mulai naik keatas kepala.

Katya kembali menelusuri tubuh Aeron mengagumi bentuk fisik laki laki yang menyukainya itu. 

Aeron tentu saja meremang hebat ketika jari jari kecil Katya menyentuh kulit tubuhnya seakan menggelitik.

"Aku sangat menyukaimu Katya." bisik  Aeron pelan.

Katya tersenyum, "Kalau begitu apa yang menahanmu lagi?" pertanyaan Katya meruntuhkan pertahanan Aeron.

Aeron tahu Katya sedang dalam pengaruh alkohol karena semua yang dia ucapkan adalah rancauan tidak berarti. Tapi perasaan Aeron pada Katya tidak bisa di bohongi, hati dan tubuhnya sangat menginginkan Katya.

Aeron sendiri adalah laki laki  yang baru beranjak dewasa, Sulit baginya untuk menahan diri di situasi seperti ini. Laki laki yang belum punya pengendalian diri sepertinya membuat satu rangsangan dari luar dapat berefek luar biasa.

Akhirnya iapun kalah dan mulai membalas ciuman Katya, melumatnya kasar, terkesan frustasi tapi ada gairah disana.

Katya menerimanya, iapun membalas Aeron tidak kalah bergairah. Darahnya bergejolak hebat ingin dipuaskan. Inikah yang namanya hasrat kaula muda.

Aeron mulai menindih Katya, dan mulai meraba dada Katya yang berisi, bulat dan kenyal dibalik pakaian yang dikenakannya. Desahan lolos dari mulut Katya.

"Ahh...."

Desahan Katya membangkitkan gairah Aeron membuatnya tidak tahan. Iapun mulai meloloskan kaosnya, kemudian membuka pakaian Katya serta bra yang menempel pada tubuh putihnya.

Terpampanglah bulatan indah didepan mata Aeron, dan ia mulai memainkannya membuat Katya kembali mendesah

Aeron melihat Katya sedikit tidak sadar terbaring dibawahnya dengan wajah merah serta mata yang terpejam . Mulutnya Katya sedikit terbuka dan terlihat seksi dimata Aeron. 

Sesuatu miliknya dibawah sana mulai mengeras. Aeron dengan gerakan cepat membuka celana dan  membebaskan miliknya yang sakit, ia juga mulai membuka celana Katya sekaligus dalamannya yang dikenakannya secara perlahan. 

Sekarang Katya sudah telanjang bulat, begitu pula dengan Aeron. Aeron yang sudah gelap mata mulai memegang miliknya dan mulai menggesekannya pada milik Katya, mencari celah masuk dibawah sana.

Katya mulai bergerak gelisah sesekali meringis, tapi hal itu tidak menyurutkan niat Aeron. Bahkan desehan Katya seperti lampu hijau ditelinganya untuk melanjutkan kegiatan mereka.

"Ah.."

Aeron bukan laki laki yang tidak atau tentang seks, malah remaja seumuran lebih penasaran dengan hal-hal berbau seks. bahkan dia pernah menonton film dewasa, pernah mabuk dan ke club seperti kebanyakan remaja lainnya di Jakarta.

Aeron yang sudah tidak tahan menekan pelan miliknya pada celah sempit milik Katya. Dengan nafas memburu karena di selimuti gairah, Aeron memejamkan matanya dan menghembuskan nafas kasar.

"Tunggu, ini sakit." rintih Katya menahan tubuh Aeron dengan tangannya.

"Sakitnya hanya sebentar, tahanlah." Aeron kembali menekan miliknya, berusaha menerobos celah sempit itu.

"Tidak.. ahh.."

Seketika itu juga ia menyentakan miliknya pada milik Katya dalam sekali hentak dengan cepat. 

Katya membolakan matanya kaget, seakan sesuatu yang besar memasuki tubuhnya dengan paksa, dan rasanya sangat sakit sekali. Katya langsung berteriak  dan mencengkram punggung Aeron erat dengan air mata mengalir disudut matanya.

Aeron meraup bibir Katya guna mengurangi sedikit rasa sakitnya. "Tahan Katya." bisik Aeron sambil mengusap air matanya.

Katya tidak membalas ia berusaha menetralkan rasa sakitnya.

Aeron belum menggerakan tubuhnya walaupun miliknya sudah dicengkram erat oleh otot bawah Katya dan berdenyut minta dipuasakan, ia menatap wajah Katya dibawahnya dengan seksama. mereka saling menatap dalam tanpa ada yang berbicara.

"Aku tidak akan melepaskan mu Katya Cessa Martin." bisik Aeron.

Setelah mengatakan itu, Aeron mulai menggerakan pinggulnya, awalnya ia bergerak perlahan tapi lama kelamaan hentakannya berubah lebih cepat dan lebih dalam.

Desahan demi desahan memenuhi kamar Katya, sampai mereka menggerang bersamaan karena mencapai puncaknya.

***

FlashBack 2 tahun lalu...

Aeron yang baru masuk kelas 1 SHS dengan nekat pergi ke sekolah membawa kendaraan sendiri. Bisa dibilang pada umurnya  17tahun ia sudah bisa mengendarai mobilnya sendiri, tapi tidak terlalu mahir.

Karena itu Ayah Aeron masih belum mengizinkannya membawa kendaraan sendiri ke sekolah.

Pagi itu ia berhati-hati membawa mobilnya untuk sampai ke sekolah, beberapa puluh meter lagi sampai di gerbang masuk sekolah, Aeron ,alah mengendurkan kewaspadaannya dan tidak sengaja menyerempet seorang bapak yang sedang berjalan dipinggir jalan hingga jatuh tersungkur.

Aeron yang panik hanya bisa diam, jantungnya berdebar kencang karena sadar telah mencelakai orang lain. Ia tidak berani keluar mobil karena takut

Tiba-tiba seorang anak perempuan datang menolong bapak itu dan melihat keadaanya. Anak itu berbalik dan mendekati mobil Aeron dengan wajah marah dan mengetuk kaca mobilnya.

"Turun, kau yang menyerempetnya, kau harus tanggung jawab!" Teriaknya dengan emosi meluap-luap anak itu memarahi Aeron dari luar mobilnya.

"A..aku tidak sengaja." jawab Aeron terbata dan sedikit bergetar.

Akhirnya Aeron keluar dari mobil dan mereka berdua mendekati bapak yang sekarang terduduk di atas trotoar dengan tangan terluka dan kaki terkilir.

"Sebaiknya kita bawa kerumah sakit saja." Anak itu menyarankan dengan wajahnya terlihat khawatir.

Aeron yang sedang tidak bisa berfikir hanya mangut-mangut mengiyakan.

"Ayo bantu bapaknya masuk ke mobilmu." ujar anak itu.

"Hah?" Aeron kaget.

"Ayo cepat bawa bapaknya pake mobilmu ke rumah sakit." perintah anak itu.

Aeron  mengangkat bapak tersebut dibantu anak perempuan tadi dan merekapun bergegas kerumah sakit.

Dirumah sakit bapak itu diperiksa dan hanya mengalami luka luar yang tidak terlalu serius. Setelah meminta maaf dan membayar administrasi serta memberi sedikit bantuan berupa uang akhirnya masalahpun selesai.

Sekarang hanya tinggal mereka berdua.

"Sebaiknya kita pulang, bisa tolong antar aku kesekolah." pinta anak perempuan itu.

"Sekolah dimana?"

"Aku sekolah di International School."

Setelah mendapat jawaban Aeron tidak bertanya lagi, ia masuk kemobil dan mengendarainya dengan hati-hati kali ini.

Di dalam mobil terkadang Aeron melirik anak perempaun itu karena terpesona dengan kebaikannya menolong orang lain.

Sesampainya di gerbang sekolah, anak perempuan tadi keluar dan berterimakasih.

"Tunggu, siapa namamu?" Aeron berteriak.

"Aku Katya Cessa Martin, aku kelas 2 di JHS sekolah ini. Kakak sekolah disini jugakan?"

Aeron mengangguk.

"Kak, lain kali kalau bawa mobil hati-hati ya, nanti nabrak orang lagi lho." ujar Katya tersenyum manis.

Aeron tertegun dengan senyuman perempuan itu.

Katya masuk tanpa menoleh lagi padanya.

Itu pertama kalinya Aeron melihat Katya. Semenjak itu, Aeron selalu memperhatikannya ketika tidak sengaja berpapasan di sekolah.

Walausepertinya Katya tidak mengingatnya dan tidak menanyakan namanya. Aeron tidak ambil pusing. Yang penting, Aeron selalu mengetahui tentang Katya disekolah.

Anak perempuan pertama yang memarahinya, sekaligus mengambil hatinya dengan kebaikan yang ia miliki.

Sampai pada akhirnya Katya masuk ke SHS dan  Aeron  bisa bertemu kembali secara langsung dengannya kemudian  menyatakan perasaannya yang sudah ia pendam selama dua tahun. Katya Cessa Martin, cinta pertamanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status