Sore hari, Emily di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Dia dan Cleo pulang naik taksi, kepala Cleo rasanya pusing dan perutnya sedikit mual. Mulutnya dia bungkam dengan tangannya, membuat Emily heran dengan sikapnya itu."Nona kenapa?" tanya Emily."Aku tidak tahu, Emily. Perutku mual dan kepala pusing, tadi aku pingsan karena pusing kepala dan lemas tubuhku." kata Cleo menyenderkan kepalanya di jok mobil.Emily memegangi kening Cleo, tidak panas."Apa nona sudah makan?" tanya Emily."Iya, sejak pagi aku belum sempat sarapan. Di kantor juga aku belum sempat sarapan dan langsung pulang, tapi di kejar juga sama orang suruhan Shopia." kata Cleo."Apa kita mampir saja ke restoran? Anda harus makan, nona." kata Emily."Nanti saja di apartemen, Emily." kata Cleo.Emily diam, dia masih menatap Cleo yang terlihat lemah. Sesekali mualnya datang dan tangannya membungkam mulutnya, Emily mengelus punggung Cleo agar bisa tenang dan rasa mual hilang. Entah itu benar atau tidak, tapi Cleo merasa l
Cleo dan Emily sedang berada di ruangan praktek dokter. Sore hari, Cleo di antar Emily untuk periksa ke dokter dengan keluhan sakit yang di rasakan Cleo. Perempuan itu tidak mengatakan dirinya hamil pada Emily, seperti dugaan Nancu. Dan setelah pemeriksaan selesai, Cleo dan Emily duduk di balik meja dokter.Laki-laki berwajah blesteran India dan Amerika dengan jenggot di dagunya itu duduk dan menuliskan resep. Belum ada kalimat mengatakan apa yang di alami Cleo dengan gejala yang di sebutkan tadi."Bagaimana keadaan adik saya dokter? Apa sakitnya?" tanya Emily tidak sabar ingin mendengarkan penjelasan dokter."Sebenarnya saudara anda baik-baik saja, hanya saja dia harus banyak istirahat untuk beberapa minggu agar kandungannya terjaga. Makan makanan bernutrisi dan juga jangan lupa susu hamilnya di minun ya." jawab dokter.Tentu saja itu membuat Emily syok, mulutnya sedikit menganga mendengar ucapan dokter. Kepalanya menoleh ke arah Cleo yang menunduk diam. Kembali menatap dokter muda i
Cleo dan Shopia menoleh ke arah sumber suara, Emily masuk dengan cepat dan segera menolong Cleo yang masih di tarik rambutnya oleh Shopia."Apa yang nona lakukan pada nona Cleo? Lepaskan tangan nona Shopia!" ucap Emily lebih keras."Heh! Jadi ini pelayan rendahmu yang selalu membantumu? Benar- benar kalian kelas rendahan, kalian memang cocok harus di usir dari kota ini!" ucap Shopia dengan sinis, tangannya sudah terlepas dari rambut Cleo.Cleo memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat rambutnya di tarik kencang oleh Shopia. Dia sangat kesal sekali, perlakuan Shopia kali ini benar-benar di luar dugaannya. Ternyata Shopia selalu mengikuti kemana Nick pergi."Sebaiknya nona Shopia keluar dari apartemen ini. Saya akan panggilkan keamanan karena nona mengganggu kenyamanan penghuni apartemen ini. Saya juga bisa melaporkan nona pada polisi." kata Emily mengancam Shopia."Apa? Kamu mengancamku? Hahah! Lucu sekali." kata Shopia tertawa mengejek."Apa perlu saya telepon keamanan? Dia bisa la
Cleo masih diam saja ketika bel berbunyi beberapa kali. Emily mendekat, dia menatap Cleo dan ikut diam di tempatnya."Siapa itu Emily?" tanya Cleo sedikit takut dengan suara ketukan pintu beberapa kali."Nona diam saja di situ, biar aku yang membukanya." kata Emily.Dia mendekat ke pintu, pintunya tidak ada fitur untuk mengintai siapa yang datang ke apartemennya. Dia menarik napas panjang, memegang handle pintu lalu menariknya, membuka sedikit dan mengintai siapa yang bertamu."Selamat siang." sapa seorang perempuan dengan wajah ramah berdiri di depan pintu apartemen Cleo."Siang, cari siapa?" tanya Emily masih memegangi gagang pintu dan hanya sedikit saja membukanya, untuk berjaga-jaga."Cleo, apa dia ada? Oh, apa benar ini apartemennya?" tanya perempuan cantik itu."Anda siapa nona?" tanya Emily."Saya Nancy, teman kantor Cleo dulu. Apa dia ada?" tanya Nancy."Oh, nona Nancy. Maafkan saya." kata Emily.Dia membuka lebar pintunya, tersenyum manis pada Nancy. Dia menyuruh Nancy masuk,
Cleo dan Emily sudah berada di bandara untuk pergi ke China. Sejak dari apartemennya sepanjang jalan menuju bandara, dia lebih banyak diam. Ada rasa berat karena harus meninggalkan kota yang sangat dia cintai, di samping itu dia juga sangat berat harus pergi dan tidak akan bertemu lagi dengan Nick. Meski dia juga ingin menghindarinya, namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat menginginkan Nick bersamanya. Apa lagi dia sedang mengandung anaknya.Emily memperhatikan wajah Cleo yang tampak sedih dan berat meninggalkan kota Queens. Dia juga tahu kalau hari ini pernikahan Nick dan juga Shopia, bahkan di siarkan secara langsung di stasiun televisi atau video streaming. Tentu saja itu membuat Cleo sedih dan juga kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Dia tidak bisa berbuat banyak, bahkan dia harus terusir dari kotanya."Cleo, kamu baik-baik saja?" tanya Emily."Aku tidak tahu, Emily. Rasanya sedih sekali harus meninggalkan kota ini, hik hik hik." ucap Cleo sambil menangis.Emily menar
Acara pesta pernikahan yang meriah sudah selesai. Kini Nick dan Shopia sudah berada di kamar pangantin yang di hias begitu mewah dan indah di hotel. Kamar presiden suit itu benar- benar sangat indah, dengan taburan bunga mawar putih dan merah menghiasi kamar teraebut.Keduanya masih asyik dalam ponselnya masing-masing. Nick sedang menghubungi seseorang, entah apa yang di bicarakan, begitu juga dengan Shopia. Keduanya di tempat yang berbeda meski dalam satu kamar."Kamu audah memantau keadaan apartemen itu?" ucap Shopia."Sudah nona, apartemen itu bahkan sudah di jual. Dan sudah ganti pemiliknya." ucap seseorang di seberang sana."Bagus. Dan kamu tahu kemana mereka pergi?" tanya Shopia lagi sambil melirik ke arah Nick yang berada di balkon."Tidak ada yang tahu, tapi kata teman salah satunya yang bekerja di toko bunga itu. Mereka pergi ke Eropa, entah di negara mana itu." ucap seseorang itu lagi di seberang sana."Hemm, cari tahu kemana mereka tinggal. Jika jauh dari negara besar dan h
Setelah di beritahu oleh tetangga apartemen Cleo itu, Nick pun segera pergi dari gedung apartemen itu. Dia akan mencari tahu kemana Cleo dan Emily pergi, itu pasti berhubungan dengan istrinya Shopia."Aku harus cari tahu kemana Cleo pergi." gumam Nick.Dia mengendarai mobilnya, bingung mau kemana. Kembali ke hotel di mana dia menginap rasanya malas sekali, apa lagi bertemu dengan Shopia. Saat ini pikirannya sedang kacau, jadi dia belokkan mobilnya ke arah klub malam. Dia akan menghabiskan malam ini di sana dengan minum-minuman sampai mabuk, Nick tidak peduli dengan semuanya."Aku akan mabuk sampai pagi." gumam Nick.Mobil sudah terparkir di depan klub malam. Klub malam milik David, sahabatnya. Dia langsung masuk, suara hingar bingar musik keras dan juga para pengunjung yang menyukai dunia malam dengan berpesta atau sekedar mencari hiburan sekedar menghilangkan penat saja.Nick duduk di depan bar, dia meminta minuman pada bartender. Beberapa kali dia menenggak minumannya, sesekali kepa
Nick kembali mencari lagi kemana Cleo pergi. Pertama yang dia kunjungi kembali ke apartemen Cleo, sudah beberapa hari dia menyuruh seseorang untuk mencari tahu kemana Cleo pergi. Dia pergi juga karena memang ada kunjungan ke kota Queens, dia bertemu dengan klien di kota itu dan pulangnya langsung menuju apartemen Cleo.Tapi dia kecewa karena benar saja, apartemen itu sudah terjual beberapa hari lalu. Dia juga mencari tahu siapa yang membelinya dan siapa juga yang membantu Cleo menjualkan apartemen itu."Saya kurang tahu tuan, tapi sepertinya teman nona Emily yang menjualkan apartemen itu." kata satpam menjawab pertanyaan Nick ketika laki- laki itu mencari tahu pada laki-laki berperawaka tinggi tegap dan berkulit hitam."Teman Emily? Siapa dia?" tanya Nick."Itu teman yang bekerja di toko bunga di ujung jalan itu." jawab satpam itu lagi."Hmm, baiklah. Saya akan mencari tahu dari teman Emily itu." ucap Nick."Ya, coba saja datang ke toko bunga itu tuan. Barangkali dia tahu kemana nona