Home / Romansa / Orang Ketiga / Evrard Zahn Alterio

Share

Evrard Zahn Alterio

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-05-29 19:57:19

“Mommy sudah siapkan semuanya, kamu tinggal berangkat aja ke Jakarta,” kata mommy Kalila di sela makan malam.

Evrard menghentikan gerakan tangannya yang memegang pisau steak lalu mendongak menatap mommy Kalila.

Dia menganggukan kepala lantas melanjutkan menekuni kembali makan malamnya.

Seefisien itu gerakan si kalem Evrard jauh berbeda dengan Elvern-sang kakak yang pecicilan banyak bergerak.

“Lalu bagaimana denagn Sienna? Apa dia protes kamu pindah ke Jakarta?” Daddy King bertanya.

“Enggak Dad, Sienna enggak masalah … kita bisa bertemu seminggu sekali, aku ke London atau dia yang ke Jakarta … tapi Sienna juga lagi sibuk membuka toko Perhiasannya yang baru di Paris.” Evrard menjelaskan dengan rinci agar tidak ada pertanyaan lagi.

“Wah … Sienna memang menantu idaman,” celetuk mommy Kalila yang bangga memiliki calon menantu sukses dalam bisnis perhiasan.

Evrard tersenyum tipis sebagai respon, dia juga tentunya merasa bangga.

“Terus kamu mau kapan kenalin calon istri sama Mommy, El?” Mommy Kalila bertanya kepada Elvern-kakak kembar dari Evrard karena sedari tadi pria itu tumben sekali tidak banyak bersuara atau hanya sekedar menggoda adiknya.

Elvern memang selalu menghindar dari setiap pembicaraan mengenai pernikahan.

Dia yang berjiwa bebas tidak suka terikat dan menurutnya kalau bisa meniduri banyak wanita kenapa harus setia dengan hanya satu wanita?

Elvern menyengir menanggapi pertanyaan Elvern membuat mommy Kalila mendelik sebal.

“Ev aja dulu, Mom … aku belum dapet cewek yang pas buat jadi mantu Mommy.” Elvern beralasan.

“Lalu wanita-wanita yang sering dibawa ke Mansion setiap kami enggak ada itu pada ke mana? Enggak ada kah yang pas buat jadi mantu mommy kamu?” Daddy King bersarkasme.

“Belum Dad, belum ada yang secantik mommy.” Elvern yang hangat dan pandai bicara membalas sikap ketus mommy Kalila justru dengan pujian dan mommy Kalila pun mengulum senyum merasa tersanjung.

Sedangkan Evrard yang memiliki karakter kebalikan dari Elvern ternyata ikut tersenyum sembari menundukan kepala menekuni makan malam di depannya.

Dia setuju dengan Elvern, salah satu alasan kenapa Evrard mencintai Sienna dan memilihnya untuk menjadi pendamping hidup hingga tua nanti adalah karena Sienna pekerja keras, mandiri dan sukses seperti mommy sewaktu muda dulu meski wajah mereka tidak mirip karena mommy berdarah Asia dan Sienna berdarah Eropa tapi setidaknya ada kemiripan di antara mereka.

Elvern dan Evrard tentu tahu bagaimana kerennya sang mommy saat menjadi wanita karir dulu, daddy sering menceritakannya.

Dan setelah mereka cukup besar untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, mommy pun kembali bekerja hingga sekarang memimpin sebuah perusahaan raksasa di Jerman yang sejenis dengan perusahaan yang baru saja beliau beli di Jakarta.

“Katanya cewek-cewek Indonesia cantik-cantik, nanti aku jengukin kamu ke Jakarta nyari jodoh.” Elvern sesumbar, tangannya menepuk-nepuk pundak Evrard.

Evrard menoleh pada sang kakak lalu memberi tatapan malas namun alih-alih kesal—Elvern malah tergelak.

Usai makan malam, mereka berpindah ke ruang kerja daddy King.

Menempati sebuah meja besar dengan bentuk lingkaran—mereka berempat membahas tentang perusahaan yang akan Evrard pimpin nanti di Jakarta.

Tidak ada perasaan terpaksa saat Evrard yang akhirnya dipilih untuk mengelola perusahaan mommy di Jakarta yang ada adalah antusias karena di Jakarta tempat berkumpulnya keluarga besar sang mommy yang bermarga Gunadhya.

Evrard nyaman berkumpul dengan keluarga besar mommy yang menurutnya ramah dan hangat tidak seperti keluarga besar daddy yang selalu bersaing ketat dalam segala hal bahkan mereka saling menjatuhkan bisnis satu sama lain padahal perusahaan mereka berada di bawah bendera yang sama yaitu Alterio Corp.

Diskusi mengenai perusahaan baru ini cukup seru, mereka duduk berlama-lama membahas operasional perusahaan sampai hampir tengah malam barulah bubar untuk beristirahat.

Dijadwalkan akhir minggu ini Evrard akan berangkat ke Jakarta dan Seninnya langsung memulai operasional perusahaan.

Sampai di kamarnya, Evrard menari ponsel yang dia simpan di atas nakas dekat tempat tidur.

Evrard menghubungi Sienna, mencari tahu apa yang sedang tunangannya lakukan jam segini.

“Hallo, Ev?” Suara Sienna dari ujung sana terdengar masih bersemangat.

“Belum tidur, Baby?” Bariton sexy milik Evrard bertanya.

Sienna menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya menjawab, “Aku sedang membuat konsep baru untuk desain interior toko … konsep yang lama ternyata sudah dimiliki toko perhiasan lain.” Sienna berujar ketus sepertinya sedang kesal.

“Serahkan pada ahlinya, nanti kamu tinggal pilih saja mana yang menurut kamu bagus.” Evrard memberikan solusi.

“Justru itu … sepertinya para design interior memiliki konsep dengan template sama … konsep yang pertama ini aku menggunakan apa yang disarankan desain interior tapi ternyata konsepnya sama dengan toko perhiasan lain, itu kenapa aku membuat konsep sendiri sekarang.”

Evrard tersenyum, tunangan cantiknya ini memang lucu jika sedang marah-marah atau kesal.

“Oke … tenangkan dulu diri dan pikiran kamu dan tidur lah … toko itu enggak harus buka secepatnya, kan?”

Evrard tidak mendapat respon, sepertinya Sienna tidak setuju mungkin karena ingin toko perhiasannya di Paris buka secepatnya.

“Aku pergi akhir minggu ini, datanglah ke Jerman ….” Kalimat Evrard menggantung, tentu undangan Evrard tersebut sudah bisa diartikan oleh Sienna.

“Atau aku yang datang ke sana?” Evrard bersedia datang menemui Sienna yang sedang berada di Paris untuk membuka toko perhiasannya yang baru meski pekerjaannya di Jerman pun menumpuk menunggu diselesaikan sebelum dia pergi ke Jakarta.

“Aku saja yang ke sana, sepertinya aku butuh liburan.” Suara Sienna merendah.

Keduanya sepakat memutus sambungan telepon setelah saling mengucapkan selamat malam.

***

Evrard berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum dia berangkat ke Jakarta.

Tidak ada satu pun yang tertunda, dia menyelesaikannya dengan teliti.

Penggantinya nanti tidak akan kesulitan untuk memulai.

Dan hari ini adalah serah terima jabatan dari Evrard ke penggantinya yang telah lulus seleksi dan dianggap kompeten untuk menggantikannya.

Acara tersebut dihadiri daddy King sebagai pimpinan tertinggi Alterio Corp di Jerman.

Evrard yang ekspresi wajahnya memang dingin dan datar menjabat tangan penggantinya bersama sorot mata penuh intimidasi seakan menantang pria yang seusia dengannya itu apakah bisa melakukan lebih baik darinya?

Pria pengganti Evrard itu tersenyum simpul sembari menjabat tangan Evrard dan sorot mata yang tidak bisa Evrard artikan.

Setelah ceremonial itu selesai, Evrard pergi ke ruangan sahabatnya yang berada di gedung lain.

El Bara atau yang kerap disapa Bara-sahabat Evrard itu menyambut Evrard yang baru saja masuk ke ruangannya dengan senyum lebar.

“Selamat siang Tuan muda Alterio,” sapanya formal.

Evrard mendengkus kemudian duduk di depan meja Bara.

“Aku enggak mau tahu, kamu harus ikut ke Jakarta bersamaku dua hari lagi.” Evrard bukan memohon tapi memerintah.

Bara tertawa. “Pekerjaanku masih banyak, Ev … mungkin baru dua atau tiga bulan lagi aku menyusul setelah menyelesaikan kasus terakhir ini.”

Evrard berdecak tidak suka, dia tidak mempercayai orang lain hanya percaya kepada Bara untuk mendampinginya menyelesaikan semua yang berhubungan dengan hukum termasuk perjanjian dengan vendor untuk menunjang operasional perusahaan sampai kontrak bisnis dengan klien.

“Ayolah … tiga bulan tidak akan lama, aku akan utus orang terbaik untuk mendampingimu sampai pekerjaanku di sini selesai.” Bara memberikan solusi.

“Kalau dia sehebat dirimu maka kamu tidak perlu datang ke Jakarta.” Evrard mengancam lantas bangkit dari kursi.

Bara menanggapi dengan tawa kecil mengiringi kepergian Evrard keluar dari ruangannya.

***

“Ev … aaaahh,” desah penuh kenikmatan yang memanggil nama Evrard dengan sensual itu tercetus berulang kali dari bibir Sienna saat pria gagah perkasa yang tidak lain adalah tunangannya memberikan hentakan dari atas.

Tubuh Sienna terdorong ke headboard bersama payudaranya yang memantul setiap kali Evrard menghentak.

Pria itu meremat bagian yang menyembul di dada Sienna seiring tempo hentakan yang kian cepat.

Sienna selalu dibuat melayang hingga Nirwana oleh segala sentuhan Evrard yang memabukan.

Evrard mencabut miliknya dari dalam Sienna, memutar badannya pelan dengan sekali gerakan mudah, mengangkat bokongnya dan kembali memasukinya dari belakang.

“Aaaah ….” Desah lega tercetus nyaring bersama pejaman mata erat.

Evrard yang berdiri menggunakan kedua lutut di atas ranjang kembali mendorong bokongnya, membuat miliknya keluar masuk.

Evrard membungkuk, melapisi punggung Sienna menggunakan dadanya dengan satu tangan meremat bagian menyembul itu dan wajah yang melesak di leher Sienna memberikan kecupan hingga ke tengkuk.

Tubuh Siennna meremang, perutnya mulai bergejolak menahan sesuatu yang nyaris meledak.

Seakan belum puas menikmati tubuh sang tunangan dari belakang, Evrard ingin memberikan kesempatan kepada Sienna yang mendominasi jadi tanpa melepas penyatuan mereka, Evrard menarik pinggang Sienna membawanya terduduk di atas pangkuan dengan posisi membelakanginya.

“Gerak, Baby …,” pinta Evrard berbisik, nafasnya tersengal.

Sienna mulai menggerakan bokongnya naik turun dengan nafas tersengal dan tubuh yang lembab.

Dia mengusap bagian bawah rahangnya yang terasa bercucuran keringat sembari terus bergerak memutar bokongnya lalu naik turun.

Desahan Sienna kian kencang pertanda dirinya segera sampai dan Evrard merasakan miliknya dijepit kuat.

Evrard belum ingin selesai, dia masih ingin menikmati kenikmatan tubuh Sienna karena mungkin akan lama mereka tidak bertemu mengingat jarak yang semakin terbentang di antara mereka.

Jadi dia mengubah posisi lagi, membawa Sienna berbaring lalu menghujam Sienna dari atas.

“Eeevvv!“ Sienna memekik, hujaman Evrard mengenai bagian sensitifnya di dalam sana.

Sienna tercekat saat gelombang kenikmatan menghantamnya begitu hebat, kepalanya mendongak kemudian tubuhnya bergetar.

Evrard mengejar Sienna dengan mempercepat hentakannya hingga dia tiba di puncak kenikmatan yang luar biasa.

Tidak langsung berhenti, Evrard terus menghentak menikmati sisa pelepasannya lalu bergulir ke samping dengan nafas tersengal.

Setelahnya hening mengambil alih cukup lama, antara lelah atau hanya ingin menikmati kebersamaan ini dengan pelukan saja, keduanya tidak banyak bergerak.

Sienna tenggelam dalam pelukan tubuh Evrard yang besar dan atletis.

Sangat nyaman dan Sienna selalu terbuai, dia akan menggunakan waktu pertemuan dengan Evrard semaksimal mungkin berkualitas mengingat kesibukan mereka yang padat apalagi Evrard akan tinggal di Indonesia.

Butuh belasan jam mencapai Indonesia sari Eropa meski menggunakan privat jet dengan kecepatan tinggi.

“Setiap minggu aku akan menemuimu di Paris.” Evrard akhirnya bersuara.

“Enggak perlu, kamu butuh beradaptasi dengan perushaaan baru dan aku sedang fokus membangun toko perhiasan baru … selesaikan dulu urusan kita masing-masing setelah itu kita bisa bertemu.” Sienna memberikan kelonggaran.

“Kamu yakin?” Evrard menjauhkan tubuhnya memberi jarak sedikit demi bisa menatap wajah cantik Sienna.

“Yakin sekali.” Sienna menjawab mantap.

Pasalnya Evrard berbeda dengan Elvern, tunangannya ini adalah pria yang sudah terbukti kesetiaannya.

“Baiklah … kamu tinggal hubungi aku kalau kamu rindu … secepatnya aku akan datang,” kata Evrard agar Sienna tenang.

Sienna terkekeh, satu tangannya melapisi pipi Evrard.

“Aku mempercayaimu, Ev.” Sienna mengatakan hal tersebut kepada Evrard juga untuk membuatnya tidak perlu merisaukan LDR ini karena bagi mereka jarak bukan masalah selama masih ada privat canggih dengan kecepatan tinggi.

Selain itu mereka juga sudah dewasa bukan remaja lagi yang dalam menjalin hubungan mewajibkan intensitas pertemuan yang tinggi.

Tidak, Evrard dan Sienna adalah sepasang dewasa jadi hubungan ini pun santai saja yang pasti suatu hari nanti mereka pasti menikah.

***

Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya tapi Evrard dan Sienna sudah berada di Bandara.

Masih sepi namun dua privat jet dengan tujuan berbeda sudah siap untuk berangkat.

Evrard menangkup wajah Sienna menggunakan kedua tangannya, menundukan kepala lantas memagut bibir Sienna dengan brutal.

“I love you,” bisik Evrard di depan wajah Sienna.

Sienna tersenyum penuh kemenangan, merasa bangga dan paling hebat lantaran bisa mendapatkan salah satu keturunan langsung dari Alterio.

Meski keluarganya adalah bangsawan Inggris namun bila dihitung—kekayaan Alterio masih jauh lebih besar dari kekayaan keluarganya dan pria Alterio ini begitu tergila-gila padanya.

“Sampai ketemu lagi, Ev.” Sienna berujar tanpa membalas ungkapan cinta Evrard.

Evrard tersenyum dan senyum itu hanya pernah didapatkan oleh mommy, Evangeline-adik bungsunya dan Sienna.

Mereka pun berpisah menaiki privat jet masing-masing untuk pergi ke Negara dan kota berbeda tujuan mereka.

  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Orang Ketiga   Tamat

    “Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari

  • Orang Ketiga   Second Honeymoon

    Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b

  • Orang Ketiga   Nasib Sienna

    Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala

  • Orang Ketiga   I Love You

    Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.

  • Orang Ketiga   Kebahagiaan Vita

    Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana

  • Orang Ketiga   Akhirnya Terungkap

    Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus

  • Orang Ketiga   Kebahagiaan Qailula

    Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto

  • Orang Ketiga   Hamil Lagi

    Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang

  • Orang Ketiga   Bisnis Resort

    Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status