Malam itu juga aku berikan bukti-bukti yang ku punya kepada polisi, aku sudah tak mau lagi berbaik hati dengan seseorang yang ternyata musuh dalam selimut. Biarlah polisi menangani kasus ini lebih dalam, yang penting kurasa penyelidikan kasus ini sudah kututup, karena sudah kutemukan siapa pelakunya. Tak boleh ada masalah baru timbul dalam tiga hari ke depan. Karena mulai besok aku harus mengumpulkan persiapan untuk resepsi pernikahan Mas Chandra
Setelah itu, aku pun menuju rumah sakit, tentu saja untuk menemui orang tuaku. Ya mulai hari mereka sudah ku anggap sebagai orang tuaku sendiri. Karena meski nanti aku dan Mas Chandra akan berpisah, tapi nanti hubungan kami tak akan berubah. Malah mulai sekarang mereka akan tinggal di rumahku. Alhamdulillah hidupku tak akan kesepian lagi.Karena kondisi Bapak yang sudah membaik, maka malam ini beliau sudah di perbolehkan pindah ke ruang perawatan. Dan alhamdulillah meski tidur di rumah sakit, malam ini aku merasa lebihHari ini adalah hari pernikahan suamiku, Mas Chandra dan selingkuhannya Raisa. Akad nikah akan di adakan nanti malam selepas magrib. Entah kenapa aku dari pagi terus saja gelisah. Jujur hati kecilku masihlah merasakan sakit, meski mulutku bisa tersenyum dan berkata 'aku baik-baik saja'."Nduk, kamu yang sabar ya. Yang ikhlas, jangan pikirkan lagi Chandra. Ibu yakin sekali pasti Allah telah menyiapkan jodoh yang lebih baik untukmu. Menangislah agar hatimu sedikit lega." Seakan tahu isi di dalam pikiranku, Ibu pun menemuiku di kamar selepas shalat subuh itu.Kutumpahkan segalanya dengan air mataku, yang sebelumnya selalu ku tahan agar tak ada seorang pun yang tahu bahwa sesungguhnya aku ini wanita yang rapuh. Ibu kemudian membawaku ke dalam pelukanya."Ingat Nduk, kamu bukanlah wanita yang lemah, kamu adalah wanita yang kuat. Jangan hanya karena laki-laki seperti Chandra kamu jatuh. Lupakan dia, biarkan dia bersama perempuan pilihannya. Bukankah
Sejak selesai shalat subuh, pikiranku sudah mulai tak karuan memikirkan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi nanti. Bismillah semua terjadi hanyalah atas kehendakMu ya Allah.Bukan tanpa alasan aku kemarin meminta WO untuk menyediakan makanan dalam porsi dua kali lipat dari pesanan Raisa, tapi karena aku takut makanan yang stok makanan yang tersedia nanti tidak akan mencukupi.Karena dalam pesta resepsi nanti bukan hanya undangan Raisa saja yang hadir, tapi juga para tamu undanganku.Undanganku itu adalah semua karyawan kantor, semua pekerja di dua rumahku, tetangga di dua rumahku, dan tetangga di rumah orang tua Mas Chandra, dan juga ada beberapa kolega dan teman-temanku. Yang mungkin jumlahnya juga sekitar lima ratusan lah. Aku ingin mereka semua menjadi saksi kehancuran seorang Wisnu Chandra, yang selama ini selalu terlihat ramah dan berkelakuan baik pada mereka.Dalam
Raisa pun segera membuka pita ungu tersebut dan membuka gulungan kertas, seketika matanya melotot membaca tulisan yang ada di kertas itu."Apaan sih ini Mbak? Surat cerai?" tanya Raisa bingung.Aku hanya menganguk sambil tersenyum."Kenapa Mbak menghadiahkan surat cerai untukku? Surat cerai siapa ini?!" tanyanya lagi, kali ini terlihat agak panik.Sementara Mas Chandra sudah mulai gelisah, kini dia pun berdiri dan ingin merebut kertas tersebut dari tangan Raisa."Apa-apaan sih kamu Yank?!" Raisa marah sekali pada Mas Chandra, "Dita Prameswari dan Wisnu Chandra? Apa-apaan semua ini?!" Raisa kini berteriak emosi, membuat semua mata tamu undangan tertuju ke pelaminan."Jelaskan semua ini!!" teriak Raisa kepadaku.Seorang pria naik ke atas pelaminan membawakan beberapa lembar ker
Sekitar lima menit semua mata masih saja tertuju di layar, dan undangan hanya saling berbisik kembali. Sesuai permintaanku, maka saat ini pihak WO memberikan snack box kepada seluruh tamu termasuk kedua mempelai.Tampak Mas Chandra yang mukanya sudah pucat dari tadi langsung meneguk sebotol kecil air mineral itu. Sedangkan Raisa masih shock sekali kelihatanya, hingga dia meremas-remas kertas salinan surat cerai yang dari tadi di pegangnya itu."Bagaimana sudah jelas 'kan? Kalau saja dulu suamimu ini pintar menyembunyikan perselingkuhannya tersebut. Maka bukan tak mungkin jika kami bercerai dia bisa mendapatkan separuh dari harta gono gini kami. Sayangnya dia sedikit polos, hingga akhirnya dia pun harus terima nasib tak menerima uang sepeser pun dariku," ucapku sambil tersenyum menunjukkan deretan gigi putihku.Sebenarnya apa sih bedanya bodoh dengan polos? Ah kurasa tak ada bedanya!"Dasar kamu wanita jahat! Wanita kurang ajar kamu!!" teri
"Mau kemana kamu Mas? Jangan buru-buru pergi dari sini. Masih banyak fakta yang akan ku ungkap!" kataku padanya."Cukup sudah Dek, maafkan aku. Sungguh tega kamu menguliti dan mempermalukan aku di depan umum seperti ini. Tolong kali ini biarkan kami pergi dari sini," rengeknya."Aku tega? Lalu apa yang kau lakukan kepada dahulu itu di sebut apa Mas? Kamu membohongiku, menduakanku, mencurangiku, menjambretku dan berusaha untuk membunuh aku. Untung saja Allah masih melindungiku, hingga sampai kini aku bisa berada di sini. Tak mudah bagiku memafkan semua yang telah kau lakukan itu. Jadi kali ini bersikap manislah melihat semua pembalasanku!" ucapku penuh emosi.Akhirnya Mas Chandra pun kembali duduk seperti semula. Tak akan ku biarkan kamu pergi dengan mudah Mas. Hari ini semua orang harus tau tentang kebusukanmu, bukankah sudah kubilang aku akan membuat hidupmu bagai di neraka. Tak jadi soal bagik
"Aku tak butuh cinta! Aku hanya butuh uang, uang dan uang!" teriak Raisa lagi."Sudahlah sudah Yank, semua sudah hancur tak akan bisa di perbaiki lagi. Aku sungguh sangat mencintaimu Yank, itulah sebabnya aku berbohong dan melakukan semua ini. Apapun kulakukan hanya untuk membahagiakanmu. Di sisa umurku ini akan kulakukan apapun yang kau inginkan!" ucap Mas Chandra mencoba menenangkan Raisa.Akhirnya Raisa pun luluh ke pelukan suaminya itu, dan tanpa malu-malu lagi Mas Chandra-pun menciumi pipi Raisa.Bagai sedang melihat pagelaran wayang orang, aku dan para tamu undangan sangat menikmatinya. Benar-benar muka tembok, padahal baru saja kupermalukan sedemikian rupa, kini malah mereka memadu kasih di depan banyak orang.Plok plok plok"Wow inilah pasangan terfavorit bulan ini!" ujarku sambil bertepuk tangan.Tak
Setelah semua tamu undangan pulang, aku menghampiri orang tua Mas Chandra yang kelihatan masih shock dan menangis. Melihat kedatanganku, sontak mereka menghapus tangisan itu."Bu, Pak mari kita kembali pulang," ucapku sambil tersenyum.Mereka pun mengangguk, namun kulihat air mata Ibu masih terus mengalir. Ku dekati beliau, dan mencium punggung tangannya."Bu, maafkan aku ya, telah berbuat seperti ini pada Mas Chandra. Jika saja dia tak menduakanku dan juga tak ingin membunuhku, tentu aku pun tak akan setega itu kepadanya. Tolong Bu, Pak maafkan aku."Tak terasa, air mata yang dari tadi kubendung akhirnya tumpah juga. Mereka menjawab permintaan maafku hanya dengan anggukan, terpancar wajah sedih dan kecewa di sana.Sebenarnya aku juga tahu, apa yang kini mereka rasakan. Pasti sedih dan juga malu melihat kejadian tadi. Sedih karena t
Pov Pak Widodo(Bapaknya Chandra)"Pak, pokoknya aku mau kita bebaskan Chandra secepatnya! Nggak tega aku melihat dia di penjara, apalagi dia kan sedang sakit!"Ketika kami baru sampai di rumah-setelah dari rumah Dita, istriku langsung berkata seperti itu, sambil emosi."Istighfar to Buk, biarkan anakmu itu di penjara dulu, biar dia bisa sedikit mengambil pelajaran dari semua kejadian ini. Kalau kamu membebaskannya, ya rasanya percuma juga tadi Dita memberikan pelajaran seperti itu pada Chandra," ucapku."Dita itu sudah keterlaluan sekali Pak, aku nggak tega sama Chandra. Meskipun dia salah tapi tetap dia anak kita, dan pokoknya kita harus tetap berjuang menyelamatkan hidupnya. Jual segerra sawah itu, dan bila perlu rumah ini juga di jual asal bisa membebaskan Chandra!"Dari dulu istriku ini memang sangat mema