Share

Bab 2

Author: arawinda
last update Last Updated: 2022-11-26 18:39:48

Chlora menghembuskan napasnya ketika mengingat kejadian tadi. Anak-anak kecil itu langsung menangis ketika Chlora mengatakan hal itu. Chlora sendiri tidak peduli. Lebih baik membunuh daripada dibunuh, bukan?

“Chlora! Mengapa kau mengatakan hal itu kepada mereka?” tanya Violet.

Chlora memutar matanya. “Aku hanya tidak menyukai mereka, puas? Aku muak bermain dengan mereka. Aku tidak suka dengan anak cengeng seperti mereka.”

“Kamu dan mereka masih berumur tiga tahun, Chlora! Astaga, apa yang terjadi pada anakku?” Violet memegang dahinya karena pusing.

“Aku tidak mau lagi bertemu dengan mereka kecuali Zoey. Setidaknya Zoey lebih terlihat lebih baik dari pada mereka semua,” ucap Chlora.

Violet mengelus kepala Chlora. “Baiklah, ibu menghargai keputusanmu. Tapi tolong jangan berbicara jahat seperti itu, mereka akan mengingat ucapanmu seumur hidup.”

Chlora menundukkan kepalanya menghindari tatapan Violet. “Baik, ibu.”

Violet lalu pergi dari kamar Chlora ketika mendengar suara tangisan Alwin, adik laki-laki Chlora yang masih bayi. Chlora segera mengambil buku yang ia sembunyikan dan menulis. “Aku harus bisa menghindari kehancuran yang menimpa keluarga ini. Jika tidak maka hidupku tidak akan bahagia,” ujarnya.

“Hm.. setelah aku ingat-ingat ternyata kehancuran keluarga ini juga ada sangkut pautnya dengan Virion, sang antagonis yang menyukai Shelia.”

Chlora mengepalkan tangannya. “Aku memang tidak mempercayai siapa pun di dunia ini. Semua orang pasti memiliki lebih dari satu wajah. Sial, banyak sekali orang yang harus aku hindari.”

“Virion, dia memiliki rambut berwarna hitam kebiruan dan mata berwarna hitam. Dia memiliki pedang yang paling berbahaya di dunia ini. Dia mulai terlihat saat berumur lima belas tahun.”

Chlora membayangkan kematiannya yang disebabkan oleh Cithrel dan dibantu oleh Virion. Chlora langsung menggelengkan kepalanya. Tidak boleh, kali ini ia akan hidup panjang. Setidaknya ia terlahir sebagai orang kaya di kehidupan ini.

“Kenapa semua orang selalu melimpahkan kesalahan pada Chlora? Lebih baik kau suruh saja Shelia agar tidak mendekati tunangan orang,” gerutu Chlora.

Chlora mengetuk penanya di atas meja. “Astaga, aku baru ingat kalau Virion adalah penerus gelar Archduke. Akan sangat sulit melawannya. Kalau begitu lebih baik jika sejak awal aku menghindarinya. Tetapi jika Shelia terus berhubungan denganku bukankah berarti ia akan mengincarku juga?”

“Astaga, lebih baik aku tinggal di neraka saja,” keluh Chlora.

Virion menjadi tokoh antagonis karena obsesinya yang tidak wajar kepada Shelia. Bukan hanya Chlora yang terkena dampaknya, tapi Cithrel juga ikut masuk dalam permainan Virion. Virion adalah laki-laki yang sangat licik, dia akan melakukan semua cara hanya untuk mendapatkan Shelia.

“Apakah aku pindah saja dari kekaisaran ini? Ah tidak, aku harus melihat keadaannya terlebih dahulu baru aku bisa memutuskan apakah aku akan pindah atau tidak,” celetuk Chlora.

Chlora menutup buku catatan itu dan menyembunyikannya di lemari pakaiannya. Ia berjalan menuju kamar orang tuanya dan melihat sang adik yang sedang bermain. Chlora duduk di sampingnya dan membantu Alwin memegang mainan-mainan itu.

“Alwin, aku sangat mati. Aku sudah pernah mengalaminya dan aku tidak mau merasakannya hal itu lagi,” ucap Chlora.

Alwin menatap Chlora seolah ia mendengarkan ucapan kakaknya dengan serius. Chlora tertawa melihat itu dan mengusap kepala adiknya. “Aku hanya bisa berbicara denganmu, Alwin. Karena aku tahu kau tak akan membocorkan apa pun yang aku katakan.”

“Aku berasal dari Indonesia, dan aku berumur dua puluh lima tahun. Aku hanya seorang pegawai kantoran biasa. Tapi sayangnya aku tidak bisa mengingat bagaimana aku bisa mati.”

Alwin mengusap tangan kakaknya seolah-olah menenangkan hati kakaknya yang sedang gundah. 

“Ah, Alwin. Aku berjanji aku akan melindungimu dari orang-orang jahat di dunia ini. Kau tenang saja, aku sudah mendapat bocoran masa depan,” Chlora terkekeh.

Tanpa sadar, mata Chlora terpejam. Begitu juga dengan Alwin. Mereka berdua tidur dengan posisi Chlora yang memeluk Alwin. Galan, ayah dari Chlora dan Alwin, terkejut saat masuk ke dalam kamar. Ia mengecup dahi kedua anaknya dan tersenyum.

“Semoga kalian berdua bisa menjadi saudara yang saling menyayangi.”

*

Chlora menyipitkan matanya ketika melihat bunga yang tiba-tiba ada di atas buku catatannya. Ia menatap kamarnya dengan tatapan curiga. Bunga itu berwarna emas dan mirip seperti bunga magnolia.

“Aku harus tanya ke ibu apa arti dari bunga ini,” ucapnya.

Chlora berlari ke setiap ruangan dan mencari ibunya. Ia kemudian melihat ibunya sedang menjemur Alwin di bawah sinar matahari pagi. Chlora mengecup pipi Alwin terlebih dahulu dan menatap Violet.

“Ibu, apa arti dari bunga ini?” tanya Chlora sambil menunjukkan bunga itu.

Violet terkejut ketika melihat bunga itu. “Di mana kau mendapatkan bunga itu, Chlora?”

“Tiba-tiba saja ada bunga ini di atas buku catatanku. Apakah ada pertanda buruk?”

Violet menggeleng. “Itu bukan sesuatu yang buruk. Tapi ibu tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah hal yang baik. Ibu rasa kamu tidak akan mengerti jika ibu mengatakannya sekarang. Ibu akan memberitahumu saat sudah berusia sepuluh tahun.”

Chlora mengangguk. “Baiklah. Aku akan pergi ke kamar dulu!”

Violet mengangguk dan menatap Chlora dengan tatapan cemas. Galan yang sedang berjalan menghampiri istrinya dan mengambil alih Alwin yang sedang menatap pohon. 

“Apa yang terjadi?” tanya Galan.

“Chlora mendapat bunga magnolia emas! Bukankah itu pertanda bahwa dia adalah pasangan dari pemilik pedang Lazarus?” tanya Violet panik.

Galan mengangguk. “Lalu? Kenapa kau terlihat panik seperti itu?”

Violet memegang dahinya. “Pemilik pedang Lazarus akan menjadi orang yang haus darah, bukan? Bagaimana jika Chlora disakiti oleh pasangannya?”

“Violet, itu hanyalah rumor. Pedang Lazarus memang membawa roh iblis, tapi bukan berarti pemilik pedang itu akan menjadi orang yang haus darah. Mungkin saja dia bisa menjadi orang yang jahat, tapi kita pasti akan menjaga Chlora bukan?” ucap Galan.

“Tapi mengapa Chlora bisa mendapatkan bunga itu? Apakah Chlora memiliki kelebihan yang unik di dalam dirinya sehingga ia bisa terpilih menjadi pasangan pemilik pedang Lazarus?” tanya Violet.

Pedang Lazarus adalah pedang yang membawa roh iblis yang pernah memporak-porandakan kaisar. Seorang ksatria kemudian menyegel roh iblis tersebut dalam pedangnya dan akhirnya kekaisaran kembali damai. Sayangnya, ksatria itu terkena efek dari penyegelan roh iblis. Dia akan merasa kesakitan setiap malam karena roh iblis itu. Tapi seorang perempuan datang dan ia mampu membuat ksatria itu tidak merasa kesakitan. Sejak itu, pasangan dari pemilik pedang itu akan mendapatkan bunga magnolia emas yang menandakan bahwa ia mampu membuat roh iblis itu tunduk padanya.

Chlora yang berada di kamarnya terus memandang bunga itu. “Mungkin ibu merasa hanya akan sia-sia jika memberitahuku sekarang karena aku masih berumur tiga tahun. Tapi selama itu bukanlah hal yang buruk, aku tidak peduli.”

Chlora meletakkan bunga itu di dalam buku dan menutupnya. “Aku hanyalah perempuan realistis yang menyukai kekayaan. Selama ada uang di sampingku aku tidak membutuhkan apa pun.”

“Ah, tapi mengapa aku merasa akan ada hal penting yang berhubungan dengan bunga itu. Apakah aku akan menjadi pahlawan kekaisaran? Kedengaran bagus! Tapi aku tidak suka terlalu banyak perhatian orang padaku,” ucap Chlora.

Chlora memutar-mutar tangkai bunga itu. “Aku harap, aku bisa mengubah masa depan dan menjalani hidup yang tenang.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 45 [END]

    Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 44

    Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 43

    Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 42

    Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 41

    Mata Chlora mendelik ketika membaca surat yang datang dari kekaisaran. “Ayah! Ibu! Alwin! Aku lolos tes pegawai kekaisaran!” Alwin hanya menoleh dan kembali membaca bukunya. “Oh, selamat.” “Hei, kau seharusnya bisa menjawab dengan lebih baik,” gerutu Chlora. “Itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Tidak ikut tes pun kau pasti menjadi pegawai kekaisaran. Sudah banyak sekali yang menawarkanmu pekerjaan,” ucap Violet. Galan mengangguk setuju. “Mereka tidak mungkin menyia-nyiakan orang jenius sepertimu.” Chlora mendengus kesal dan kembali ke kamarnya. Kastel Beasley sangat dekat dengan kekaisaran, jadi dia tidak perlu pergi dari rumahnya lagi. Chlora menatap kertas itu dan memeluknya. “Astaga, aku masih tidak percaya aku bisa menjadi pegawai kekaisaran.” “Oh ya? Itu hal bagus. Apakah kau mau ikut denganku?” Chlora terkejut dan menoleh. Ia melihat Zoey yang memandangnya tanpa rasa bersalah. “Apa yang kau lakukan di sini? Sebentar lagi kau akan menikah, bukan?” “Ya, karena itu aku ingin

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 40

    Chlora menatap Roan dengan tatapan bersalah. “Maaf karena aku sudah memanfaatkan perjamuan yang diadakan oleh keluarga Heitris untuk menjebak Zephyr.”“Tidak apa, kak. Lagi pula orang seperti Zephyr akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Kita memang harus menjebaknya dengan segala cara,” jawab Roan.Zoey berdecak. “Lagi pula keluarga Diablos sudah mengganti rugi biaya gedung itu, tenang saja. Mereka harus menanggung kesalahan pewaris mereka itu.”“Benar. Biaya ganti ruginya juga cukup untuk membangun sebuah kastel baru. Aku senang ikut turut serta dalam menjebak Zephyr,” ucap Roan sambil tersenyum kecil.Chlora meringis. “Sekali lagi aku minta maaf, Roan. Aku pergi ke kelas dulu.”Chlora dan Zoey kemudian kembali ke kelas mereka dan Roan memandang mereka dengan senyuman tipis. Ia kemudian kembali ke kelasnya dan menyenggol seorang gadis berambut hitam. Mata Roan mendelik ketika melihat gadis itu, dan ia merasakan sebuah ketertarikan yang kuat saat melihat gadis itu.Chlora dan Zoe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status