Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk
Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora
Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da
Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc
Chlora memegang kepalanya yang berdenyut-denyut. Chlora sadar bahwa ia sering bertingkah seolah dia sudah dewasa padahal dia masih berumur tiga tahun. Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba serentetan ingatan masuk ke dalam tubuh Chlora, dan ia menyadari bahwa ia telah bereinkarnasi.Baik, Chlora tidak masalah apabila ia bereinkarnasi. Ia memiliki orang tua yang baik, seorang bangsawan yang kaya, juga kehidupan yang sangat baik. Sampai di sana, tidak ada masalah dengan hidup Chlora. Tapi, Chlora terlahir kembali menjadi tokoh antagonis dalam novel ‘Bunga dan Cinta’.Chlora akan mati dibunuh oleh tunangannya sendiri, yaitu Cithrel, karena meracuni Shelia. Tentu saja, Cithrel mencintai Shelia setengah mati. Tidak ada kata maaf bagi orang yang mencoba menyakiti Shelia.“Nona, apakah nona tidak apa-apa?”Chlora menggeleng. “Aku tidak apa-apa. Bisakah kau meninggalkanku? Aku sedang ingin sendiri.”Pengasuh Chlora mengangguk dan keluar dari kamar Chlora. Chlora mengacak-acak rambutnya yang berw
Chlora menghembuskan napasnya ketika mengingat kejadian tadi. Anak-anak kecil itu langsung menangis ketika Chlora mengatakan hal itu. Chlora sendiri tidak peduli. Lebih baik membunuh daripada dibunuh, bukan?“Chlora! Mengapa kau mengatakan hal itu kepada mereka?” tanya Violet.Chlora memutar matanya. “Aku hanya tidak menyukai mereka, puas? Aku muak bermain dengan mereka. Aku tidak suka dengan anak cengeng seperti mereka.”“Kamu dan mereka masih berumur tiga tahun, Chlora! Astaga, apa yang terjadi pada anakku?” Violet memegang dahinya karena pusing.“Aku tidak mau lagi bertemu dengan mereka kecuali Zoey. Setidaknya Zoey lebih terlihat lebih baik dari pada mereka semua,” ucap Chlora.Violet mengelus kepala Chlora. “Baiklah, ibu menghargai keputusanmu. Tapi tolong jangan berbicara jahat seperti itu, mereka akan mengingat ucapanmu seumur hidup.”Chlora menundukkan kepalanya menghindari tatapan Violet. “Baik, ibu.”Violet lalu pergi dari kamar Chlora ketika mendengar suara tangisan Alwin,
Chlora menatap wajah Alwin. Sudah dua tahun berlalu. Chlora berhasil memutuskan hubungannya dengan Shelia dan Cithrel. Chlora ikut memutuskan hubungannya dengan Michael karena laki-laki itu selalu membantu Shelia dan Cithrel.“Kakak, aku lapar,” ucap Alwin.Chlora melihat jam menunjukkan pukul satu siang. “Ayo kita pergi ke ruang makan, Alwin.”Chlora mengenggam tangan Alwin dan berjalan menuju ruang makan. “Alwin, kau harus mulai untuk belajar makan sendiri. Aku rasa kau sudah cukup besar.”“Lucy, tolong bawakan aku dan Alwin makanan,” ucap Chlora kepada pelayan pribadinya.Alwin dengan tenang duduk di kursinya. Tentu saja kursi untuk Alwin dan Chlora lebih tinggi dari kursi biasa. Mereka juga harus dibantu oleh para pelayan agar bisa duduk di sana. Chlora mendengus kesal, ia tidak suka berada di tubuh anak kecil.Lucy menghidangkan makanan untuk Chlora dan Alwin. Chlora memakan makanannya dengan anggun, membuat semua pelayan itu terkejut. Orang-orang yang berkerja di rumah itu meman
“Diam! Jangan ganggu aku!” pekik Chlora kesal. Ia sedang bepergian untuk membeli baju baru tapi tiba-tiba Shelia dan Cithrel muncul di hadapannya.Cithrel menunduk sedih. “Chlora, apakah kau benar-benar membenci kami? Maafkan aku.”“Ya! Aku benar-benar membenci kalian, jadi pergi dan jangan ganggu aku lagi!” teriak Chlora. Kesabarannya benar-benar diuji oleh dua anak berusia lima tahun.“Chlora, kami harus berbuat apa agar kau tidak membenci kami lagi?” tanya Shelia.Chlora menatap Shelia dengan tatapan sinis. “Pertama, jangan pernah ganggu aku lagi. Kedua, jangan pernah muncul di hadapanku. Jika kalian melakukan hal itu aku akan berhenti membenci kalian berdua,” jawab Chlora geram.Ia menghempaskan tangan Shelia yang memegang tangannya dan pergi dari sana. Suasana hatinya langsung menjadi buruk. Ayolah, satu-satunya hal yang ingin Chlora lakukan hanyalah hidup dengan tenang dan bahagia tanpa drama yang disebabkan oleh tokoh utama.“Lucy, ayo kita kembali. Suasana hatiku sudah hancur