Home / Romansa / P. S. I LOVE YOU / BAB. 3 Hampir Saja

Share

BAB. 3 Hampir Saja

last update Last Updated: 2023-02-21 11:00:10

"Ha-ha-ha-ha! Dasar pecundang!" 

Lalu salah satu dari bodyguard itu, masuk ke dalam gudang itu.

"Silakan lakukan, semaumu!" Seru yang lainnya. Namun dia terlihat sedang menelpon seseorang saat ini.

Cyra yang sedang menangis langsung kaget saat ada seorang pria bertubuh tegap dan berisi masuk ke dalam ruangan itu.

"Tuan, apakah Anda datang untuk mengeluarkan saya dari tempat ini?" Tanyanya, penuh harap.

Namun sang bodyguard tersebut tidak menyahut. Dia fokus melihat wajah berantakan dari Cyra yang semakin membuat hasratnya naik ke angkasa tinggi.

"Nona Cantik. Aku tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkanmu dari ruangan ini. Tapi aku akan memberimu satu kenikmatan yang tiada tara dan mungkin tidak akan Anda lupakan selamanya, Nona!"

"Anda mau ngapain! Jangan mendekat!" Namun bodyguard itu tidak menggubris perkataan Cyra. Dia mulai menanggalkan pakaian yang melekat di tubuhnya, satu per satu.

"Nona, tolong bekerja samalah. Biar Anda juga merasakan kenikmatan."

"Tidak, jangan lakukan ini kepada saya, Tuan. Saya gadis baik-baik!" Isaknya, semakin menjadi-jadi.

Langkah Cyra terus mundur sampai tubuhnya terbentur tembok, tidak ada lagi jalan untuk lari. Sementara tubuh tegap itu terus saja maju. Dia mulai melepas resleting celananya, dan ingin segera

menyerang Cyra.

Namun satu gedoran dari arah pintu gudang itu mengagetkan keduanya.

Wajah beringas Felix terlihat menyeramkan. 

"Tu ... tuan," seru sang bodyguard, dengan wajah pucat pasi.

"Apa yang Lo lakukan bajingan!" Setelah berkata begitu, dia pun segera menghampiri bodyguard itu dan menghajarnya habis-habisan. 

Cyra yang melihat kekejaman Felix menjadi sangat takut.

Dia bisa melihat tubuh kaku bodiguard itu bersimbah darah, tak berdaya di lantai gudang itu. 

"Bereskan kekacauan ini!" Serunya, kepada para anak buahnya.

"Dan buat Lo! Perempuan murahan! Gue akan membuat hidup Lo bagai di neraka mulai saat ini!"  Ujarnya menusuk sambil menatap wajah Cyra yang menangis tanpa suara.

"Bersihkan dia! Dan masukan ke salah satu kamar!" 

"Baik, Tuan Muda." Jawab, Bik Upik.

Felix langsung keluar dari ruangan pengap itu dan menuju ke dalam rumah tepatnya ke dalam ruang pribadinya.

Dia sangat lega, ternyata Mopi masih bisa diselamatkan. Akan tetapi anjing kesayangannya itu, memerlukan perawatan intensif saat ini, karena kedua kaki depannya mengalami patah tulang, dan salah satu harus diamputasi.

Anjing itu adalah pemberian seorang gadis bermata sendu yang pernah dia temui di suatu tempat, saat dirinya masih kecil.

Mungkin saja Felix sudah jatuh cinta dengan gadis itu. Karena sampai saat ini, dia masih berstatus jomlo.

Mami dan papinya, sampai kebingungan menghadapi sikap Felix yang selalu dingin terhadap wanita. Sudah banyak wanita yang dikenalkan oleh kedua orang tuanya kepadanya namun tidak ada satu pun yang mengena di hatinya. 

Sementara itu, Cyra di bawa oleh dua orang perempuan lainnya selain Bik Upik. Dirinya di bawa masuk ke dalam sebuah kamar yang terbilang sangat mewah.

"Duduklah dulu, Nona. Kami akan mempersiapkan perlengkapan mandi untuk Anda." Ujar Bik Upik, lalu berlalu dari situ.

Setelah semuanya sudah disiapkan, 

Mereka pun memanggil Cyra untuk masuk ke dalam toilet besar itu.

"Silakan masuk Nona, dan segera tanggalkan pakaian Anda." Ujar salah satu, dari mereka.

"Memangnya saya mau ngapain, Bik?" Tanyanya.

"Anda harus membersihkan diri Anda, Nona. Tuan Felix ingin menemui Anda. Jadi kami mohon kerjasamanya. Kami juga memiliki pekerjaan lainnya yang harus segera kami lakukan." Seru salah satu, dari mereka.

"Ta-pi bagaimana saya mau mandi, jika kalian masih di sini?"

"Baiklah, kami akan membalikkan badan." Seru Bik Upik, lalu memerintahkan kedua pelayan lainnya untuk membelakangi Cyra.

"Sial! Kenapa Papi dan Mami semakin mencampuri urusan pribadiku!" Ujarnya, marah.

"Tuan Muda. Tolong jaga emosi Anda! Ingat kata dokter." Seru Peter khawatir.

"Diam, Lo! Jika tidak bisa membantu gue!" Kesalnya.

Bagaimana Felix tidak marah. Minggu depan kedua orang tuanya yang selama ini tinggal di luar negeri akan kembali ke Indonesia dan berencana akan menjodohkannya dengan seorang wanita pilihan sang papi dan mami.

"Sial! Apa yang harus gue lakukan! Berpikirlah Peter!" Serunya, lagi.

Karena di desak terus oleh Felix. Tiba-tiba muncul ide gila dari dalam otak Peter.

"Tuan Muda, bagaimana jika Anda memanfaatkan wanita itu." Tutur, Peter.

"Perempuan yang mana maksud Lo, hah? Emangnya Lo pernah melihat gue selama ini bersama seorang wanita? Jangan ngaco Lo, kalau ngomong! Kepala gue sudah mau pecah karena memikirkan nasib Mopi. Jangan nambah, Lo!" Hardiknya, semakin marah.

"Tuan Muda, wanita yang saya maksud adalah wanita yang menabrak Mopi. Anda bisa memanfaatkan wanita itu untuk menjadi istri pura-pura, Anda. Setelah orang tua Anda percaya jika Anda sudah menikah. Anda bisa mencampakkan wanita itu. Tentunya setelah Anda mengambil keuntungan dari tubuhnya. Anggap saja Anda sedang membalaskan dendam Mopi kepadanya." Ternyata rencana gila Peter, langsung disambut antusias oleh Felix.

"Brilian! Ternyata otak Lo, pintar juga!" Serunya kepada Peter. 

"Gue setuju dengan ide, Lo! Siapkan semua dokumen pernikahan. Gue mau semua asli! Lo tahu kan jelinya kedua orang tua gue." Tutur Felix panjang lebar.

"Kapan semuanya dilakukan, Tuan Muda?" Tanya, Peter.

"Ya sekaranglah! Jangan sampai perempuan itu tahu jika dia sedang menandatangani dokumen pernikahan. Apakah Lo sudah mengantongi identitas wanita itu?" 

"Sudah, Tuan." Lalu Peter mengeluarkan KTP Cyra yang dia telah rampas dari dalam tas gadis itu.

"Ternyata Lo bisa diandalkan juga! Segera urus semua ke kantor catatan sipil!" Ujarnya sambil melempar KTP nya, di hadapan Peter.

Peter segera berlalu dari situ. Dan digantikan oleh Bik Upik yang masuk ke dalam ruang pribadi Felix.

"Tuan Muda, Nona Cyra sudah selesai kami bersihkan seperti keinginan Anda, Tuan."

"Antar jalang itu ke sini!" Hardiknya marah.

Felix membuka laci mejanya, lalu memegang beberapa lembar bukti foto-foto Mopi yang sedang terluka.

 "Nona, Tuan Felix ingin bertemu dengan Anda." Lalu kedua pelayanan itu setengah menyeret tubuh Cyra yang terlihat mulai berontak.

"Tolong lepaskan Aku! Aku tidak mau bertemu dengannya." Lirihnya, sedih.

"Bik, Bik Upik. Tolong lepaskan saya." Lirihnya sambil terus berontak.

"Nona, sebaiknya Anda menurut saja. Jangan semakin membuat Tuan Felix emosi." Ujar Bik Upik, bijak.

"Tapi Bik. A ... aku takut kepadanya. Aku sama sekali tidak pernah menyakiti anjing peliharaannya. Tolong kalian dengarkan penjelasanku dulu."

 Namun kekuatan tubuh Cyra sangat terbatas. Sejak tadi malam dia belum makan, demi menghemat uang belanja yang harus dia kirim tiap bulan kepada ibunya di kampung.

"Tuan Muda. Nona Cyra sudah datang." Ujar kedua pelayan itu. Sementara Bik Upik, terlihat mulai berjaga-jaga di depan pintu.

"Tinggalkan kami berdua!" Serunya dingin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 120 Akhir Bahagia

    Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 119 Welcome To Santorini

    Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 118 Cyra Akhirnya Diwisuda

    Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 117 Akhirnya Lulus Juga

    Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 116 Selamat Tinggal Mopi

    Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 115 Cyra Time

    Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status