Home / Romansa / P. S. I LOVE YOU / BAB. 2 Dikurung Di Sebuah Gudang

Share

BAB. 2 Dikurung Di Sebuah Gudang

last update Last Updated: 2023-02-21 10:59:14

"Cantik? Kamu kok menangis?" Tanya, Bik Upik. 

Lalu dengan hati-hati, Bik Upik melepas lakban yang menutupi mulut gadis itu.

Namun herannya, gadis itu menangis tanpa mengeluarkan suara. Dirinya menangis dalam diam.

"Cantik. Kamu tidak apa-apa? Bagian mana yang sakit?" Cyra tetap tidak bersuara, namun air matanya terus saja menetes. 

Bik Upik melihat jika kulit mulus Cyra terlihat beberapa luka lecet.

"Apakah kamu kesakitan?" Air mata Cyra semakin deras.

"Tunggu sebentar, Bibik mau mengambil air panas dan mengobati lukamu." Namun, dengan cepat Cyra menahan tangan Bik Upik. 

Seolah-olah, dia takut ditinggal sendiri oleh Bik Upik.

"Kamu jangan takut. Orang- orang tadi tidak akan kembali lagi. Bibik harus cepat. Nanti Tuan Felix akan kembali dan dia pasti akan mengamuk." 

Cyra melepas genggamannya, lalu dengan cepat, Bik Upik keluar dari ruangan itu dan menuju ke arah dapur untuk mengambil kotak obat dan air panas.

Bik Upik masuk kembali ke dalam gudang. Tapi sebelum itu,

"Anda mau ke mana, Bik?" Tanya salah satu dari bodyguard itu.

"Saya mau masuk lagi! Kenapa, rupanya?"

"Itu apa di tangan, Anda?"

"Periksalah sendiri!" Hardik Bik Upik, marah. 

"Maaf, Bik. Kami harus memeriksanya sesuai perintah Tuan Peter."

"Silakan!" Jawab, Bik Upik. 

Lalu kedua bodyguard itu memeriksa bawaan Bik Upik. 

Setelah selesai memeriksa dan mengetahui jika tidak ada barang yang mencurigakan, yang dia bawa. Baru keduanya mempersilakan Bik Upik, untuk masuk kembali ke dalam gudang itu.

Bik Upik masuk ke dalam gudang dan mendapati Cyra sedang duduk di atas kasur sambil terus meneteskan air matanya.

"Cantik ... berhentilah menangis, Bibik akan mengobati lukamu." Setelah berkata begitu, satu persatu luka lecet di kulit Cyra, dibersihkan dan diobati olehnya.

Bik Upik, akhirnya bisa bernapas lega setelah tahu jika semua luka lecet di atas tubuh gadis itu, sudah dia obati semua.

Tak lupa Bik Upik menyodorkan sebotol air mineral untuk Cyra.

"Minumlah Nona, sebelum Tuan Felix datang." Serunya lagi, kepada Cyra.

Cyra yang kehausan segera meminum air mineral itu. 

"Cantik, botol air mineralnya, Saya sembunyikan di sini." Bik Upik sengaja menyembunyikannya karena dia takut, Felix akan marah besar karena dirinya yang membantu Cyra.

"Cantik, tolong ceritakan kejadian sebenarnya. Apakah benar kamu menabrak Mopi, anjing kesayangan Tuan Felix?"

Cyra meneteskan air matanya dalam diam. Dia terlihat menarik napasnya berkali-kali.

"Namaku Cyra, Bik ...."

"Oh, iya. Cyra. Panggil saja saya, Bik Upik." Lalu Cyra pun mulai menceritakan kejadian yang terjadi sebenarnya dalam versinya.

"Apa? Jadi bukan kamu yang menabrak Mopi?"

"Bu ... bukan, Bik. Pagi ini saya hendak pergi bekerja dan siangnya saya mau ke kampus. Saya tidak memiliki niat buruk sedikit pun. Tolong percaya kepada saya, Bik." Ujarnya, sambil memelas.

"Bik, tolong bantu saya keuar dari ruangan ini. Sa ... saya mohon, Bik."

Namun Bik Upik, tidak sepenuhnya percaya dengan omongan Cyra.

"Aku kurang percaya dengan gadis ini, bisa saja dia berbohong dan memang ingin menjebak Tuan Felix. Mungkin pun dia adalah suruhan musuh Tuan Muda, untuk menjatuhkan kariernya. Ada baiknya aku harus berhati-hati."

"Tapi, Cyra. Kenapa bajumu sampai bersimbah darah begitu?" Tanyanya, penuh selidik.

"Saat melihat anjing itu bersimbah darah, aku langsung menggendongnya dalam pelukanku. A-ku juga punya peliharaan anjing di kampung."

"Memangnya kami tinggal di mana? Tolong ceritakan tentang kelargamu."

"Aku hanya memiliki seorang Ibu dan seorang adik, mereka tinggal di Desa."

"Terus, kamu kok bisa berada di Jakarta?"

"Aku mendapat bea siswa dari sekolah ku di kampung. Aku nekat ke Jakarta, untuk merubah nasib, Bik. Aku sama sekali tidak ada tujuan buruk untuk merantau ke Ibu Kota." Sedihnya.

"Ternyata kisah hidup gadis ini sungguh memilukan. Tapi aku harus tetap waspada. Bisa saja dia mengarang cerita." Gumam Bik Upik, dalam hati.  

"Bik, bisa kah bibik membantuku keluar dari ruangan ini? Siang ini aku harus ke kampus, Bik." Ujarnya, memelas.

"Saya tidak punya hak untuk membebaskan Anda, Nona Cyra. Karena Anda adalah tawanan Tuan Felix. Di dalam tas itu. Ada baju ganti untuk Anda." Ujarnya, menusuk. 

Bik Upik yang awalnya ramah tiba-tiba menjadi ketus. Tapi sang bibik masih mengingatkan Cyra untuk tetap menjaga kesadarannya.

"Nona, minumlah secukupnya, karena Anda belum tentu diperbolehkan untuk makan. Simpanlah botol minuman yang saya berikan itu di tempat yang aman. Jangan sampai Tuan Felix tahu. Saya permisi dulu."

Cyra memandang lekat-lekat ke arah Bik Upik.

"Bik, tolong saya. Tolong selamatkan saya, Bik." Ujarnya, sambil meraih tangan Bik Upik.

"Maaf, Nona. Saya tidak bisa! Anda jangan memaksa begitu!"

Dengan terpaksa Bik Upik menghempas tangan Cyra sehingga dia terjatuh ke lantai. 

Lalu dirinya melangkah dengan cepat keluar dari ruangan itu.

Sementara di dalam ruangan, Cyra mulai memberontak, terlihat dia beberapa kali menggedor-gedor pintu lalu berteriak. 

"Buka! Buka pintunya! Siapa pun kalian tolong buka pintunya! Aku tidak bersalah! Tolong buka pintunya! Siang ini aku mau kuliah!" Namun teriakan- teriakannya itu, tidak membuahkan hasil sedikit pun.

"Bibik, kenapa gadis itu terus berteriak? Apakah kami harus memberinya pelajaran agar dia bisa diam?" Ujar para bodyguard, itu.

"Hei! Kalian jangan macam-macam dengan gadis itu! Sebelum menerima perintah langsung dari Tuan Felix. Apa kalian mengerti? Awas saja jika kalian berani menyentuhnya! Kalian akan berhadapan dengan saya!" Tegas, Bik Upik.

Walaupun Bik Upik hanya seorang asisten rumah tangga namun dia sangat jago bela diri. Untuk itu seluruh keamanan rumah Felix, sudah menjadi tanggung jawabnya, sepenuhnya.

"Apakah kalian mengerti?" Hardiknya, sambil menatap tajam ke arah bodyguard itu.

Tentu saja para bodyguard itu, bisa melihat kecantikan wajah Cyra dan kemolekan tubuhnya. Jadi Bik Upik mewanti-wanti keduanya untuk tidak mendekati Cyra.

"Bro, apa Lo takut dengan ancaman si Upik abu yang sok berkuasa itu? Kalau gue sih nggak takut!"

"Maaf, Bro. Gue tidak mau mencari gara-gara dengan Bik Upik. Gue sudah kapok! Gue pernah dihajar olehnya. Jadi sudah cukup gue kena bogem mentah nya di masa lalu. Gue sudah tidak mau lagi." Tegas salah satu bodyguard, itu.

"Ah, dasar pengecut, Lo! Memangnya Lo nggak lihat bentuk tubuh wanita itu, sangat menggoda iman para lelaki? Belum tentu Tuan Felix mau dengannya. Apa lagi dia yang menabrak Mopi, anjing kesayangan Tuan Muda. Ayo, kita gilir wanita itu! Gue kebelet nih, gue sedang sangat  berhasrat saat ini!" Bujuk, temannya.

"Maaf banget, Bro. Gue tidak mau mengambil resiko. Jika Lo ingin, lakukanlah sendiri, jangan mengajak gue!" Ucapnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ZekWar
Oke............
goodnovel comment avatar
Zekwar77
Lanjut.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 120 Akhir Bahagia

    Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 119 Welcome To Santorini

    Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 118 Cyra Akhirnya Diwisuda

    Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 117 Akhirnya Lulus Juga

    Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 116 Selamat Tinggal Mopi

    Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan

  • P. S. I LOVE YOU   BAB. 115 Cyra Time

    Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status