Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah Cyra melangkah keluar dari kost-kostannya dengan penuh semangat. Hari ini, dia mendapat giliran shift pagi untuk bekerja di sebuah kafe di daerah Jakarta Selatan."Wah, udara sangat sejuk pagi ini," ujarnya sambil tersenyum dan mulai menyapa orang-orang yang dia temui di sepanjang jalan. Motor bebeknya yang dirinya beli dari hasil menabung, dia lajukan dengan kecepatan sedang membelah jalanan Kota Jakarta pagi itu. Cyra Alesha demikian nama gadis itu, mahasiswi semester akhir di salah satu perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta.Tak pernah menyangka karena kecerdasannya, dia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Ibu Kota Negara Indonesia.Berbekal tabungan dari ibunya, Cyra pun berangkat ke jakarta sendiri. Ayahnya yang sudah lama meninggal membuat ibunya harus banting tulang untuk menghidupinya dan adiknya bernama Janu yang berada di desa.Untuk itu, Cyra nekat berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib dan ingin kembali mengangkat derajat keluarganya.Ayah Cyra
"Cantik? Kamu kok menangis?" Tanya, Bik Upik. Lalu dengan hati-hati, Bik Upik melepas lakban yang menutupi mulut gadis itu.Namun herannya, gadis itu menangis tanpa mengeluarkan suara. Dirinya menangis dalam diam."Cantik. Kamu tidak apa-apa? Bagian mana yang sakit?" Cyra tetap tidak bersuara, namun air matanya terus saja menetes. Bik Upik melihat jika kulit mulus Cyra terlihat beberapa luka lecet."Apakah kamu kesakitan?" Air mata Cyra semakin deras."Tunggu sebentar, Bibik mau mengambil air panas dan mengobati lukamu." Namun, dengan cepat Cyra menahan tangan Bik Upik. Seolah-olah, dia takut ditinggal sendiri oleh Bik Upik."Kamu jangan takut. Orang- orang tadi tidak akan kembali lagi. Bibik harus cepat. Nanti Tuan Felix akan kembali dan dia pasti akan mengamuk." Cyra melepas genggamannya, lalu dengan cepat, Bik Upik keluar dari ruangan itu dan menuju ke arah dapur untuk mengambil kotak obat dan air panas.Bik Upik masuk kembali ke dalam gudang. Tapi sebelum itu,"Anda mau ke man
"Ha-ha-ha-ha! Dasar pecundang!" Lalu salah satu dari bodyguard itu, masuk ke dalam gudang itu."Silakan lakukan, semaumu!" Seru yang lainnya. Namun dia terlihat sedang menelpon seseorang saat ini.Cyra yang sedang menangis langsung kaget saat ada seorang pria bertubuh tegap dan berisi masuk ke dalam ruangan itu."Tuan, apakah Anda datang untuk mengeluarkan saya dari tempat ini?" Tanyanya, penuh harap.Namun sang bodyguard tersebut tidak menyahut. Dia fokus melihat wajah berantakan dari Cyra yang semakin membuat hasratnya naik ke angkasa tinggi."Nona Cantik. Aku tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkanmu dari ruangan ini. Tapi aku akan memberimu satu kenikmatan yang tiada tara dan mungkin tidak akan Anda lupakan selamanya, Nona!""Anda mau ngapain! Jangan mendekat!" Namun bodyguard itu tidak menggubris perkataan Cyra. Dia mulai menanggalkan pakaian yang melekat di tubuhnya, satu per satu."Nona, tolong bekerja samalah. Biar Anda juga merasakan kenikmatan.""Tidak, jangan lakukan in