Share

Part 19

"LINTANG!" teriak Vanka.

Lintang yang sedang berjalan menyusuri koridor, tidak berniat menoleh ke belakang. Karena ia sudah tahu siapa yang meneriaki namanya.

"LINTANG! IH, LINTANG! KALAU DIPANGGIL ITU JAWAB!" Vanka berlari mengejar Lintang. Namun, karena tidak melihat tangga, ia malah terjatuh.

"Aww," rintihnya.

Mendengar rintihan Vanka, cowok itu menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Dengan malas ia berjalan mendekati Vanka.

"Ngapain sih lo lari-lari gue segala?" 

"Lo gak mau berhenti, makanya gue lari," ujar Vanka.

"Lain kali gak usah lari-lari. Kayak gak ada kerjaan aja."

"Iya maaf." 

Vanka mengulurkan tangannya pada Lintang membuat cowok itu mengerutkan kening.

"Apa?"

"Bantuin berdiri."

"Bangun sendiri. Gak usah manja." 

Vanka mengerucutkan bibirnya. "Tega banget sih. Bantuin," rengeknya seperti anak kecil.

Lintang berdecak. Kenapa Vanka malah seperti anak kecil?

Saat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status