Share

Part 1

Author: MarniHL
last update Last Updated: 2021-02-13 10:42:00

"Lintang," panggil seorang gadis dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

Cowok yang dipanggil Lintang itu terus berjalan tanpa menoleh pada gadis itu.

Tidak menyerah, gadis itu segera menyusul Lintang dan berhasil menghadangnya.

"Kenapa gak berhenti waktu gue panggil sih?" tanya gadis itu dengan wajah sedikit cemberut.

"Kenapa Vanka?" tanya Lintang malas.

Ivanka Clarisa. Gadis cantik dan cerewet yang Lintang kenal di SMA Bina Negara. Dia adalah pacar Lintang.

"Nih, ada roti sama susu buat lo. Gue tahu lo belum sarapan. Dimakan ya," ucap Vanka memberikan sebungkus roti dan satu susu kotak coklat pada Lintang.

"Gue gak mau. Buat lo aja," tolak Lintang.

"Ih. Kok gitu sih? Terima dong, Lintang. Gue beli ini khusus buat lo."

Lintang Wijaya adalah cowok nakal di SMA Bina Negara. Ia terkenal sering membuat masalah. Bahkan, hampir semua guru mengenalnya karena kelakuan buruknya.

"Hai Lintang," sapa seorang cewek cantik dengan rambut panjang yang terurai.

"Hai Lisa," balas Lintang sembari tersenyum.

Vanka sedikit kesal karena Lintang terlihat ramah pada Lisa. 

"Tang, terima dong," pinta Vinka.

Dengan wajah kesal, Lintang mengambil sebungkus roti dan susu kotak itu dari tangan Vanka membuat gadis itu tersenyum.

Namun, belum sedetik senyumnya langsung pudar ketika Lintang memberikan roti dan susu kotak pemberiannya pada Lisa.

"Nih, buat lo aja," ucap Lintang pada Lisa.

"Makasih Lintang."

Vanka membulatkan kedua matanya. Tidak terima dengan sikap Lintang.

"Ih, Lintang! Kok lo kasih ke dia sih? Itu kan gue kasih buat lo!" sungut Vanka tidak terima.

"Terserah gue dong mau kasih ke siapa."

"Kok lo gak ngehargain gue sih? Gue rela beliin itu buat lo dari uang jajan gue tahu," ucap Vanka.

"Emangnya gue peduli? Udah deh gak usah bacot. Udah mending gue kasih ke Lisa, daripada gue buang."

"Ayo Lis, kita ke kelas. Malas gue liat muka dia," ajak Lintang pada Lisa. Gadis itu hanya mengangguk dan berjalan bersama Lintang ke kelas mereka.

"IH LINTANG!  KOK LO GITU SIH SAMA GUE?!" teriak Vanka tapi tak dipedulikan oleh Lintang.

*****

Vanka mendudukkan bokongnya di kursi dengan wajah kesal. Melihat wajah Vanka yang kesal membuat kedua sahabatnya langsung mendekatinya.

"Lo kenapa Van?" tanya salah satu temannya yang bernama Lia.

"Gue kesel sama Lintang. Masa dia kasih roti sama susu kotak pemberian gue ke Lisa? Dia gak ngehargain gue banget," curhat Vanka.

"Lagi-lagi masalah Lintang. Gue kan udah bilang sama lo putusin Lintang," sahut Sela.

Vanka menatap tidak suka ke arah Sela. Putus dari Lintang? Itu tidak akan mungkin ia lakukan. Mendapatkan Lintang saja susah, dan dengan mudahnya Sela menyuruhnya untuk memutuskan Lintang? Sampai kapanpun ia tidak mau.

"Gue gak akan mau putusin Lintang. Lo berdua kan tahu kalau gue suka banget sama dia," ucap Vanka.

"Iya kita tahu. Tapi, mau sampai kapan lo kayak gini terus? Lintang itu gak pernah peduli sama lo. Bahkan, sampai sekarang gue masih gak percaya kalau lo itu pacaran sama Lintang," ucap Sela.

"Bener yang dibilang Sela, Van. Mendingan lo putus aja dari Lintang. Dia itu gak pernah suka sama lo. Gue yakin dia pacaran sama lo karena terpaksa," timpal Lia.

"Ck! Percuma curhat sama lo berdua. Gak ada manfaatnya," ucap Vanka kemudian kembali tenggelam dengan pikirannya.

Ia merasa percuma menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya. Mereka tidak pernah memberikan solusi yang terbaik untuk dirinya. Yang ada, mereka selalu memintanya untuk putus dari Lintang. Padahal, mereka tahu kalau sampai kapanpun ia tidak akan memutuskan Lintang.

*****

Vanka mengedarkan pandangannya ke seluruh area kantin. Pandangannya berhenti tepat pada Lintang yang tengah mengobrol dengan teman-temannya.

Ia langsung berjalan mendekati Lintang. 

"Eh, Van. Lo mau ke mana?" tanya Lia.

"Ke Lintang," jawabnya tanpa menoleh pada Lia dan Sela.

Ia langsung menggeser Lisa dan duduk di tengah Lintang dan Lisa.

Lisa menatap kesal ke arah Vanka yang tiba-tiba menggeser tubuhnya.

"Lo ngapain sih duduk di sini?" tanya Lintang kesal.

"Gue kan mau duduk sama pacar gue."

"Vanka bisa aja," sahut teman Lintang yang bernama Vino.

Vanka tersenyum tipis.

"Mendingan lo balik sama temen-temen lo aja," suruh Lintang.

"Loh, kenapa?" 

"Gue gak suka dekat-dekat sama lo," jawab Lintang yang membuat Vanka cemberut.

"Ih kok lo gitu sih? Masa lo gak suka dekat-dekat sama gue? Gue kan pacar lo."

"Terus, lo pikir gue peduli gitu?"

Vanka berdecak pelan. Ia tidak membalas ucapan Lintang. Ia memilih melahap bakso yang tadi sudah dibelinya.

"Van, lo cinta banget ya sama Lintang?" tanya teman Lintang yang bernama Roy.

Vanka yang mengunyah baksonya langsung melirik ke arah Roy.

"Cinta banget lah. Kalau gue gak cinta sama dia, mana mungkin gue terima dia jadi pacar gue," jawab Vanka antusias.

Lintang yang mendengar jawaban Vanka hanya diam.

"Kalau Lintang cinta gak sama Vanka?" tanya Roy pada Lintang sembari tersenyum miring.

"Ya pasti cinta lah. Kalau gak cinta sama gue, mana mungkin dia berani nembak gue di tengah lapangan udah gitu banyak orang lagi," sahut Vanka dengan senyum lebar.

"Iya gak?" tanya Vanka pada Lintang.

Cowok itu hanya diam. Ia sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Vanka.

"Tang, kok gak jawab sih?"

Lintang menatap Vanka dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.

"Tanpa gue jawab juga lo udah tahu, kan?"

Vanka mengembangkan senyumnya. Pipinya bersemu merah membuat Roy dan Vino menggodanya.

Lisa yang duduk di samping Vanka, menggeram kesal karena keberadaan Vanka. Ia merasa Vanka telah mengganggunya dengan Lintang.

*****

Vanka sudah berdiri di depan kelas Lintang. Kelasnya sudah berakhir lima menit yang lalu. Ia sedang menunggu Lintang yang masih memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Senyumnya mengembang begitu Lintang keluar dari kelas.

"Hai Lintang," sapa Vanka.

"Ngapain lo nunggu gue?" tanya Lintang dengan wajah datar.

"Mau pulang sama lo lah. Mau ngapain lagi coba?"

"Lo pulang sendiri aja."

"Loh, kenapa?" tanya Vanka sedikit kecewa.

"Ayo, Tang," ajak Lisa yang baru saja keluar dari kelas.

Vanka menatap Lintang dan Lisa secara bergantian.

"Tunggu. Jangan bilang lo mau pulang sama Lisa?" tebak Vanka.

"Emang gue mau pulang sama Lisa. Udah sana pulang sendiri aja," ucap Lintang.

"Tapi kan gue udah nunggu lo."

"Salah lo sendiri. Gue kan gak nyuruh lo buat nunggu gue." Setelah berucap demikian, Lintang langsung pergi dengan Lisa meninggalkan Vanka yang kecewa.

"Kenapa sih Tang, lo selalu gak peduli sama gue?" lirihnya.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hurt
ih ih an mulu , risih bgt bacanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PACAR TARUHAN   Epilog

    Hari ini adalah hari yang paling tidak menyenangkan bagi Vanka. Bagaimana tidak, tadi pagi saja Lintang tidak menjemputnya sehingga ia harus berangkat dengan ojek online. Padahal Vanka sudah menghubungi cowok itu, tapi Lintang seolah mengabaikannya.Dan, saat ia tiba di sekolah, Sela dan Lia malah mendiaminya. Vanka mencoba mengajak mereka mengobrol, namun mereka hanya diam."Pagi Vanka," sapa Vino yang berjalan memasuki kelas Vanka.Vanka yang masih berusaha mengajak kedua sahabatnya mengobrol pun menoleh pada Vino."Kenapa Vin?" tanya Vanka."Tadi lo berangkat sama Lintang?"Vanka menggeleng. "Enggak. Tadi pagi gue chat dia aja gak dibalas. Emang dia belum datang?""Belum. Apa mungkin dia kesiangan, ya? Tuh anak kan hobinya nge-game mulu.""Tapi belakangan ini dia udah jarang main game. Soalnya gue udah larang dia."Vino manggut-manggut. "Terus dia ke mana, ya? Apa jangan-jangan dia gak datang sekolah?""Coba aja

  • PACAR TARUHAN   Part 62

    Pagi ini, Lintang dan Vanka menjadi sorotan murid-murid yang ada di sekolah. Mereka baru saja sampai di sekolah, tapi sudah banyak murid-murid yang mengerubungi mereka."Lintang, Vanka. Lo berdua balikan, ya?" tanya salah satu murid cewek."Iya." Jawaban yang singkat dari Lintang, namun mampu membuat kaum hawa yang ada di sana sakit hati.Mereka berpikir, Lintang akan mencari pengganti Vanka, namun harapan mereka pupus saat mengetahui kalau Lintang dan Vanka sudah kembali berpacaran."Yah, parah banget sih. Padahal kan gue udah berharap lo mau pacaran sama gue," ujar cewek berambut pirang yang tampak centil.Jujur, Vanka tidak suka dengan cewek-cewek yang tampak tidak terima karena Lintang dan dirinya kembali berpacaran. Namun, ia mencoba menutupi rasa kesal dan cemburunya itu. Vanka sudah memutuskan untuk menjadi pacar yang lebih dewasa, yang tidak mudah cemburu. Karena ia sadar, di sekolah ini, Lintang adalah cowok populer yang disukai oleh hampi

  • PACAR TARUHAN   Part 61

    "Jadi apa jawabannya?"Vanka menghembuskan napasnya, mencoba menenangkan dirinya."Gue mau balikan sama lo.""Serius? Lo beneran mau balikan sama gue?" tanya Lintang dengan wajah terkejut. Masih tidak menyangka dengan jawaban Vanka."I... iya." Tanpa ragu, Lintang langsung membawa Vanka ke dalam pelukannya. Meskipun terkejut dengan perlakuan Lintang, Vanka tidak bisa membohongi perasaannya kalau ia senang bisa dipeluk oleh Lintang lagi."Makasih Van. Makasih karena udah mau nerima gue lagi. Gue senang banget.""Iya. Sama-sama."Lintang melepas pelukannya."Gue janji gak bakal kecewain lo lagi, Van.""Ini kesempatan terakhir buat lo. Kalau lo kecewain gue lagi, gue gak bakal mau balikan lagi sama lo."Lintang menaruh tangannya di pelipis seperti sikap hormat. "Siap bos.""Ya udah sana pulang.""Kok lo ngusir gue? Kan kita baru aja balikan. Udah lama juga gue gak mampir ke rumah lo, kan?"Vanka

  • PACAR TARUHAN   Part 60

    "Maaf karena dulu udah sia-siakan lo. Gue tahu gue gak tahu diri, tapi boleh gak kita balik kayak dulu. Boleh gak gue jadi pacar lo lagi?"Vanka menahan napasnya untuk beberapa saat ketika mendengar ucapan Lintang. Ia tidak menduga Lintang akan meminta balikan dengannya. Karena ia pikir cowok itu masih menyukai Lisa."Bukannya lo suka sama Lisa? Kok minta balikan sama gue?" tanya Vanka mencoba menghilangkan rasa gugupnya."Gue gak suka sama Lisa, Van. Gue sukanya lo.""Please kasih gue satu kesempatan lagi, ya?""Kasih gue waktu dulu buat mikir, ya."Lintang tersenyum lalu mengangguk. "Oke. Tapi jangan lama-lama, ya. Soalnya gue gak bisa nunggu lama-lama.""Kenapa gak bisa nunggu lama-lama?""Karena kalau gue nunggu lama, ntar gue diambil cewek lain lagi. Emangnya lo rela gue sama cewek lain?""Rela-rela aja tuh," jawab Vanka cuek."Yakin?""Yakin.""Yakin aja atau yakin banget?""Yakin banget

  • PACAR TARUHAN   Part 59

    Pagi-pagi sekali, Lintang sudah berada di depan rumah Vanka. Cowok itu merapikan rambutnya sembari menatap kaca spion motornya."Ngapain ke sini?" Pertanyaan Vanka membuat Lintang langsung beralih menatap cewek itu lalu tersenyum."Mau jemput lo lah. Gue kan udah chat lo.""Gue gak mau berangkat bareng lo.""Gue gak mau dengar penolakan dari lo." Lintang menarik pelan lengan Vanka lalu memakaikan helm pada gadis itu."Gue bilang gue---" Ucapan Vanka terhenti saat Lintang menempelkan jari telunjuknya pada bibir Vanka."Please, Van, sekali ini aja jangan nolak gue. Kasih gue kesempatan sekali lagi."Vanka tidak membalas ucapan Lintang, tapi ia berjalan mendekati motor Lintang. Hal itu membuat Lintang sedikit kecewa, tapi itu tidak masalah. Karena setidaknya, Vanka mau berangkat bersamanya."Buruan!""Iya."*****"Loh, Lintang sama Vanka berangkat barengan? Bukannya mereka udah putus, ya?""Iya sih mere

  • PACAR TARUHAN   Part 58

    Vanka duduk di samping Lisa. Cewek itu sedang berada di rumahnya. Vanka cukup terkejut karena cewek itu tiba-tiba datang ke rumahnya. Apalagi mereka tidak akur, jadi wajar saja kalau Vanka merasa heran dan aneh."Ngapain lo ke sini?" tanya Vanka."Gue mau minta maaf.""Minta maaf buat apa?""Karena gue udah kirimin videonya Lintang sama Evan," jawab Lisa.Terlihat jelas dari raut wajah Lisa kalau cewek itu menyesal akan perbuatannya."Jadi lo yang kirim videonya?" Vanka tidak menduga kalau Lisa adalah orang yang mengirim video tersebut. Pasalnya, cewek itu tidak memiliki nomor Vanka.Lisa mengangguk pelan. "Iya. Gue pikir dengan lo putus dari Lintang, gue bisa sama Lintang. Gue pikir Lintang masih suka sama gue, tapi ternyata enggak. Perasaannya udah gak buat gue lagi.""Sekarang lo bisa kejar dia lagi, Lis. Karena gue udah gak cinta lagi sama Lintang." Lisa segera melepas tangan Vanka dari tangannya.Lisa menggeleng. "Eng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status