Keyra Azzahra, seorang gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA, dibawa ke kota oleh ayahnya dengan alasan akan di sekolahkan. Tenyata dirinya hanya akan dijadikan pengganti kembarannya dalam pernikahan yang sudah dijodohkan. Karena diancam menggunakan nama Ibunya, Keyra menuruti kemauan Ayahnya untuk menikah dengan pemuda bernama Abizar Bimantara yang merupakan Ketua OSIS dingin di sekolah barunya. Namun tampaknya Abizar tak suka padanya karena kecewa yang menjadi istrinya bukanlah Keyla, kembaran Keyra. Posisi Keyra seperti kata pepatah “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula” Sudah dipaksa menikah tidak dicintai pula oleh suaminya. Lantas apakah hubungan mereka akan bertahan lama? Dan, Bagaimana cara mereka menjaga rahasia pernikahan itu agar tidak ketahuan oleh pihak sekolah?
View MoreAku menggerutu di dalam kamar dengan kaki yang mondar mandir memberesi barang-barangku ke dalam ransel untuk kabur. Sejak awal aku merasa ada yang tidak beres ketika Ayah dan Kembaran ku datang ke desa untuk menjemputku dengan alasan ingin menyekolahkanku di sekolah Elit di kota.
Mereka bahkan membujuk Ibu agar mau melepaskan aku ke kota. Padahal sebelumnya, setelah perceraian mereka saat aku berumur 7 tahun, Ayah yang bilang, “Aku akan mengambil Keyla. Kamu bisa bersama Keyra. Jangan pernah berpikir untuk mengganggu kami lagi!” Sejak waktu itu, aku tidak pernah mendengar kabar Ayah dan Keyla. Lalu, kedatangan mereka yang tiba-tiba ketika aku memasuki kelas 2 SMA. Ayah mengingkari ucapannya dulu karena Ayah lah yang datang mengganggu lebih dulu. “Sialan! Aku harus cepat pergi dari sini!” putusku bulat. Lebih baik aku kembali ke desa. Meski harus sekolah sambil bekerja untuk membantu ibu, itu lebih baik ketimbang aku ditipu oleh mereka. Bodohnya aku sempat berpikir bahwa inilah kesempatan agar aku bisa meringankan beban Ibu yang selama ini banting tulang demi menyekolahkanku. Berbanding terbalik dengan kondisi Keyla yang berkecukupan bersama ayah. Namun aku lebih bersyukur karena ikut Ibu. Keluarga ayah itu terlalu rumit. “Keyra! Buka pintunya!” Aku tersentak ketika ada suara seorang Pria yang sedang menggedor kasar pintu kamarku. Tidak ada waktu lagi. Aku segera menyambar tas ranselku dan berlari ke jendela. Kamarku berada di lantai 2. Aku mengikat 2 Seprei untuk membantuku turun dengan selamat. “KEYRA! Cepat buka pintunya!” Ayah kembali berteriak. Kini suaranya terdengar sangat marah. Aku melompat ke pembatas balkon sambil berpegangan ke Seprei yang ku ikat tadi. Semoga saja tali yang ku buat ini cukup kuat untuk menahan beban tubuhku. “Papa, Keyra mau kabur!” Seorang gadis yang sangat mirip denganku berteriak dari balkon kamar sebelah. Aku berdecak pelan. Aku lupa kamar Keyla ada di sebelah. Karena sudah ketahuan, aku mempercepat gerakanku untuk meluncur ke bawah. “Keyra, kembali!” Keyla kembali berteriak sambil menunjuk ke arahku yang sudah menapak di tanah. Aku menjulurkan lidah kepadanya sebelum lari sekencang mungkin. Rumah ini terbilang besar dengan halamannya yang luas. Tentu mereka juga memiliki penjaga seperti 3 orang pria besar yang sedang mengejarku di belakang.SIALAN! Aku mempercepat langkah kakiku. Di gerbang sana ada 2 satpam yang buru-buru menutup pintu gerbangnya. Ceh, dipikirnya aku akan lewat sana? Ohhh..., tentu saja tidak. Kakiku berbelok menuju tembok yang menjulang tinggi. Untung saja selama seminggu di sini aku sudah menjelajah di sekitar rumah Ayah. Jadi, aku tahu di salah satu sisi tembok ada pohon mangga yang bisa membantuku melompat keluar. “Keyra, mau ke mana kamu?” teriak Ayah yang berlari mengejarku. Aku melompat ke atas pohon. Lalu dengan cekatan melompat ke tembok. Lalu aku melompat keluar dan..., . .Tertangkap! Ya, aku berhasil tertangkap karena ternyata sebagian penjaga ada di luar juga.Argghhh! Aku memberontak untuk membebaskan diri dari tali yang mengikat ku. Namun sekuat apa pun aku memberontak, aku tidak berhasil membuat tali itu terlepas. Kedua tanganku diikat ke depan dan kedua kaki juga diikat sampai lutut agar aku tidak bisa melarikan diri.Plak! “Aww, sakit!” Aku meringis mengusap nyeri di kepala saat Keyla datang-datang menggeplak ku dengan keras. Jika saja kedua tanganku tidak diikat, aku akan membalasnya. “Rasain! Siapa suruh kamu berani kabur. Seharusnya kamu tuh, bersyukur. Papa bawa kamu ke sini untuk di sekolahkan. Mending kamu nurut sama Papa biar dibiayain. Bukan malah memberontak kek gini.” Keyla mengomel sambil berkacak pinggang di depanku. Secara teknis, dia memang Kakakku karena dia keluar lebih dulu. Namun jika dicurangi begini aku juga tidak akan mau. “Kenapa aku harus menggantikanmu menikah?” tanyaku pada Keyla. “Karena jijik! Si Babi Hutan itu kesenangan karena bertunangan denganku. Apalagi jika harus menikah. Duh, membayangkannya saja membuatku mual.” Dahiku langsung berkerut. Babi hutan katanya? Seburuk apa penampilan calon suami Keyla sampai membuat dia jijik begitu. Ayah datang mendekati kami. Pria itu menatapku dengan garang. “Jangan mengacau lagi!” tekannya seraya memasangkan cincin di jari manisku. Tiba-tiba Ayah menarik wajahku dengan kasar. “Dengar Keyra, Ayah tidak akan bersikap kasar jika kamu bisa nurut. Lagipula ini demi kebaikanmu. Keyla itu siswa berbakat dan genius. Masa depannya akan hancur jika dia harus menikah di usia muda,” ujar Ayah.“Lantas bagaimana denganku? Apa Ayah pernah memikirkan masa depanku?” pekik ku dengan rasa kecewa yang menyesakkan dada.
“Justru ini demi masa depanmu! Kamu yang lama tinggal di desa mempunyai kesempatan hidup lebih baik dengan pernikahan ini. Calon suamimu juga bukan orang sembarangan.” Aku tertawa mendengar ucapan Ayah. Masa depanku katanya? Astaga, lelucon macam apa ini? Tidak terasa air mataku tumpah. Rasa kecewa dan benci bercampur jadi satu. “Jangan memberontak lagi! Jika tidak, Ayah tidak akan segan menyekap Ibumu jika kamu membuat masalah lagi,” ancamnya. ***** Pada akhirnya, aku tetap berakhir di sini. Ijab Qobul baru saja diselesaikan dengan lancar pemuda di sebelah ku menyebut namaku di depan penghulu. Pernikahan ini dilaksanakan secara privat karena kami hanya Nikah Siri karena sama-sama masih SMA. Ku lihat Ayah sudah bergabung dengan Kakek dan keluarga mempelai Pria. Mereka terlihat senang karena kedua keluarga akhirnya bisa disatukan. Setelah ku dengar-dengar, ternyata pernikahan ini ada karena janji antara Kakek dan sahabatnya yang baru meninggal 2 Minggu yang lalu. Kakek khawatir umurnya tidak akan sampai sebelum menyatukan kedua keluarga. Makanya Kakek meminta pernikahan tersebut dilaksanakan lebih cepat. Sampai kami yang masih belum cukup umur ini harus terjebak dalam pernikahan atas permintaan mereka. Aku melirik ke samping. Pemuda yang sudah berstatus SAH sebagai suamiku hanya diam. Meski wajahnya terlihat datar, aku tahu dia juga menahan kesal. Entah kenapa aku malah teringat kata-kata Keyla yang menyebutnya sebagai ‘Babi Hutan’. Tanpa sadar aku terkikik geli karena panggilan nyeleneh itu terus terngiang-ngiang di kepalaku. “Hey, kamu. Ikuti aku!” Pemuda di sebelahku tiba-tiba bersuara memintaku untuk mengikutinya. Aku menurut saja karena sesak juga berada di sana karena wajah-wajah bahagia mereka membuatku semakin kesal.BRAKK! Aku terkesiap saat terdorong ke dinding oleh pemuda yang saat ini berstatus sebagai Suamiku. Kedua tangannya mencengkram bahuku. “Di mana Keyla?” tanya pemuda itu terlihat marah. “Mana ku tahu! Dia tidak ingin ikut ke sini. Carilah dia ke rumahnya,” balasku malas. “Kenapa kamu menggantikan posisi Keyla? Seharusnya dialah pengantinku. Bahkan aku sudah bersiap untuk mengejutkannya. Tapi..., semua berantakan gara-gara kamu!”Langit berwarna jingga keemasan, angin sepoi menyapu lembut pekarangan tempat keluarga besar berkumpul sore itu. Setelah semua kekacauan dan luka masa lalu, akhirnya hari ini adalah hari tenang pertama bagi keluarga Bimantara. Keyra berdiri di balkon lantai dua, menatap matahari yang perlahan turun, membawa damai setelah badai panjang dalam hidupnya. Tanpa ia sadari, Abizar datang dari belakang, memeluknya dari belakang, erat dan penuh rasa. “Kamu yakin... masih ingin bersamaku?” bisik Keyra pelan, suaranya bergetar. “Aku sudah menyetujui cerai... aku pikir kamu akan pergi.” Abizar menggeleng. “Kamu pikir hatiku bisa diubah seperti itu, Ra?” “Kamu pikir setelah semua luka yang kita lewati, aku bisa begitu saja membiarkanmu pergi?” Keyra mulai menangis pelan. Namun pelukan Abizar justru semakin erat. “Aku tetap memilihmu, meski dunia bilang aku bodoh. Hatiku terkunci untukmu, Keyra. Dari dulu, sekarang, sampai nanti. Kamu satu-satunya rumahku.” Abizar menarik wajah Keyr
Langit mendung, seolah mencerminkan hati Kinara yang belum tenang. Sejak kepulangannya, dia terus mencoba mendekati Keyla, menyampaikan penyesalan dan keinginannya untuk memperbaiki segalanya. Namun selama berhari-hari, Keyla tak banyak bicara. Dia mengurung diri di kamar tamu, menghindari siapa pun, bahkan Keyra dan Abizar. Hari ini, Kinara kembali berdiri di depan pintu kamar itu. Dengan tangan menggenggam secangkir teh hangat, dia mengetuk perlahan. “Keyla… boleh Ibu masuk?” Tak ada sahutan. Setelah lama menunggu, pintu akhirnya terbuka sedikit. Keyla menatap ibunya tanpa ekspresi. Kinara melangkah masuk. “Ibu hanya ingin bicara… bukan untuk memaksa.” Keyla duduk di tepi ranjang. “Kau sudah bilang itu tiga hari lalu, dua hari lalu, dan kemarin.” Kinara tersenyum pahit, lalu duduk di sisi ranjang. “Ibu tahu tak akan mudah… Tapi kamu harus tahu, Ibu pulang bukan hanya untuk membongkar kejahatan keluarga Sanjaya, tapi juga… untuk menebus kesalahan pada kamu Keyla menatap
Riuh rendah suasana sekolah hari itu berbeda dari biasanya. Bisik-bisik terdengar di lorong kelas, sebagian besar membicarakan satu hal yakni kejatuhan keluarga Sanjaya.Di balik berita viral itu, nama Keyla ikut terseret, bahkan menjadi sorotan utama. Wajahnya yang dulu selalu penuh percaya diri kini terlihat pucat dan penuh tekanan. Beberapa teman dekatnya mencoba bersikap netral, tapi lebih banyak yang mulai menjauh secara halus."Keyla, sabar ya. Pasti kamu juga nggak tahu mengenai kasus keluargamu, kan? Kamu tenang aja, kita masih ada dipihakmu, kok!" hibur salah satu teman Keyla. "Iya. Maaf ya, karena aku tidak tahu tentang kejahatan Papa dan Kakekku. Seandainya aku tahu, aku pasti mengehentikan mereka," balas Keyla dengan ekspresi sedih. Namun berbanding terbalik dengan batin Keyla yang mendumel kesal. 'Sialan! Banyak yang menertawakan ku karena sudah jatuh. Aku tak bisa begini terus. Citraku benar-benar rusak karena rencana Papa gagal! ARRGHHH!' Saat itu, rombongan Keyra le
Hari Minggu menjadi hari istirahat para remaja SMA yang baru menyelesaikan ujian sekolah. Keyra duduk di ruang tamu bersama Tante Sandra, tak sabar menantikan kepulangan Ibunya. Satu Minggu yang lalu, Kinara dengan kondisi belum stabil memaksa ikut ke tempat lelang. Katanya agar bisa memberi kejutan pada Keluarga Sanjaya.Sejak hari itu, Keyra hanya sesekali menghubungi ibunya karena kendala Ujian. Jika dia tidak salah, seharusnya hari ini acara lelang itu berakhir. Apakah rencana mereka berhasil?"Tenanglah..," ujar Tante Sandra dengan lembut."Keyra! Mama!" Abizar tiba-tiba berteriak heboh sambil berlari menuruni tangga."Ada apa?" tanya Keyra yang heran."Kita berhasil! Keluarga kita memenangkan lelangnya!" ungkap Abizar.Keyra ikut terperangah, "Benarkah? Aaah, syukurlah."Keyra ikut senang dengan kabar itu. Sangking senangnya dia melompat memeluk Abizar, meluapkan rasa lega. Abizar membalas dengan senang hati. Akhirnya, rasa lelah mereka saat menyelematkan Kinara terbayarkan.Tan
Lokasi Lelang Tambang Batu Bara - Aula Sementara Dekat Lokasi TambangDeretan kursi VIP tampak dipenuhi oleh para pengusaha tambang dari berbagai daerah. Di bagian depan, dua kubu besar menempati baris utama, perwakilan Sanjaya Corp dan perwakilan dari Bimantara Corp.Di sisi kanan, Wira Sanjaya duduk dengan senyum percaya diri. Di sebelahnya, Kakek Wijaya tampak tenang, meski sorot matanya menyiratkan keinginan menguasai penuh aset tambang tersebut. Mereka sangat percaya diri bisa memenangkan lelang dengan proposal bisnis buatan Kinara, serta bantuan surat wasiat palsu untuk membujuk Tuan Hanafiah.“Lelang ini formalitas saja,” bisik Wira pada Ayahnya. “Dengan surat wasiat ini, mereka tak punya celah untuk menang.”“Pastikan kamu tetap tenang. Setelah ini, tambang itu milik kita,” sahut Kakek Wijaya pelan.Sementara di sisi lain, Om Rudi dan Kak Rangga dari Bimantara Corp duduk dengan tenang. Mereka tampak menunggu dengan senyuman tipis. Dapat mereka lihat raut kesombongan dari sisi
Lorong-lorong sekolah dipenuhi wajah-wajah lega para siswa yang baru saja melewati minggu berat. Suara tawa dan desahan napas lega terdengar di mana-mana. Keyra melangkah keluar dari kelasnya dengan wajah letih, tapi ada sedikit senyum di sana. Ujian itu seperti mimpi buruk yang akhirnya lewat juga.“Keyra!” panggil seseorang dari belakang.Keyra menoleh. Kevin sedang berlari kecil mendekatinya sambil membawa selembar kertas bekas cakaran. Dia meremat kertas itu menjadi bola kecil, lalu melemparnya ke dalam tong sampah. Menandakan akhir dari perjuangan di semester satu.“Eh, Kevin. Udah selesai?” tanya Keyra.“Udah. Gila sih, tadi nomor terakhir bikin nyaris nangis,” Kevin menyodorkan wajah dramatis. “Kamu sendiri gimana?”Keyra mengangkat bahu sambil tersenyum tipis. “Lumayan. Kupikir bakal parah, soalnya ini ujian pertamaku di Nusa Bangsa. Tapi ternyata nggak seseram yang aku bayangin.”Kevin mengangguk kagum. “Kamu keren sih, Ra. Bisa ngimbangin materi yang telat dikejar dalam wakt
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments