Pacarku Anak Teknik, Otaknya Dipake Buat Ngegombal

Pacarku Anak Teknik, Otaknya Dipake Buat Ngegombal

last updateLast Updated : 2025-05-14
By:  Alea Zeya Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
114views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Buat Citra Paramitha, hidup sebagai mahasiswi arsitektur sudah cukup kompleks—revisi tugas gambar, dosen killer, dan deadline mepet. Tapi hidupnya makin kacau sejak pindah ke kosan baru yang... nempel banget sama kosan cowok berisik. Dan sumber kekacauan itu punya nama: Dikayasa Pradipta. Anak teknik mesin. Ganteng-ganteng tengil. Punya gitar, tapi nggak punya malu. Setiap pagi Dika nyanyi gombal receh dari balkon, bikin Citra pengen lempar penggaris segitiga. Tapi siapa sangka, dari yang awalnya saling sindir dan saling benci, ada benih rasa yang tumbuh diam-diam? Citra cuma pengen hidup tenang. Tapi Dika datang dengan misi mulia: bikin Citra jatuh cinta, dengan gombalan absurd dan motor tua legendaris. Karena buat Dika, teknik bukan cuma soal mesin. Tapi juga strategi bikin cewek dingin luluh dengan cara paling nyeleneh.

View More

Chapter 1

Bab 1 - Bukan Sekadar Anak Teknik

Ada banyak hal yang Citra Paramitha anggap sebagai gangguan di hidupnya. Seperti orang yang nyalain motor knalpot racing jam lima pagi. Seperti pengendara motor yang lupa pake sein tapi marah kalau ditabrak. Dan yang paling menyebalkan adalah, Dikayasa Pradipta, si penghuni kosan sebelah yang berisiknya melebihi toa masjid rusak.

Citra menghela napas untuk kesekian kalinya pagi itu. Di tangannya, segelas kopi susu homemade yang niatnya mau nemenin deadline tugas gambar perspektif.

Lalu, apa yang terjadi?

Dari arah kamar sebelah—kosan sebelah yang nempel dengan kosnya, ada suara gitar nyaring melengking, diikuti suara cowok nyanyi pakai teknik ‘kerongkongan terbakar’.

“AKU CINTA KAMU, MESKI KAMU SUKANYA BAKWAN~~~

BUKAN AKU YANG GANTENG DAN BERUANG~~~”

Citra menahan diri buat nggak lempar penggaris 30 cm ke arah tembok.

“Sumpah, ini cowok nyanyi apa mengutuk?” gumamnya pelan sambil menyesap kopinya, mencoba tetap elegan meski hasrat untuk membakar gitar cowok itu membara.

Sudah dua minggu Citra pindah ke kosan cewek di daerah Dago Atas, lumayan deket kampusnya. Kosannya tenang, sejuk, view ke bukit. Sayangnya, Tuhan nggak menciptakan hidup tanpa plot twist.

Plot twist-nya bernama Dika. Anak teknik. Penghuni kosan cowok sebelah. Tengilnya kayak gorengan ketinggalan di minyak dingin. Dan yang bikin parah: kamar mereka persis berdampingan, cuman dibatasi tembok tipis.

Citra mencoba fokus lagi ke laptopnya. Tapi baru juga mau nentuin garis horizon di layout tugas, suara dari luar jendela bikin dia refleks menoleh.

“CITRAAAA! KAMU NGAMBEK YA HARI INI? KOPI NGGAK DIBAGI, NIH?”

Suara itu. Lagi-lagi. Dika.

Citra buru-buru berdiri, membuka jendela kamarnya, dan melihat cowok itu tengah bersantai di balkon sebelah, gitar dipangkuan, rambut acak-acakan, dan wajah… nyebelin.

“Dikayasa. Kamu sadar nggak sih, kalau kamu itu gangguan audio-visual di hidup orang lain?” tanya Citra datar.

Dika malah tersenyum lebar. “Tapi kamu masih inget namaku, berarti aku cukup berarti dong.”

Citra mengerjapkan mata. “Aku inget karena tiap hari namamu disebut satpam kosan cewek sebagai ‘penyebab tidur terganggu’.”

“Wah, berarti aku legend,” Dika mengangguk-angguk puas. “Nanti kalau kamu udah baper, jangan bilang aku nggak kasih peringatan, ya.”

“Baper? Ke kamu?” Citra tertawa sinis. “Kamu yakin otak kamu itu buat mikir, bukan buat ngatur suara gitar rusak?”

Dika cuman mengangkat bahu. “Gitar rusak aja bisa bikin kamu buka jendela dan ngeliat aku. Apalagi kalau aku main piano. Bisa-bisa kamu ngelamar duluan.”

Citra melotot. Ia menutup jendela keras-keras.

“Cowok ngeselin. Tengil.”

Gangguan bukan hanya di pagi hari saja. Malam harinya, Citra duduk di balkon sambil ngerjain revisi tugas. Suasana tenang. Nggak ada suara gitar. Nggak ada suara teriakan aneh. Sampai…

“Untuk Citra Paramitha… sang penghuni balkon elegan…”

“Aku bawakan lagu malam ini. Judulnya… ‘Bibir Kamu Tipis, Tapi Nancepnya Dalem’.”

Citra hampir menjatuhkan pensilnya.

“Astaga……”

***

Kalau ada yang bilang cinta itu buta, Dikayasa Pradipta bakal nyaut, “Ya iyalah, kalau nggak buta, mana mau naksir tetangga yang tiap hari nyinyir?”

Tapi ya gitu, cinta memang sering datang dalam bentuk yang nggak masuk akal.

Kayak Citra Paramitha, misalnya. Wajah kalem, gaya anggun, jalan pelan, tapi mulutnya… tajam. Ngalahin kritik dosen pas presentasi akhir semester.

Dika ngelirik ke arah balkon kamar sebelah sambil ngunyah indomie goreng rasa ayam geprek buatan sendiri. Sambil gitu, dia mikir keras, “Citra udah keluar belum, ya? Tadi pagi sih buka jendela. Tapi di banting, hmmm, berarti mood-nya masih stabil ke arah penggorengan.”

Sialnya, makin galak Citra, makin pengen Dika kerjain. Makin disindir, makin pengen dia ngegombal receh yang bikin Citra geleng-geleng kepala sambil dalam hati ketawa.

“Lo seriusan, Ka, suka sama cewek galak itu?” tanya Rama, temen kosannya, sambil ngelap gitar pinjeman yang dipake Dika tadi pagi.

Dika angkat bahu. “Nggak tahu… tapi, tiap dia marah, rasanya pengen beliin dia bunga. Tiap dia nyindir, rasanya pengen minta disindir tiap hari.”

“Lo normal nggak sih?”

“Nggak. Anak teknik mana ada yang waras.”

Rama geleng-geleng. “Terserah lo deh. Yang penting jangan sampe kosan kita dilempar batu karena lo tiap pagi nyanyi aneh-aneh.”

Dika cuman nyengir. Dalam hati, dia udah punya rencana. “Besok pagi, gombalan harus naik level.”

Kemudian, dia melanjutkan kegiatan di depan laptop, ngetik-ngetik skrip presentasi proyek Teknik Mesin. Tapi pikirannya kemana-mana.

Citra. Balkon. Dan kata-kata dia tadi pagi. “Kamu yakin otak kamu itu buat mikir, bukan buat ngatur suara gitar rusak?”

Dika ketawa sendiri. Kebayang nggak sih, cewek kalem tapi nyindirnya pedes banget? Tapi dia tahu, Citra bukan cewek sembarangan.

Makannya Dika punya misi: Bikin Citra benci dulu, baru nanti rindu. Biar dia tahu, Dika bukan sekadar anak teknik—tapi juga seniman gombalan kelas atas.

Benar saja. Besok pagi, Dika sudah berdiri di balkon. Gitar di tangan. Kemeja bolong dikancingin sembarangan. Rambut acak-acakan, tapi penuh percaya diri.

“CITRAAAA! DIKA DATANG LAGI, SEBAGAI PENGGANGGU KEHIDUPANMU YANG TERTATA! PAGI INI, AKU DEDIKASIKAN SEBUAH LAGU BERJUDUL… CINTA ITU KAYAK KOPI TANPA GULA, PAHIT, TAPI KAMU TETAP NAGIH JUGA!”

Sialan.

Jendela kamar Citra terbuka. Citra muncul dengan tatapan… kosong.

“Masih pagi. Kamu nggak takut dosa ganggu orang tidur?”

Dika nyengir. “Justru dosa kalau aku nggak nyapa kamu pagi-pagi gini. Nanti kamu nyari-nyari aku. Kan bahaya.”

“Dika. Aku doain, kamu ngerjain tugas teknikmu pakai AutoCAD versi bajakan yang crash tiap lima menit.”

Dika langsung pura-pura meringis. “Kejamnyooo…”

Citra langsung nutup jendela. Kesal. Dan Dika? Dia malah senyum-senyum sendiri sambil memetik senar gitar pelan.

Musuh bebuyutan emang yang paling bikin penasaran. Apalagi kalau musuhnya punya lesung pipi kayak Citra.

***

BRRRROOOOONNNKKKKK—KEDEDEDE—GUBRAG!

Itu motor. Suara motor—motor yang sudah jadi legenda di lingkungan teknik. Motor tua Dika yang udah disambung-sambungin pakai selang bensin bekas dan plat aluminium sisa proyek.

Bikin Citra yang mau berangkat ke kampus ngomel-ngomel ke teras kos sebelah.

“Dika! Motor kamu itu kenapa sih, kayak truk mogok ditabrak dinosaurus?”

Dika menengok ke arah kos sebelah. “Motor tua. Tapi romantis. Kayak aku.”

“Dih! Motor romantis?”

“Iya. Tuh, setiap pagi dia juga bangunin orang kayak aku.”

Citra mau balas, tapi lebih baik berangkat ke kampus saja. Dia cuman menghela napas, menatap cowok itu sebentar, lalu melangakah menuju ojek online yang sudah dipesan di depan gerbang kosnya.

“CITRA!” Citra tidak berhenti melangkah, tapi suara Dika bikin orang-orang yang sedang berkegiatan di sekitar mereka tertawa. “NGGAK PA-PA KAMU HARI INI NAIK OJEK ONLINE! TAPI BESOK LIAT AJA, KAMU PASTI NAIK OJEK ONLINE LAGI.”

Cowok stress!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status