Share

Bab 71: Langit yang Terbelah

Aвтор: Bang JM
last update Последнее обновление: 2025-07-22 08:28:44

Bab 71: Langit yang Terbelah

Kaki Li Yuan menginjak dataran Kekaisaran Langit untuk pertama kalinya. Di hadapannya terbentang istana-istana melayang, pilar cahaya membelah langit, dan sungai energi spiritual mengalir seperti naga hidup. Namun, langit di atas kota agung itu... retak.

Retakan tak terlihat oleh mata manusia biasa, namun Mata Ketiga di dahi Li Yuan menyala samar. Ia melihat serpihan langit seperti cermin yang pecah. Energi hitam merembes keluar dari tiap celah.

“Apa mereka tidak sadar?” gumamnya.

“Tidak bisa melihat yang belum dibuka,” kata Zhen Yi yang telah menyusul mereka. “Hanya kau—pemilik Mata Ketiga—yang dapat melihat keretakan langit.”

Yue Lian berdiri di samping Li Yuan, menatap istana emas yang menjulang. “Sekte Naga Langit pernah tinggal di sana. Tempat para penakluk langit... sebelum dilenyapkan.”

Li Yuan mengepalkan tangan. “Kita akan bangkitkan mereka kembali.”

---

Mereka memasuki Kota Langit melalui gerbang belakang, menyamar sebagai utusan dari Dunia Tenga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Sumpah Darah di Gerbang Bintang

    : ---Langit di atas Lembah Guanghan mendadak membiru tua, seolah menggigil oleh tekanan yang menyebar dari pusat pertempuran. Sinar-sinar merah keperakan melingkar di atas tanah berbatu, membentuk pola rumit yang tak dikenal oleh sebagian besar kultivator.Li Yuan berdiri diam di tengah pusaran energi itu. Tubuhnya diselimuti retakan cahaya hitam yang keluar dari jurus terakhir Jin Mian. Bahunya luka, darah mengucur dari bibirnya, namun tatapannya tetap tajam—penuh murka dan tekad.Dari sisi lain medan perang, Jin Mian tertawa lirih sambil memutar pedang iblisnya. “Kau pikir ini akhir segalanya, Li Yuan? Gerbang Bintang hanya akan membuka jika darah naga ketujuh ditumpahkan.”Li Yuan mendesis. “Dan kau berpikir aku tidak tahu siapa naga ketujuh itu, Jin Mian?”Suasana mendadak senyap. Angin berhenti berhembus. Bahkan para sekutu dari Suku Xianhe, para biksu Bayangan Salju, dan sisa pasukan Persekutuan Tiga Lautan yang data

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Darah Naga yang Membelah Takdir

    Langit di atas puncak Gunung Tertinggi memucat. Kilatan ungu menyambar tanpa suara, seolah dunia menahan napas.Li Yuan berdiri di tengah pusaran energi yang bergolak. Tubuhnya berlumur darah, sebagian miliknya, sebagian dari Jin Mian. Nafasnya berat, namun matanya tetap menatap lurus ke depan.Di belakangnya, Bai Shuang membantu Hong Lie yang setengah pingsan berdiri, sementara Lin Su tenggelam dalam mantra penyegelan yang gagal tadi. Mereka semua terluka, namun belum kalah.Jin Mian, si Penghancur Segel, berdiri di atas reruntuhan altar naga. Sebagian wajahnya terbakar, namun matanya bersinar seperti dua batu delima menyala."Aku tidak butuh izin dari dunia untuk membentuknya kembali!" serunya, suara seperti gemuruh dari perut bumi. "Kau pikir bisa menghentikanku dengan warisan naga busukmu itu, Li Yuan?"Li Yuan menggenggam pedang naga miliknya lebih erat. Cahaya biru di sepanjang bilahnya berkedip, seolah merespon darah yan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Mata Air Hitam dan Kutukan Kaisar Naga

    – Langit di atas Jurang Naga Hitam perlahan berubah kelam. Awan bergulung, menyatu dalam pusaran pekat yang menyedot cahaya di sekitarnya. Di tengah kehancuran dan kelelahan, Li Yuan berdiri di tepi tebing curam, menatap pusaran hitam di bawah yang mendidih seperti darah mendidih dalam kawah raksasa.“Mata Air Hitam itu…” gumamnya, suaranya serak karena luka dan debu pertempuran. “Itu tempat terakhir naga ketujuh disegel.”Di belakangnya, Bai Qian membantu memapah Xu Jin yang masih setengah sadar. Yan Luo berdiri tak jauh, tubuhnya penuh luka, tapi tatapannya tak kehilangan tajamnya. Di kejauhan, Jin Mian telah mundur, tapi belum sepenuhnya menghilang. Ia menunggu, mengintai, seperti serigala lapar menanti kelemahan mangsanya.“Li Yuan,” panggil Bai Qian sambil menarik lengan bajunya. “Kita harus bergerak. Tempat ini—aku bisa merasakan sesuatu yang jahat mulai bangkit.”Li Yuan mengangguk pelan. Ia tahu waktunya tak banyak. Suara dari da

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Perjanjian Darah Tiga Langit

    Langit yang retak belum sepenuhnya menyatu. Garis merah yang menganga itu seperti luka di angkasa, memancarkan kilatan petir keunguan yang menggetarkan tanah. Tiga hari telah berlalu sejak pertempuran dengan Jin Mian di Gerbang Dimensi. Namun ketenangan hanya ilusi yang rapuh.Li Yuan berdiri di tebing barat Dataran Shuangmu, angin malam menampar jubah hitamnya yang compang-camping. Di belakangnya, Ayra dengan luka di pundak, dan Gu Tian yang terus menggenggam gulungan emas: Kontrak Darah Tiga Langit.“Dia belum selesai, kan?” tanya Ayra pelan.Li Yuan mengangguk. “Jin Mian memang kalah. Tapi dia hanya pembuka kunci. Di balik celah itu… ada yang lebih tua. Lebih berbahaya.”Gu Tian menghela napas. “Apa kita benar-benar harus membangunkan naga ketujuh? Menurut kitab warisan Naga Hitam, dia bukan pelindung, tapi pemusnah.”“Dia satu-satunya yang bisa menutup celah langit itu dari dalam,” jawab Li Yuan. “Jika tidak, Dunia Tengah ak

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Pertarungan di Ambang Dimensi

    : Kilatan cahaya biru membelah langit seperti guratan luka. Langit yang retak tidak lagi tampak seperti langit—ia seolah menjadi cermin besar yang memantulkan dunia lain di balik celahnya. Angin meraung seperti binatang purba, menyapu tanah dan menggulung debu serta daun-daun tua.Li Yuan berdiri di bibir jurang dimensi, jubahnya berkibar liar tertiup angin dari celah realitas. Di belakangnya, Bai Xiumei, Lian Zhao, dan Xu Jie telah siap dengan formasi pelindung. Formasi Segel Awan Tujuh sedang dipersiapkan untuk mengunci ulang celah dimensi jika semua gagal."Kita takkan punya kesempatan kedua," kata Bai Xiumei serius, rambut peraknya bersinar aneh di bawah cahaya patah langit. "Jika kita tak bisa menahan Jin Mian di sini, semua dunia akan bercampur.""Dia datang..." Xu Jie bergumam lirih.Dari retakan langit, sosok Jin Mian muncul. Tak lagi berbentuk manusia sepenuhnya. Mata emasnya bersinar menyala seperti dua matahari kecil, dan tubu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Perjamuan Darah di Balairung Api

    Balairung Api, tempat suci peninggalan para Pengawal Abadi, kini menjadi medan perjamuan antara kebenaran dan ambisi. Api di sepanjang dindingnya menyala biru keunguan, seolah menyadari bahwa malam ini akan menelan darah dan sejarah.Li Yuan berdiri tegak di hadapan pintu masuk utama bersama Yan Mei, Rong Zhuan, dan Li Zhi. Mereka baru saja melewati lorong-lorong reruntuhan bawah Gunung Merah, tempat naga ketujuh dikabarkan menyimpan ingatan terakhirnya."Jin Mian telah berada di sini lebih dulu," kata Yan Mei pelan. Napasnya membeku di udara, meski seharusnya suhu ruangan ini panas.Rong Zhuan mengangguk. "Energi yang mengganggu dimensi terasa lebih kuat di sini. Segelnya semakin tipis. Kita kehabisan waktu."Li Yuan meletakkan tangannya di dada, menyentuh Liontin Naga Hitam yang kini berdenyut seperti jantung kedua. Suara lirih terdengar di telinganya."Kunci terakhir ada di darahmu sendiri..."Li Yuan menggenggam era

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status