Home / Historical / PEMBALASAN DENDAM SANG LADY / BAB 35 • Pulang Tanpa Lady Eveline

Share

BAB 35 • Pulang Tanpa Lady Eveline

Author: MatchaMisu
last update Huling Na-update: 2025-07-14 18:17:01

Matahari hampir turun perlahan, warna jingga di ujung langit jelas terlihat ketika kuda Pak Tua berjalan pelan mendekati gerbang kayu besar yang menjadi batas antara wilayah Valtieri dan Novarre. Angin sore membawa hawa dingin, membuat Eveline menarik nafas dalam untuk menenangkan degup jantungnya yang berdegup tak karuan.

Pak Tua itu menoleh ke belakang, wajah keriputnya tampak lelah namun tetap ramah. Ia meraih sesuatu dari keranjang anyaman di sampingnya, sebuah kain wol usang berwarna abu gelap.

“Pakailah ini, tutupi tubuh kalian agar para prajurit Valtieri tidak mengenali kalian,” ucapnya dengan suara serak, matanya menatap mereka penuh perhatian.

“Terima kasih...” Eveline mengambil kain itu dengan kedua tangannya, lalu membungkus tubuh mereka berdua. Anya menggigil kecil, kepalanya bersandar di bahu Eveline, sementara Eveline menurunkan topi jubahnya lebih rendah hingga menutupi sebagian wajahnya, begitu pula dengan Anya.

Suara roda kayu berderit pelan saat gerobak Pak Tua itu s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 39 • Menuju Selatan

    “Kami pergi dulu, Bibi. Terima Kasih yelah mengizinkan kami menginap di sini," ucap Eveline, kedua tangannya menangkup tangan Bibi Mara. Meski hanya sebentar, namun kehangatan rumah wanita tua itu membuat hati Eveline merasa nyaman.Bibi Mara tersenyum hangat, wanita tua itu menepuk tangan Eveline pelan. “Bibi senang menerima kalian di sini, Nona Eve. Jaga diri kalian baik-baik...” tuturnya, tatapannya kemudian menatap ke arah Joren yang sudah berada di gerobaknya. “Joren, berhati-hatilah dan jaga mereka,” pesan Bibi Marah.“Tentu, Bibi—kau tidak perlu khawatir,” sahut Joren.Bibi Mara kembali mengalihkan pandangannya pada Eveline. “Pastikan kalian selamat sampai di sana.”Paman Herlan yang sedari tadi diam berdiri di samping istrinya, mengangguk pelan sambil menepuk pundak Eveline. “Kalian gadis-gadis yang kuat, hati-hati di jalan, Nona Eve.”Eveline mengangguk, menaham matanya yang memanas, wanita itu kemudian berbalik dan berjalan menuju gerobak Joren yang menunggu di depan sana. U

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 38 • Pagi Bersama Mereka

    Kicauan burung terdengar merdu, mengiringi hembusan angin pagi yang masuk melalui jendela. Sinar menjalar hingga ke ranjang tempat Eveline dan Anya berbaring.Eveline mengerutkan keningnya, ketika sinar matahari itu menyorot wajahnya. matanya bergerak pelan sebelum akhirnya terbuka. Matanya mengerjap, mencoba menyesuaikan diri dengan terang yang memenuhi ruangan.“Pagi...” gumamnya pela .Eveline perlahan bangkit, duduk di tepi ranjang dan menoleh ke arah Anya. Tangannya terulur, menyentuh kening gadis itu dengan hati-hati.Helaan napas lega terdengar. “Panasnya sudah turun,” ia mengamati wajah Anya yang tidak lagi terlihat memerah, namun masih terlihat lelah.Ia kembali menarik tangannya, lalu bangkit berdiri. Suara lantai kayu berderit pelan, saat langkah kakinya bergerak menuju pintu. Baru saja membuka pintu, aroma roti panggang dan kayu kabar, samar-samar tercium. “Ah.. kau sudah bangun, Nona Eve," suara Bibi Mara membuat Eveline menoleh ke arah wanita tua itu.Eveline melangkah

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 37 • Lady Eveline

    “Apa kau sudah menemukan Eveline—kak?” tanya Lady Sabrina, suaranya terdengar datar, jemari putihnya menepuk perlahan sisi cangkir teh hangat yang ia pegang.“Belum,” jawab Aldrich tanpa menoleh sedikit pun, matanya tetap tertuju pada tumpukan laporan patroli yang berserakan di meja kayu tua itu.Sabrina mengangguk kecil, lalu menyeruput tehnya dengan tenang. Uap tipis mengepul, membingkai wajah cantiknya yang diterangi lampu gantung redup.“Tidak perlu mencarinya, kak,” ucap Sabrina akhirnya.Tangan Aldrich yang sedang memegang pena berhenti di udara. Ia menoleh perlahan, menatap adiknya dengan sorot tajam. “Apa yang kau katakan, Sabrina?”Gadis itu mengedikkan bahunya ringan, bibir merahnya melengkung kecil, tetapi matanya dingin. “Untuk apa susah-susah mencarinya? Jika dia kembali... Eveline hanya akan membuat kekacauan lagi, bukankah begitu?”“Ini perintah Putra Mahkota,” balas Aldrich singkat, kembali menunduk menatap peta wilayah Eldoria, tetapi matanya tidak benar-benar membaca

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 36 • Wilayah Novarre

    Langit sudah menghitam ketika lampu-lampu minyak mulai terlihat di kejauhan, menandakan mereka hampir tiba di desa terakhir dari wilayah Eldoria sebelum perbatasan Selatan. Rumah-rumah kayu dengan atap jerami tampak berdiri berjajar, dengan asap tipis mengepul dari cerobongnya, membawa aroma kayu bakar dan roti hangat.Gerobak mereka berhenti di depan sebuah rumah kayu sederhana dengan pagar rendah dari bambu. Lampu minyak menggantung di samping pintu, berayun pelan tertiup angin malam.“Sudah sampai,” ucap Pak Tua dengan nada lega.Ia turun dari kudanya, lalu berjalan ke belakang gerobak, membantu Eveline turun sambil menahan tubuh Anya yang lemah. Eveline menuntun Anya dengan hati-hati, merasakan kaki mereka yang pegal setelah perjalanan panjang.Pintu rumah terbuka, seorang wanita tua dengan senyum hangat muncul, mengenakan kain tebal berwarna coklat. Matanya berbinar saat melihat mereka.“Kau membawa tamu, Herlan?” tanyanya, suaranya lembut.Pak Tua tersenyum lebar. “Ini Nona dan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 35 • Pulang Tanpa Lady Eveline

    Matahari hampir turun perlahan, warna jingga di ujung langit jelas terlihat ketika kuda Pak Tua berjalan pelan mendekati gerbang kayu besar yang menjadi batas antara wilayah Valtieri dan Novarre. Angin sore membawa hawa dingin, membuat Eveline menarik nafas dalam untuk menenangkan degup jantungnya yang berdegup tak karuan.Pak Tua itu menoleh ke belakang, wajah keriputnya tampak lelah namun tetap ramah. Ia meraih sesuatu dari keranjang anyaman di sampingnya, sebuah kain wol usang berwarna abu gelap.“Pakailah ini, tutupi tubuh kalian agar para prajurit Valtieri tidak mengenali kalian,” ucapnya dengan suara serak, matanya menatap mereka penuh perhatian.“Terima kasih...” Eveline mengambil kain itu dengan kedua tangannya, lalu membungkus tubuh mereka berdua. Anya menggigil kecil, kepalanya bersandar di bahu Eveline, sementara Eveline menurunkan topi jubahnya lebih rendah hingga menutupi sebagian wajahnya, begitu pula dengan Anya.Suara roda kayu berderit pelan saat gerobak Pak Tua itu s

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 34 • Batas Pengejaran

    “Anya...” panggil Lady Eveline pelan ketika tubuh gadis kecil itu kembali menggigil di sampingnya. Anya memeluk lututnya erat, matanya setengah terpejam, wajahnya pucat dan bibirnya kering.Pak Tua yang duduk di depan mereka menoleh sedikit ke belakang, sorot matanya mengandung rasa iba meski wajahnya penuh garis usia. “Apa temanmu baik-baik saja, nona?”Eveline mengusap rambut Anya, menatap Pak Tua dengan mata yang lelah namun tetap teguh. “Kurasa tidak. Dia... menggigil.”Pak Tua menarik napas, memandangi jalan setapak yang masih berembun, lalu menarik tali kekang kudanya agar berhenti. Gerobak kayu itu sedikit bergoyang, dan suara roda kayu yang berderit menjadi satu-satunya suara di antara mereka sebelum akhirnya berhenti sepenuhnya.“Ada sungai kecil tak jauh dari sini, kudaku juga perlu minum,” katanya.Ia turun perlahan dari kuda, punggungnya sedikit membungkuk, lalu berjalan ke belakang gerobak. Dari sebuah keranjang anyaman di sudut, ia mengeluarkan sepotong roti yang dibungk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status