Share

Bab. 29 MAIN HATI

Bab 29. MAIN HATI.

Setelah menikmati menu sarapan sederhana yang sudah tersaji di meja makan, Dirgantara mengajak Lintang untuk berkeliling melihat-lihat rumah peristirahatan mewah sang Bupati.

Berjalan perlahan bergandengan tangan, keduanya menyusuri jalan setapak berlapis kerikil batu alam berwarna putih yang membelah taman belakang. Beberapa tanaman hias diletakkan bergerombol dalam pot-pot keramik. Matahari jam delapan pagi mulai terasa hangat membelai kulit.

"Bagaimana menurutmu, Lin?"

"Bagus, dan mewah tentunya." jawab Lintang kalem. Sebelah tangannya menyentuh lembut ujung daun bunga Asoka yang menjuntai keluar dari jalur pertumbuhannya terlihat mengkilap dengan warnanya yang segar.

"Aku lebih suka menyebutnya asri. Ini memang digunakan sebagai rumah peristirahatan keluarga. 

Kau tahu pekerjaan ayahku benar-benar membutuhkan perhatian

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status