Share

Bab 78

Author: Beatarisa
last update Huling Na-update: 2025-09-10 15:14:47

Setelah keajaiban di kamar rumah sakit itu mereda, dan setelah Paul White yang telah diremajakan kembali beristirahat dengan tenang, Clive tahu waktunya di sana telah usai. Ia berpamitan dengan Zahra dan Rossa di lobi rumah sakit yang kini sunyi.

"Clive, terima kasih," kata Zahra, memeluknya dengan kehangatan seorang ibu. "Kau telah memberikan keluarga kami lebih dari yang bisa kami bayangkan."

Rossa hanya mengangguk, matanya yang indah masih sedikit sembab karena air mata bahagia. "Hati-hati, Clive. Hubungi aku jika kau butuh apa pun."

"Pasti," jawab Clive sambil tersenyum. "Kalian juga, jaga Paman Paul baik-baik."

Ia menolak tawaran mereka untuk diantar dan memilih memanggil taksi maglev sendiri. Saat ia duduk di dalam kendaraan yang meluncur tanpa suara itu, ia menatap gedung Rumah Sakit Healing Wings yang menjulang. Misi pertamanya telah selesai. Ia berhasil mendapatkan obat itu dan menyelamatkan nyawa sekutunya.

Ponselnya berdering d
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • PEMBALASAN DENDAM ZENITH   Bab 80

    Pagi harinya, udara di taman belakang kediaman Zenith terasa segar dan penuh dengan energi kehidupan. Proyek renovasi Nelson telah selesai dengan sempurna, mengubah halaman yang tadinya biasa saja menjadi sebuah replika miniatur dari Hutan Makaoka yang menenangkan. Clive duduk bersila di atas sebuah batu datar yang hangat oleh sinar matahari pagi, matanya terpejam dalam meditasi. Ia menyerap energi alam di sekelilingnya, menenangkan riak-riak sisa dari pertempuran internal dan eksternal beberapa hari terakhir. Setelah kepuasan dari melihat rencananya berjalan mulus, ia membutuhkan ketenangan ini untuk kembali menemukan pusat dirinya."Tuan Muda."Suara Nelson yang tenang memecah keheningan. Clive membuka matanya. Tangan kanannya yang setia itu berdiri di dekatnya, membawa nampan berisi secangkir kopi hitam yang mengepulkan uap dan sepiring kentang goreng yang masih panas."Ada apa, Nelson?" tanya Clive, mengambil cangkir kopi itu.Nelson menyerahk

  • PEMBALASAN DENDAM ZENITH   Bab 79

    Di dalam ruang keluarga utama Mansion Atremides, keheningan terasa dingin dan berat. Cahaya sore keemasan menerobos masuk melalui jendela-jendela raksasa yang menghadap ke taman mansion keluarga Atremides yang luas, namun sinarnya seolah tak mampu menghangatkan suasana di dalam. Atmosfer ruangan itu kaku, seakan seluruh udara dipenuhi oleh tekanan tak kasat mata.Aurora Atremides duduk di atas sofa beludru putih yang megah, punggungnya tegak, kedua tangan bertaut di pangkuan, dan kepalanya sedikit menunduk. Rambut hitamnya menjuntai lembut di sisi wajahnya yang pucat. Di hadapannya duduk kedua orang tuanya—Berry Atremides, dan Milla Atremides, wanita anggun dengan mata sekeras berlian."Aurora," suara Milla akhirnya memecah keheningan, nadanya halus namun mengandung ketegasan tajam seperti pisau bedah. "Kami membesarkanmu untuk menjadi wanita yang cerdas dan bijaksana. Kami memberimu kebebasan lebih dari yang didapatkan oleh gadis-gadis bangsawan lain. Tapi kau mem

  • PEMBALASAN DENDAM ZENITH   Bab 78

    Setelah keajaiban di kamar rumah sakit itu mereda, dan setelah Paul White yang telah diremajakan kembali beristirahat dengan tenang, Clive tahu waktunya di sana telah usai. Ia berpamitan dengan Zahra dan Rossa di lobi rumah sakit yang kini sunyi."Clive, terima kasih," kata Zahra, memeluknya dengan kehangatan seorang ibu. "Kau telah memberikan keluarga kami lebih dari yang bisa kami bayangkan."Rossa hanya mengangguk, matanya yang indah masih sedikit sembab karena air mata bahagia. "Hati-hati, Clive. Hubungi aku jika kau butuh apa pun.""Pasti," jawab Clive sambil tersenyum. "Kalian juga, jaga Paman Paul baik-baik."Ia menolak tawaran mereka untuk diantar dan memilih memanggil taksi maglev sendiri. Saat ia duduk di dalam kendaraan yang meluncur tanpa suara itu, ia menatap gedung Rumah Sakit Healing Wings yang menjulang. Misi pertamanya telah selesai. Ia berhasil mendapatkan obat itu dan menyelamatkan nyawa sekutunya.Ponselnya berdering d

  • PEMBALASAN DENDAM ZENITH   Bab 77

    Di dalam kamar VIP Rumah Sakit Healing Wings yang sunyi dan steril, waktu seolah berhenti. Tiga pasang mata tertuju pada satu titik: pada pil hitam pekat seukuran mutiara yang kini berada di telapak tangan Paul White yang gemetar. Di satu sisi, ada janji mustahil dari seorang pemuda putra dari sahabat baiknya yang telah lama meninggal dunia. Di sisi lain, ada realita pahit dari vonis dokter dan mesin-mesin medis yang berbunyi monoton.Paul White, seorang patriark yang seumur hidupnya mengambil keputusan berdasarkan data, logika, dan probabilitas, kini dihadapkan pada sebuah pilihan yang sepenuhnya didasarkan pada iman. Ia menatap wajah istrinya, Zahra, yang berusaha tegar namun matanya tak bisa menyembunyikan keputusasaan. Ia menatap putrinya, Rossa, yang menggenggam tangannya dengan erat, menyalurkan semua harapan mudanya lewat sentuhan itu. Lalu ia menatap Clive.Di mata pemuda itu, Paul tidak melihat kesombongan atau kebohongan. Ia melihat sebuah ketenangan yang

  • PEMBALASAN DENDAM ZENITH   Bab 76

    Keesokan harinya, wajah Nelson dan Barbara nampak berseri seri seolah mereka terlahir kembali seperti seekor ulat yang berevolusi menjadi seperti kupu-kupu. Dan setelah ia  menyelesaikan sarapannya ,Clive bergegas pergi ke rumah sakit Healing Wings untuk menjenguk Paul White. Karena Nelson memiliki kepentingan di zenith Corp maka Clive pergi sendiri menggunakan taksi.Setibanya ia di lobby rumah sakit Healing Wings, Clive berjalan menuju kamar Paul White.  Di sakunya, Clive membawa sebuah kota kayu coklat yang di dalamnya sudah ada sebuah pil rejuvinasi. Buatan nya semalam.Clive adalah tipe orang yang selalu memberikan punishment and reward. Jika orang itu loyal dan setia kepadanya ia akan memberikan hadiah. Contohnya seperti kejadian semalam. Clive tidak perlu berpikir puluhan hingga ratusan kali hanya untuk memberikan pil itu kepada Barbara dan Nelson. Karena loyalitas mereka terhadap keluarga Zenith dan mendiang kedua orang tua nya tidak di ragukan lagi. Dan ka

  • PEMBALASAN DENDAM ZENITH   Bab 75

    Setelah makan malam yang hangat, suasana di ruang makan kediaman Zenith terasa tenang. Barbara sedang membereskan piring-piring, sementara Nelson berdiri di dekat jendela, menatap taman belakang yang kini mulai rimbun. Clive, yang sejak tadi hanya diam mengamati mereka, akhirnya memecah keheningan. "Nelson, Barbara," panggilnya. "Bisa tolong kemari sebentar? Ada sesuatu untuk kalian." Keduanya menoleh, sedikit terkejut dengan nada serius dalam suara Tuan Muda mereka. Mereka berjalan menghampiri meja makan yang besar itu. Clive mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil, membukanya, dan meletakkan dua butir pil hitam pekat di atas permukaan meja yang dipoles mengkilap. Pil itu aneh. Warnanya hitam legam, seolah menyerap semua cahaya di sekitarnya, namun dari permukaannya yang halus, menguar aroma herbal yang sangat kuat, menenangkan, dan terasa begitu kuno, seperti bau tanah setelah hujan pertama di musim semi. "Apa ini, Tuan Muda

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status