Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 45Belum juga kaki ini melangkah masuk kedalam rumah. Sudah terdengar teriakan Agus. Entah apa yang terjadi di dalam rumah. Aku melihat Ibu terduduk di lantai sembari tangannya menepuk dada.Air matanya luruh, begitu juga Mas Bayu yang mencoba menahan Agus agar tidak mengamuk pada Rani. Sedangkan wanita yang ada di hadapannya hanya bisa menunduk sambil menangis meraung-raung."Ada apa ini?" tanyaku sontak membuat semua orang menoleh ke arahku.****POV BayuMelihat Arum terlelap disampingku membuat aku trenyuh. Aku terus menatap wajah lelahnya. Dia bersedia bertahan hingga sejauh ini mendampingiku. Padahal aku tak sebaik yang dia pikir. Aku terlalu egois. Hingga nafkah yang aku berikan dulu hanya lima ratus ribu. Padahal untuk membeli sayur setiap hari tidaklah cukup dengan uang dua puluh ribu. Ditambah keluarga kami yang berjumlah tiga orang dewasa. Pastinya memerlukan porsi makan yang banyak.Aku selalu mengandalkan Arum memenuhi kebutu
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 46"Kalau kamu nggak bisa hidup seperti ini. Bicara jangan seperti ini?"Agus mengacak kasar rambutnya. Entah apa yang terjadi aku tidak tahu. Hingga Agus Semarah ini."Maafkan aku, Mas.""Apa yang terjadi?" Tiba-tiba Arum datang. Membuat kami semua menoleh ke arahnya. Pertanyaan yang sama, pertanyaan yang sama yang ada didalam pikiranku.Apakah Rani selingkuh? Hingga membuat Agus murka. Atau jangan-jangan dia ….****POV ArumHening, ruang tamu itu nampak hening. Tanpa suara, aku memastikan keberadaan Khaila baik-baik saja. Bocah kecil itu harus menyaksikan Ibu dan juga bapaknya bertengkar di depan matanya. Entah apakah nantinya akan berdampak atau tidak. Yang jelas membekas.Khaila aku temukan terisak di bawah selimut. Dia ketakutan, tergambar jelas dia takut keluar menatap kedua orang tuanya. Aku pun memahami, dengan cepat kubawa dia ke dalam kamarku. Memintanya bermain Barbie kesayangannya. Beruntung Khaila nampak menurut, diusapnya air
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA.BAB 47Keduanya masih diam. Lantas pergi meninggalkan aku dan juga wanita tua itu."Jangan sok peduli kepadaku, Arum!" DegMendengar ucapan Ibu baru saja membuatku memberi jarak. Ya Tuhan, padahal aku tulus lho. Masih dibilang sok peduli. Aku bermonolog dalam hati. Enaknya mertua begini diapain ya? Apa aku campur buat adonan bikin bakwan aja. Gemas sekali rasanya mendengar ucapan Ibu mertua. *****Aku langsung bergegas menuju dapur. Membuat bakwan jagung dan juga membuat sayur bayam. Tidak lupa aku buat sambal terasi dengan cabe rawit yang banyak. Setelah semua selesai aku mengajak Khaila mandi. Lalu menyiapkan makanan khusus untuknya. Sengaja aku menggoreng telur dengan menambahkan irisan daun bawang. Lalu mengguyur nasi hangatnya dengan sayur bayam yang terlihat enak. Ah, rasa-rasanya air liurku seakan ingin menetes."Berdoa dulu sayang," ucapku membuat Khaila mengangguk. "Khaila suka?" Bocah itu mengangguk."Mau nambah?"Khaila mengge
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 48"Nggak papa, saya DP dulu. Meskipun sedikit," pintaku dengan terkekeh.Ah, aku sudah tidak sabar lagi. Bawa pulang ini mobil. Entah apa yang akan terjadi nantinya jika Ibu dan juga Rani melihat aku membeli mobil. Meskipun tidak baru, yang namanya mobil juga mahal bukan?Aku tidak akan bisa membayangkan bagaimana reaksi Rani. Kemarin saja mereka tengah huru hara perkara uang. Dan sekarang aku malah membeli mobil.Haha, bisa-bisa jantung Ibu langsung copot."Kamu suruh pegawai mu saja ya. Aku masih ada urusan.""Baiklah.""Kita pergi yu, Rum!" ajak Mas Bayu membuatku bertanya-tanya. "Kemana?""Kita ke …."****"Kemana?" Aku kembali bertanya. Mas Bayu seakan ingin memberiku kejutan. Ah, kira-kira apa ya? Aku kok gugup begini."Nanti kamu juga tahu."Mas Bayu menstater motor maticnya lalu melajukan kendaraan. Aku yang membonceng di jok bagian belakang merangkul pinggang Mas Bayu dari belakang. Ah, kalau begini rasanya seperti saat pacara
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 49"Daripada buat beli mobil, seharusnya uang itu bisa buat nolong Agus dan juga Rani untuk membayar sebagian hutangnya. Kamu mau dicap sebagai saudara yang tidak bisa mengayomi adik sendiri. Apa kata orang? Kalian bahagia diatas penderitaan Agus dan juga Rani.""Lha, kenapa Arum yang mengurus hutang hutang mereka? Itu mah kesalahan pada mereka sendiri. Mereka harus bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri."Setelah Ibu mendengar ucapanku baru saja, dia segera masuk kedalam rumah. Sembari berucap pelan ketika melewati ku dan juga Mas Bayu."Ajari istrimu sopan santun, Yu!" titah wanita tua itu sembari mata melirik ke arahku.****Aku tengah duduk di kursi kasir. Menghitung pengeluaran hari ini yang lumayan besar. Hari ini memang banyak pengeluaran. Selain berbelanja untuk esok hari, ada juga pengeluaran untuk lima buah galon. Ditambah gas elpiji yang sekarang aku minta langsung pada agen yang mangantar.Dan juga beberapa kebutuhan dap
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 50"Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab lelaki yang bergelar suami itu."Ada apa, Mas?" Aku langsung bertanya pada intinya."Kamu cepet pulang ya, sekarang!""Lha kenapa?"" …."****Entah mengapa suara Mas Bayu yang ada di seberang telepon begitu khawatir. Apa yang sudah terjadi di rumah? Aku segera mematikan sambungan telepon. Berpikir sejenak, aku akan kembali pulang jika sudah menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu."Sit, kamu kumpulkan semua karyawan ke sini ya?" pintaku pada Siti. Dia terlihat mengangguk lantas meninggalkanku.Tidak butuh waktu lama, semua orang sudah berkumpul. Hanya kurang satu karyawan yang belum datang, Agus. Dia berjalan santai, padahal semua orang tengah menunggu ya. Astaga, laki-laki itu memang sengaja membuatku semakin tidak menyukainya."Ada apa sih, Mbak. Mesti kumpul segala. Kek nggak ada kerjaan aja?!" cicit Agus sembari menjatuhkan bokongnya di kursi."Uang yang yang di meja kasir hilang empat j
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 51Aku menghela nafas panjang. Setelah itu aku mengarahkan pandanganku ke arah Mas Bayu."Nggak perlu jadi seperti ini, kasihan Ibu. Beliau lagi sakit."Bibir Rani mencebik entah apa yang ada dipikiran mereka. Sebentar-sebentar mereka saling bertengkar. Dan sekarang mereka sudah kembali akur. "Kalian ini apa-apaan sih? Kerjaannya bertengkar terus. Ibu capek tahu, ibu pusing. Ibu sudah tidak bisa lagi menahan semuanya. Kamu … ya kalian. Kalian harus pergi dari rumah ini.Duar Ibu menunjuk diantara kami, semua orang pun terkejut. Tidak terkecuali aku. *****"Ibu …." Mas Bayu nampak tidak percaya, Ibu mengusir kami. Ya, kami. Aku dan juga Mas Bayu. Padahal jika menelisik jauh ke belakang. Kami lah yang selalu merawat Ibu. Selalu ada di saat Ibu membutuhkan. Dan kemana Rani dan Agus saat beliau tengah dirawat di rumah sakit.Bukan karena tidak ikhlas melakukan semuanya. Namun, sudahlah. Mungkin ini adalah jalan terbaik untuk kami."Bu, kami
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 52Tidak ada yang menanggapi. Aku dan juga Mas Bayu berlalu. Langkah kaki kita berhenti tepat di depan kamar Ibu. MAs Bayu mengetuk beberapa kali. Tidak ada sahutan dari dalam."Bu, kami pergi. Jaga diri ibu baik-baik." Mas Bayu berpamitan. Setelah cukup dirasa kaki kami pun kembali melangkah.Mas Bayu mengeluarkan motor matic miliknya. Lalu menaikan tas didepan lalu dia duduk sembari tangan memegang stang.Diikuti aku duduk di jok belakang. Membenarkan gamis panjang yang aku kenakan. Jangan sampai gamis ini mencelakai kami berdua di tengah jalan. Motor matic berwarna hitam itu melaju perlahan meninggalkan pekarangan. Terlihat Mas Bayu melirik ke arah sepion."Bagus deh, kalau ibumu sudah mengambil keputusan." Senyuman Rani terukir jelas di sana.****KrieetSuara pintu koridor warung di buka."Maaf, ya Sit. Kamu harus datang ke warung malam-malam begini." Siti terlihat mengangguk lalu mengulum senyum. Wanita itu mengusap lenganku lembut.