Share

Bab 62. Diracun

“Loh, Lin. Kenapa kamu makan di sini?“ tanya Mbok Inah yang melihat anaknya sedang makan di meja belakang dekat dapur.

“Katanya, mulai sekarang kita harus makan di sini, Bu,” jawab Lina masih dengan mulut yang mengunyah.

“Siapa yang nyuruh?“

“Istrinya Om.“

“Kurang ajar sekali dia. Belum lama tinggal di sini sudah berani ngobrak-abrik kawasanku!“ desis Mbok Inah dengan tangannya yang mengepal.

Perasaan yang kalang kabut sejak tadi membuat emosinya semakin meningkat. Saat ingin kakinya melangkah untuk mendatangi Devi. Hatinya terbesit untuk menahan, saat ini yang diperlukan bukan otot namun otak.

“Lin, dengarkan Ibu! Kamu harus bisa merayu Tuan! Sebisa mungkin ia jatuh cinta ke kamu!“ ucap Mbok Inah mengingatkan yang ke berapa kalinya.

Lina sempat menghentikan kunyahannya, ia menatap ke arah ibunya untuk memastikan.

“Emang kamu mau selamanya jadi anak babu! Ini kesempatan kita untuk menggeser Devi dari sini!“ ucap Mbok Inah dengan tangan memegangi bahunya Lina untuk meyakinkan.

Lina m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status