Share

RENCANA AKAN SEGERA DIMULAI

Sebelum membaca, jangan lupa komentar dan likenya yahđź’– biar tambah semangat ngetiknya. Terima kasihđź’–

 

_______

 

"Pikir saja sendiri!'' kataku langsung pergi dari hadapannya.

 

''Syifa ... Kamu sangat tidak sopan sekali pada Laras, dia itu tamu tapi kenapa malah tidak menerima pemberian darinya?'' cecar Ibu mertua.

 

Seketika aku langsung membalikkan badan dan menatap kedua wanita yang tidak tahu diri itu.

 

''Saya akan bertindak sopan jika wanita ini menghargai saya,'' cecarku menatap garang.

 

''Menghargai bagaimana maksudmu? Dia datang ke sini baik-baik. Apa kamu berfikir Sarah punya hubungan dengan Danu?" ucap Ibu mertuaku.

 

''Entahlah, aku sama sekali tidak tahu, jika memang benar Mas Danu mempunyai hubungan dengan Laras, aku sama sekali tidak masalah kok. Silahkan saja menjalin hubungan di belakangku, sekarang aku sudah akan perduli kembali pada kalian,'' pekikku.

 

''Istri yang aneh, jika kamu sudah tidak perduli. Lebih baik kamu pergi dari rumah ini dan ceraikan Danu ke pengadilan agama,'' ujar Ibu mertua menyuruhku. Aku tersenyum kecut mendengar ucapannya.

 

''Aku akan angkat dari dari rumah ini setelah Mas Danu sudah tidak akan menginginkan aku kembali,'' ucapku langsung pergi berlalu begitu saja.

 

''Dasar menantu yang tidak tahu diri,'' gerutu Ibu kesal, aku yang mendengarnya ucapannya tidak mau ambil pusing.

 

Aku masuk kembali ke dalam kamar anak-anak, ketika aku tengah berdiri di depan pintu. Terlihat anak-anak tengah terdiam sambil memeluk kedua kakinya.

 

''Raffa, Risna kalian sedang apa? Kenapa malah berdiam seperti itu?'' tanyaku menghampiri mereka.

 

''Aku takut Mah!'' ucap Raffa menatap sendu ke arahku.

 

''Takut kenapa?'' tanyaku langsung memegang kedua pipinya.

 

''Tadi kami melihat Mama bertengkar dengan Papa dan Nenek,'' timpal Risna anak pertamaku menjawab.

 

''Sudah kalian bangun, jika kalian mendengar atau melihat kejadian barusan. Lupakan saja dan dengerin ucapan Mama,'' ucapku menjelaskan pada kedua anakku.

 

''Tapi aku tidak mau melihat Mama bertengkar apalagi sama Papa. Lantas apa betul perempuan yang datang adalah selingkuhan Papa?'' tanya Risna kembali, aku sungguh bingung menjelaskan pada mereka. Aku tidak mau kedua anakku tahu tentang kelakuan Papanya. Biarkan saja waktu yang akan menunjukan siapa sebenarnya yang mereka anggap Papa.

 

''Tidak Nak, ayo, lebih baik sekarang kalian bangun,'' perintahku pada anak-anak. Mereka pun lantas bangun dan duduk bersebelahan denganku.

 

Lebih baik Risna dan Raffa tinggal bersama kedua orang tuaku, karena aku tidak mau sampai mereka tertekan melihat tingkah laku Mas Danu. Apalagi dia sudah berani-beraninya membawa Laras ke dalam rumah ini.

 

Pasti kejadian sebentar lagi akan menimpa di rumah ini.

 

''Kalian berdua mau 'kan tinggal di rumah Kakek sama Nenek Mama?'' tanyaku menatap keduanya.

 

''Memangnya kita masih punya Kakek dan Nenek, Mah?'' tanya Raffa polos.

 

Memang sudah sekian lama aku tidak pernah menceritakan sebenarnya pada Raffa dan Risna bahwa Nenek dan Kakek dariku masih hidup. 

 

''Masih, Sayang. Jika kalian mau menginap Mama akan telepon sekarang Kakek dan kalian jangan bilang sama Papa atau pun sama Nenek, ya,'' ucapku melarangnya, aku sama sekali tidak mau jika Mas Danu tahu, sebab selama ini dia yang sudah melarang aku untuk berkunjung ke rumah orang tuaku. Jika dia tahu pasti akan mengambil paksa Risna dan Raffa kembali.

 

Mereka pun langsung menganggukkan kepala, setelah itu aku segera menelepon Papa kembali untuk menjemput Risna dan juga Raffa. 

 

Drrrtt ... Drrrtt ... Drrrtt ...

 

Panggilan pun langsung terhubung.

 

''Hallo Pah, aku mau minta tolong untuk menjaga kedua anakku supaya Mas Danu tidak curiga Raffa dan Risna tinggal bersama Papa,'' ujarku pada Papa lewat sambungan telepon.

 

''Kenapa tidak sekalian bersama kamu saja?'' tanya Papa.

 

''Syifa bermaksud ingin mencari sertifikat dulu, jika sudah ketemu secepatnya Syifa akan segera pulang ke rumah,'' sahutku menjelaskan. 

 

''Baiklah, secepatnya suruhan Papa akan segera menuju ke rumahmu. Bersiap-siaplah akan ada kejadian menghebohkan,'' ucapnya, aku tersenyum mendengar ucapan Papa. Ternyata Papa sudah akan merencanakan sesuatu.

 

Sambungan telepon pun langsung terputus, aku lantas meletakan kembali ponsel dan berniat ke luar untuk melihat situasi.

 

_______

 

 

Bersambung.......

 

​

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
apa yg d rencanakan sama papa nya shifa dn kejutan apa ..
goodnovel comment avatar
Sarii Sari
baru awal...
goodnovel comment avatar
Edmapa Michael Pan
bagus bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status