Tiba-tiba mereka yang bertopeng langsung dengan sengaja memukul punggung Mas Danu, Ibu dan juga Laras.
Bruk!
Seketika itu Mas Danu, ibu dan Laras langsung terjatuh ke lantai satu persatu.
Mereka yang bertopeng pun berjongkok untuk memastikan apakah sudah benar-benar pingsan atau belum. Lalu dengan cepat mereka bangkit kembali untuk mengambil kursi dan juga tali.
Aku lantas ke luar dari persembunyian dan berjalan menghampiri mereka.
Prok ... Prok ... Prok ...
Aku menepuk tangan sembari tersenyum, karena melihat pekerjaan mereka yang bagus dan mampu untuk melumpuhkan Mas Danu dan dua wanita yang tidak tahu diri itu.
''Pekerjaan kalian sangat bagus, saya sangat senang melihat oran
💖Sebelum membaca, jangan lupa komentar dan juga like ya💖________Mas Danu tertembak di bagian lengannya, dia terjatuh dan meringis kesakitan.'Arrrggghh .... Sakit, berengsek kalian. Bisanya hanya memakai senjata api,'' cecar Mas Danu.''Danu, kamu tidak apa-apa?'' ucap Ibu khawatir dan kaget melihat Mas Danu yang tengah meringis kesakitan.Tapi Mas Danu tidak menjawab dan malah menempelkan tangan kanannya di lengan kiri yang tertembak. Lengannya mengeluarkan darah yang begitu kental. Mas Danu masih meringis.Aku pun lantas mengedipkan sebelah mata pada semua pria bertopeng supaya mereka bisa pergi menjauh. Mereka membawa surat yang telah ditandatangani oleh Mas Danu.''Mas, buka tali yang mengikat di tubuhku, aku akan mengobati lukamu,'' rilihku pura-pura perduli.
''Dina ....'' ucapku tatkala menatapnya.Aku pun segera menghampiri Dina dan memarkirkan motorku di pinggir jalan.''Kamu mana ke mana, Syifa?'' tanyanya ketika kami sudah saling berhadapan.''Aku mau pulang ke rumah Din, aku sudah kangen sekali pada kedua orang tuaku. Sekarang kami sudah tidak bersama lagi,'' ucapku pada Dina.''Maksudmu apa? Siapa yang sudah tidak bersama lagi?'' ucap Dina heran dan menatapku dengan raut wajah yang serius."Aku sudah akan berpisah dengan Mas Danu, dan ternyata kamu benar bahwa suamiku dengan teganya telah berkhianat. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Laras adalah selingkuhan suamiku,'' ucapku menundukkan kepala tak berani menatap wajah Dina.''Syukurlah jika
''Pria bertopeng?'' ujar Papa mengernyitkan dahi menatapku.''Iya, apa mereka suruhan Papa?'' tanyaku menatap penasaran.Papa tersenyum kecil menatapku, ''Ya memang benar semua pria bertopeng itu suruhan Papa. Kamu jangan khawatir, itu bukan polisi,''''Tapi kenapa sampai membawa senjata? Bagaimana jika polisi tahu tentang barusan yang kita lakukan?'' ucapku penuh dengan ketakutan.''Tenang saja Syifa, biar Papa yang mengurus semuanya. Semua bisa dibeli dengan uang,'' ucap Papa tertawa.Aku pun menarik nafas kasar, semoga saja benar apa yang diucapkan oleh Papa.''Ya sudah, kalau begitu aku mau istirahat dulu ya Pah, Mah. Aku sangat capek sekali karena hari ini sangat melelahkan,'' ucapku pada kedua orang tuaku.''Ya sudah, jika kamu mau istirahat silahkan saja. Biar an
Aku pun segera meraih ponsel dan menatap siapa gerangan yang menelepon.Aku begitu kaget, ketika menatap layar ponsel. Ternyata yang menelepon Ibu mertuaku. Ada apa dia menelepon? Hmm, lebih baik aku tidak usah mengangkatnya. Lagi pula sama sekali tidak penting.Lantas, aku segera meletakan ponsel dan mengabaikan panggilan telepon Ibu, tapi sesaat kemudian aku berfikir.'Bukankah aku punya vidio Laras? Hmm, lebih baik sekarang aku sebarkan saja ke media sosial biar dia malu dan dipandang rendah oleh orang lain.' bisikku dalam hati.Aku pun segera menggunakan akun baru, untuk menyembunyikan identitasku yang telah berani mengirim vidio adegan dewasa dan mengupload status 'Vidio mes*um seorang wanita dengan delapan orang pria' tulisku distatus vidio itu.Setelah selesai membuat akun baru, lalu aku mengunggah vidio tersebut ke sebuah media so
''Ibu ... Bagaimana keadaan Mas Danu sekarang?'' tanyaku ketika telah menghampiri Ibu.''Ngapain kamu ke sini, hah?'' bentak Ibu mertua.'Ini mertua kok aneh banget, ya, 'kan bukannya dia sendiri yang menyuruhku untuk ke sini menjumpai anaknya yang tengah di operasi?' ucapku kesal dalam hati.''Aku ingin melihat keadaan Mas Danu, Bu. Hatiku benar-benar terluka ketika suamiku sendiri harus menjalankan operasi,'' lirihku berkaca-kaca.''Biarkan saja saya yang mengurus, saya tidak butuh kamu. Pergi sana!'' pekik Ibu mertua, aku menghela nafas. Harus benar-benar sabar jika menghadapi mertua yang telah pikun.''Bukankah Ibu yang menyuruhku untuk datang ke sini? Kenapa sekarang Ibu malah mengusirku. Ibu harus ingat ya, aku ini masih istrinya Mas Danu. Jangan seenaknya mengusirku,'' ucapku melotot ke arah Ibu.Ibu te
''Mana Danu sialan?'' ucap seorang wanita marah-marah dan membuka pintu ruangan sampai membuat aku kaget.Ternyata wanita itu telah menggagalkan aksiku ini. Untung saja aku segera bangkit dan tidak terlihat seakan akan membunuh Mas Danu.Aku pun menatap kedatangan wanita itu, ternyata dia seperti Tante Shima, Mamanya Laras.''Tante ada apa masuk ruangan ini sambil marah-marah?'' tanyaku padanya.''Saya mau bunuh Danu karenanya telah membuat wajah anak saya jadi hancur,'' cecarnya langsung menghampiri Mas Danu dan emosi yang membara.''Siapa anda? Kenapa mau membunuh anak saya?'' tanya Ibu yang baru saja terbangun karena mendengar teriakan Tante Shima.''Saya Ibunya Laras, saya mau membunuh dan meminta pertanggung jawaban karena telah membuat wajah anak saya terbakar ka
Seorang lelaki menyebrang di depan mobilku yang tengah melaju dengan kencang pada akhirnya tertabrak.Aku begitu kaget dan berdebar, hatiku sangat kalut karena takut ada yang melihat aku telah menabrak seseorang. Lebih baik aku pergi melarikan diri saja dari pada diketahui warga sekitar.Aku dengan cepat melajukan mobil dengan kencang, untung saja tidak ada yang mengejar mobil yang tengah aku kendarai ini. Sampai pada akhirnya aku tiba di halaman rumah.Setelah itu, aku bergegas masuk dan membuka pintu untung saja mobil sama sekali tidak lecet akibat tabrakan yang tadi aku alami. Tapi seingatku yang tak sengaja aku tabrak korbannya malah langsung bangkit dan menatap ke arah mobilku. Aku menatapnya di kaca spion sewaktu tengah melaju kendaraan untuk kabur.Hmm, lebih baik aku lupakan, semoga saja dia
''Memangnya kenapa?'' tanyaku heran menatap wajah Kak Rudi.''Dia kekasihku?'' ucapnya dan membuat kami terkejut.''Apa? Jadi Laras selain menjadi gundik suamiku, dia juga kekasih Kak Rudi? Benar-benar tak habis fikir, aku tak menyangka jika Laras cerdik mempermainkan lelaki,'' pekikku tak menyangka.Aku sama sekali tidak tahu jika selama ini Laras mempunyai hubungan dengan Kak Rudi, sewaktu semuanya belum terungkap. Aku sama sekali tidak tahu siapa kekasih Laras dan dia pun sam sekali tidak pernah memberitahu.''Memangnya kamu dan Laras telah menjalin hubungan kasih berapa lama?'' timpal Mama bertanya.''Sudah hampir satu tahun lebih, Mah,'' sahut Kak Rudi memberitahu.Dadaku begitu teriris karena baru mengetahui ini semua, ternyata Laras pandai sekali bersandiwara dan memainkan hati laki-laki.&nb