Share

018 - Beban Masa Lalu

Laki-laki dengan jenggot tipis nan rapi itu mondar-mandir di kamarnya, tampak tak sabaran dengan peluang yang ada di depan mata. Dia terus memikirkan ke mana bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam lima hari.

Rendy tak terlihat seperti orang kepepet. Justru saat ini dia seperti seseorang yang menantikan durian jatuh, nampak tak sabaran untuk segera menebus tanah itu sebelum Yusuf berubah pikiran.

Tak kunjung dapat ide, dia pun melakukan panggilan, menghubungi seseorang untuk berkonsultasi.

“Bram, kamu ada di rumah sekarang?”

[Hmm? Ya!]

“Jam segini masih tidur? Hey, aku akan ke tempatmu saat ini.”

[Sepagi ini?]

Rendy langsung saja memutuskan panggilan itu dan meraih kunci motornya. Dia mengeluarkan motor, menyempatkan diri sesaat masuk kembali ke rumah sebelah, dan kemudian cabut tanpa berkata apa-apa.

Tak lama setelah itu, Mila langsung sibuk mengumpulkan barang-barang pribadi miliknya. Dia sempat terhenti sesaat hendak mengumpulkan peralatan rias dan kosmetiknya. Namun akhir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status