Beranda / Pendekar / PENDEKAR 7 WARNA / DIANGGAP SERAKAH!

Share

DIANGGAP SERAKAH!

Penulis: Mithavic Himura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 04:50:59

Setelah bicara seperti itu pada Cang Sin, Cung Sin segera berdiri dan bersiap untuk menendang bagian bawah perut adiknya karena ia tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Cang Sin, yang mengatakan bahwa bagian bawah perutnya yang sakit padahal ia menendang adiknya itu di dada.

"Aku tidak sedang bercanda, Kak! Bagian ini memang sakit, aku tidak tahu apa sebabnya!" teriak Cang Sin, seraya berguling untuk menghindari apa yang sekiranya akan dilakukan oleh sang kakak kembar.

Aneh. Sepertinya dia tidak sedang berbohong. Wajahnya terlihat sangat kesakitan, artinya ia memang sedang merasa sakit, tapi kenapa? Apa karena seranganku tadi?

Hati Cung Sin bicara demikian sambil melangkah mendekati posisi Cang Sin agar ia bisa melihat kembali apa yang sebenarnya terjadi pada sang adik.

"Kau suka berhubungan intim dengan perempuan di belakang Im Kwan, jadi kau sepertinya kena penyakit raja singa!" tuduh Cung Sin dan Cang Sin tidak terima mendengar tuduhan sang kakak.

"Aku tidak pernah melakukan hubungan intim dengan siapapun, bahkan dengan Im Kwan! Aku selalu ingat pesan ayah, kita harus menjaga nama baik perguruan, aku masih menjaga itu dengan baik, Kak!"

"Lalu, mengapa kau kesakitan di bagian itu? Kau mau bilang itu akibat pukulan dariku? Yang benar saja! Aku menendang dadamu, bukan barangmu!" kilah Cung Sin dengan nada yang sengit.

"Aku tidak tahu, tapi aku memang merasa sakit di bagian milikku."

"Kau tidak tahu penyebabnya?"

Jika tadi Cung Sin tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Cang Sin, kali ini Cung Sin mulai percaya karena wajah Cang Sin terlihat tidak sedang bercanda ketika mengatakan bahwa ia sedang menahan perasaan sakit di bagian bawah perutnya.

"Aku tidak tahu."

"Apa yang harus aku lakukan?"

Bukannya khawatir dengan keadaan Cang Sin, Cung Sin menawarkan bantuan pada sang adik, tapi karena ia khawatir jika ia tidak membantu Cang Sin, ayahnya pasti curiga ia yang mencelakakan Cang Sin.

Aku memang ingin dia lenyap, tapi jika sekarang waktunya tidak tepat. Ayah pasti curiga padaku jika aku membiarkan anak ini kesulitan....

Hati Cung Sin bicara. Dan akhirnya ia berusaha untuk memberikan tenaga dalamnya pada Cang Sin berharap rasa sakit yang dialami sang adik berkurang.

"Bagaimana? Apakah sudah membaik?" tanya Cung Sin seraya menatap wajah Cang Sin yang berkeringat dingin.

Dia kelihatannya khawatir padaku, apa mungkin dia memiliki rencana tak baik padaku, rasanya mustahil.....

Cang Sin juga bicara di dalam hati, merasa tidak yakin bahwa Cung Sin yang selama ini selalu mencari perkara padanya berniat jahat hingga ia mendapatkan insiden buruk di lembah seribu obat.

"Terima kasih, rasanya sedikit berkurang."

Untuk menghargai pertolongan yang dilakukan oleh Cung Sin, Cang Sin pura-pura mengatakan bahwa rasa sakit yang dialaminya berkurang, padahal sebenarnya tidak sama sekali hingga Cang Sin diam-diam mengerahkan kekuatannya untuk melawan perasaan sakit itu yang seolah menghancurkan miliknya sebagai seorang pria.

"Kurasa, ini ada hubungannya dengan apa yang dilakukan oleh Dewi Lembah Seribu Obat tadi padamu."

Cung Sin langsung mengatakan hal itu dan Cang Sin menatapnya dengan tatapan mata seperti baru sadar tentang hal itu.

"Tapi, kenapa milikku yang diserangnya? Bukankah itu berlebihan?"

"Kau memeluk patung perempuan telanjang itu sampai kain yang menutupinya tersibak, kau tidak tahu, itu adalah hal yang paling ditabukan?"

"Aku tahu, Kak! Ayah sudah mengatakan padaku soal itu, dan aku sudah berusaha untuk mengingat pesan Ayah. Aku juga tidak akan berbuat sembarangan di tempat orang lain, yang tadi itu, benar-benar di luar dugaanku!"

Wajah Cang Sin masih mengerenyit menahan sakit meskipun ia dengan lancar menanggapi perkataan sang kakak.

Laki-laki itu masih berusaha mengerahkan ilmu tenaga dalamnya agar bisa mengurangi perasaan sakit yang masih dirasakannya dan berpusat di bagian bawah perutnya tersebut.

"Di luar dugaanmu? Apa maksudmu dengan hal itu?"

Karena ingin tahu apakah Cang Sin menyadari apa yang sudah dilakukannya, hingga sang adik terjebak dan berakhir mendapatkan hukuman dari Dewi Lembah Seribu Obat, Cung Sin melontarkan pertanyaan seperti itu sekedar untuk mengorek keterangan.

Cang Sin sama sekali tidak mengira, kakaknya sedang menyembunyikan sesuatu meskipun sebenarnya ia sudah curiga ada yang tidak beres.

Namun, sikap Cung Sin yang seolah peduli padanya membuat kecurigaan Cang Sin menjadi tidak beralasan baginya hingga pria tersebut menepis perasaan curiga itu untuk sang kakak.

"Saat aku masuk ke goa untuk mengambil beberapa tanaman obat sesuai perintah ayah, ada sesuatu yang aku rasa berbeda."

Cang Sin mulai menjelaskan.

"Berbeda? Memangnya kau bisa membedakan? Bukannya kau tidak pernah datang ke lembah seribu obat?"

"Iya. Aku tahu, tapi aku bisa merasakan hawa itu bukan berasal dari hawa asli lembah seribu obat, Kak. Aku bisa merasakannya meskipun aku tidak pernah ke lembah seribu obat sebelumnya."

Kekuatannya memang sudah sangat luar biasa. Tidak pernah ke lembah seribu obat saja, dia masih bisa membedakan dengan sangat baik, aku harus berhati-hati dengan anak ini....

Hati Cung Sin bicara, sambil mengusap dagunya untuk menyamarkan perasaan terkejutnya saat mendengar apa yang dikatakan oleh sang adik kembar.

"Lalu, jika kau sudah tahu ada yang berbeda, mengapa kau tidak lekas keluar dari goa?" tanya Cung Sin setelah beberapa saat hanya diam.

"Aku harus melakukan tugas dari ayah, itu sebabnya aku tidak mau keluar."

"Karena kau tidak mau dianggap anak yang tidak becus melakukan tugas?"

"Aku hanya ingin bertanggung jawab atas apa yang aku emban, Kak!"

"Kau memang selalu suka mencari muka di hadapan ayah, hingga kau tidak peduli kau melanggar aturan atau tidak!"

"Aku tidak cari muka."

"Ilmu inti Perguruan Angsa Putih akan diwariskan pada keturunan ayah yang memenuhi syarat dari ayah, salah satunya adalah kepatuhan, kau selalu ingin patuh karena kau mengincar ilmu itu, kan?"

"Aku tidak mengincar ilmu inti itu, Kak, tapi jika memang itu kewajiban kita sebagai anak untuk mewarisinya apakah itu berarti aku terlihat sangat serakah?"

"Hanya ada salah satu dari keturunan ayah yang boleh mewarisi ilmu inti itu, Cang Sin!"

"Aku juga tahu hal itu!"

"Dan kau mengira, kau yang wajib mewarisinya?"

"Aku tidak bilang seperti itu, Kak!"

"Diam! Jika kau tidak merasa seperti sangat ingin mewarisi ilmu itu, mengapa kau perlahan-lahan memenuhi syarat untuk menjadi pewaris? Mulai ingin segera menikah, selalu patuh, bersemedi untuk membuat tenaga dalammu semakin tinggi, dan selalu ingin terlihat lebih baik daripada aku?!"

"Aku tidak melakukan itu semua untuk menjadi pewaris, Kak, aku hanya ingin menjadi anak yang baik untuk ayah, semenjak ibu menghilang, ayah selalu menyimpan luka di hati, aku tidak mau menambah luka hati ayah."

"Omong kosong! Jika itu benar, bagaimana kalau kau menolak saat nanti ayah ingin mewariskan ilmu inti padamu?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PENDEKAR 7 WARNA    SEMAKIN MENCURIGAKAN

    "Berkhianat?" ulang Raja Iblis Bo seolah tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Cung Sin. Wajah Lien Er berkelebat di benak sang raja iblis, tapi ia langsung memusnahkan pikiran itu dan menegaskan, tidak mungkin Lien Er si penghianat yang dimaksud.Tidak mungkin Lien Er, kan? Meskipun dia memang senang mencari masalah, kurasa bukan dia penghianat itu.Hati Raja Iblis Bo mengucapkan kalimat tersebut sembari mengarahkan kembali tatapannya pada Cung Sin."Bukan waktunya untuk mencari siapa pengkhianat itu, aku datang ke sini ingin meminta pertanggungjawaban darimu, kau tidak berhasil memberikan aku persembahan, maka ilmu yang aku berikan padamu, aku tarik kembali!" ancam sang raja iblis dengan sangat tegas."Jangan, Tuan! Tolong jangan ambil kembali ilmu kekuatan yang Tuan berikan padaku, aku sangat membutuhkannya, jangan ambil, Tuan!" pinta Cung Sin pada sang raja iblis dengan nada suara yang terdengar sangat memohon."Memohon saja percuma, Cung Sin, apa yang bisa kau lakukan untuk

  • PENDEKAR 7 WARNA    BERSEDIA DINIKAHKAN

    "Guru!"Mendengar apa yang diucapkan oleh Cung Sin, Cing Lian buru-buru menjatuhkan diri di hadapan sang guru besar, membuat gerakan bersimpuh hingga Cung Sin dan juga ayahnya terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Cing Lian. "Apa yang kau lakukan, Cing Lian?" tanya sang guru besar pada salah satu murid terbaiknya tersebut."Mohon ampun, Guru! Jika memang aku dan Zaiho memang harus menikah, aku bersedia, tapi aku mohon, jangan keluarkan Zaiho dari perguruan ini, Guru!"Cung Sin semakin terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Cing Lian. Tidak percaya dengan apa yang diputuskan oleh gadis tersebut pada sang ayah. "Kau bersedia dinikahkan dengan Zaiho, itu artinya kau memang mengakui Zaiho melakukan sesuatu padamu?" tanya Cang San pada sang murid.Apa boleh buat, meskipun aku tidak yakin Zaiho bisa melakukan hal itu padaku, tapi jika dia harus dikeluarkan gara-gara masalah ini, perguruan akan berkurang satu murid terbaik. Zaiho adalah sahabat Kak Cang Sin, Kak Cang Sin sudah menol

  • PENDEKAR 7 WARNA    HARUS DIKELUARKAN DARI PERGURUAN

    Telapak tangan Im Kwan mengepal membayangkan itu semua, tapi mau bagaimana? Ia sudah memberikan izin kepada sang kekasih untuk melakukan hal itu agar kutukan tersebut musnah."Im Kwan, apakah ada sesuatu yang dilakukan oleh Kak Cang Sin di kastil itu?"Suara Cing Lian membuyarkan lamunan Im Kwan tentang Cang Sin, dan ia menarik napas berat. "Dia sedang berusaha untuk mematahkan kutukan itu di luar sana, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan tapi itulah tujuannya," jawab Im Kwan dengan nada suara yang datar. Cing Lian ingin membahas semua lebih lanjut, tapi melihat wajah Im Kwan yang demikian suram, ia mengurungkan niatnya."Kak Cang Sin sakti, dia pasti bisa mematahkan kutukan itu dan kalian akhirnya bisa menikah," hiburnya pada Im Kwan dengan tulus. "Aku tidak tahu, yang aku tahu, syarat mematahkan kutukan itu sangat berat, meskipun dia hebat, aku tetap khawatir.""Wajar, meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya dia mematahkan kutukannya, tapi tetap saja, aku yakin itu memang

  • PENDEKAR 7 WARNA    ADA YANG ANEH

    "Baiklah. Aku akan menanyakan masalah ini dengan Cung Sin, kalau dia benar-benar tidak tahu tentang hubungan perempuan itu dengan Dewi Lembah Seribu Obat, mungkin aku bisa memaafkannya, tapi kalau tidak, dia akan aku hajar!" Setelah bicara demikian, Raja Iblis Bo berkelebat pergi meninggalkan sang ratu iblis hingga Lien Er menarik napas lega karena berhasil mengelabui sang raja iblis."Cang Sin, kau lolos hari ini, tapi lain kali saat kita bertemu lagi, kau tidak akan lolos dariku, lagipula, bukankah kau perlu aku untuk mematahkan kutukan itu? Suatu saat, kau pasti akan kembali lagi padaku!"Lien Er bicara demikian seraya pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang bercampur aduk.***Cing Lian sudah kembali ke perguruan dengan perasaan gelisah.Sepanjang perjalanan pulang, ia memang dibantu oleh Cang Sin hingga kabut hitam itu tidak lagi mengejar dan menghalanginya untuk mencari jalan keluar. Namun, ia khawatir dengan keadaan Cang Sin yang tidak menyusulnya sebab itulah ia g

  • PENDEKAR 7 WARNA    BERTARUNG DENGAN LIEN ER

    "Aku sudah mengatakan apa yang aku inginkan, Cang Sin, dan itu tidak akan berubah!" jawab Lien Er dan jawabannya membuat Cang Sin menghela napas panjang."Apa yang ingin kau lakukan jika aku tidak boleh pergi dari tempat ini?" tanya Cang Sin sekedar ingin tahu, apa maksud Lien Er yang mencegah dirinya pergi jika Cing Lian tetap keluar dari kastil."Kau menjadi salah satu pengikut kami."Lien Er menjawab pertanyaan Cang Sin dengan tenang hingga Cang Sin geleng-geleng kepala mendengarnya."Aku tidak mau!" tolaknya dengan tegas, dan itu membuat Lien Er tersenyum kecut mendengarnya."Kalau begitu, panggil kembali perempuan tadi, dan kau bisa keluar dari sini tanpa syarat.""Aku sudah bilang, Cing Lian adalah anak murid perguruan ayahku, jika kau ingin menyalahkan dia, coba kau tanya masalah itu dengan Kak Cung Sin, dia yang meminta Cing Lian untuk masuk ke dalam kastil ini!" kata Cang Sin dengan nada yang tegas."Bagaimana caranya aku menanyakan masalah ini dengan kakakmu? Aku tidak tahu

  • PENDEKAR 7 WARNA    DITAHAN RATU IBLIS

    Mendengar apa yang dikatakan Cang Sin, Lien Er terdiam sejenak seolah baru sadar ia tidak berpikir tentang hal itu.Gawat! Aku melupakan masalah itu, perempuan tadi memang seperti anak murid perguruan Cang Sin, kalau aku bersikeras, bisa saja Cang Sin mencurigai sesuatu dan dia menganggap aku musuh....Hati Lien Er bicara demikian sembari berpikir, apa yang akan ia ucapan untuk menanggapi perkataan kritis Cang Sin."Aku tidak tahu kalau perempuan itu anak murid perguruan ayahmu," bohong Lien Er, dan itu membuat Cang Sin menarik napas karena ia tahu sekarang Lien Er berbohong padanya.Namun, Cang Sin sengaja berpura-pura percaya dengan alasan yang dikatakan oleh Lien Er karena saat ini ia tidak mau terlalu berlama-lama dikawasan kastil tempat Lien Er berada."Begitu? Baiklah. Aku percaya. Kalau begitu, aku lupakan masalah ini, tapi jika terulang lagi, aku benar-benar tidak akan menoleransi kau, Lien Er!" tegas Cang Sin hingga Lien Er tersenyum kecut mendengarnya."Aku tidak menculik pe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status