Accueil / Pendekar / PENDEKAR 7 WARNA / MENERIMA KUTUKAN!

Share

MENERIMA KUTUKAN!

last update Dernière mise à jour: 2025-02-04 13:13:03

Melihat apa yang terjadi pada adik kembarnya, Cung Sin diam-diam tersenyum puas.

Bukan tanpa alasan, Cung Sin bersikap demikian pada sang adik kembar. Ilmu inti yang akan diwariskan oleh ayah mereka-lah alasannya.

Cung Sin menganggap, Cang Sin adalah saingan beratnya untuk mendapatkan ilmu tersebut lantaran bagi sang ayah, hanya ada satu pewaris ilmu inti darinya yang akan diwariskan pada sang anak.

Yaitu, anak yang benar-benar ahli dalam ilmu bela diri juga tenaga dalam serta ilmu ketuhanannya yang juga bisa diperhitungkan, sementara Cung Sin merasa tertinggal jauh oleh Cang Sin yang gemar melakukan semedi jika kemarahan sedang menyelimuti hati dan pikirannya, hingga Cang Sin dianggap ayahnya memiliki ilmu tenaga dalam yang tinggi juga spritual yang baik dibandingkan dengan sang kakak kembarnya.

Ketika asap hitam yang keluar dari tongkat yang diarahkan pada Cang Sin sudah lenyap, Cung Sin mengira, tubuh Cang Sin akan tersungkur atau terluka, tapi ternyata Cang Sin terlihat baik-baik saja, hingga Cung Sin mengarahkan pandangannya pada perempuan berjubah hitam itu untuk meminta penjelasan.

"Apa yang terjadi pada adikku, Dewi Lembah Seribu Obat?" tanyanya seolah ia khawatir pada sang adik kembar, padahal itu hanya muslihatnya saja, karena ia ingin tahu apakah sang adik kembar memang mendapatkan hukuman.

"Dia sudah aku kutuk!" jawab perempuan berjubah hitam itu pada Cung Sin.

"Aku melihat, dia tidak kurang sedikitpun, kutukan macam apa yang Dewi berikan padanya?"

"Kutukan yang akan membuat masa depannya suram. Sekarang, pergilah! Jangan datang lagi sebelum kutukan itu lepas darinya!"

Perempuan berjubah hitam itu tidak mau menerangkan apa yang dimaksudnya secara jelas tentang kutukan yang dikatakannya membuat masa depan Cang Sin akan suram.

Ini membuat Cung Sin penasaran.

"Dewi, mohon katakan, apa yang Dewi lakukan pada adikku, aku ingin tahu apa yang terjadi padanya, apakah adikku bisa lepas dari kutukan itu?"

"Kau manusia terlalu banyak bertanya! Cari sendiri saja kutukan apa yang aku berikan padanya! Ayahmu ahli obat, bukan? Tanyakan saja padanya, ingat, tempat ini terkutuk untuk kalian, serta anak cucu kalian! Jangan pernah datang ke sini lagi atas alasan apapun!"

Setelah bicara demikian, tangan perempuan berjubah hitam itu mengarahkan kembali tongkat yang ia pegang ke arah Cung Sin dan Cang Sin.

Sekonyong-konyong, seberkas sinar hitam menyerang dan menyelimuti mereka tanpa mampu dicegah keduanya. Sinar hitam itu membungkus tubuh keduanya dan menggulungnya lalu melemparkannya keluar dari tempat itu hingga tubuh Cang Sin dan Cung Sin terlempar jauh keluar dan terguling di atas tanah berumput!

Kedua saudara kembar itu berusaha untuk bangkit. Darah menetes dari sudut bibir keduanya tapi cepat diseka oleh keduanya karena mereka segera saling mendekati diri mereka satu sama lain.

"Kau belum menjawab pertanyaan dariku, Kak, kenapa kau juga ada di sini? Bukannya kau bertugas di perbatasan? Mengapa kau ada di tempat ini padahal ayah menugaskan aku ke sini untuk mengambil beberapa jenis tanaman obat?"

Bertubi-tubi, Cang Sin melontarkan pertanyaan, dan itu tidak membuat Cung Sin segera menjawab. Ia justru meneliti adiknya dari ujung rambut sampai ujung kaki, seolah-olah ada yang ingin dipastikannya.

"Kak! Apakah kau tidak mendengar apa yang aku tanyakan? Aku sedang bertanya! Mengapa kau hanya diam saja?!"

Kembali Cang Sin bicara, dan itu membuat Cung Sin langsung mengarahkan pandangannya pada sang adik tepat ke bola mata adiknya.

"Apa yang sekarang kau rasakan, Cang Sin?"

Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Cung Sin justru melontarkan pertanyaan pula pada adik kembarnya tersebut hingga membuat Cang Sin mengerutkan keningnya.

"Apa yang aku rasakan?" ulang Cang Sin sambil memandang dirinya sendiri seperti sadar ia tidak merasakan apapun setelah tadi perempuan berjubah hitam itu menyerangnya.

Bukankah ia sedang dikutuk? Tapi, mengapa ia tidak merasakan sesuatu yang aneh dari dalam tubuhnya?

"Ya, kau terkena kutukan dari Dewi Lembah Seribu Obat, apa yang kau rasakan sekarang?" ulang Cung Sin dengan nada suara yang sangat tegas daripada yang tadi.

"Aku ... Tidak merasakan apapun...."

Cang Sin menjawab tegas meskipun ada sedikit keraguan di dalam hatinya saat menjawab pertanyaan dari sang kakak.

"Benarkah? Kau yakin?" tanya Cung Sin lagi tidak percaya dengan pengakuan sang adik.

"Benar. Aku tidak merasakan apapun, Kak. Aku juga tidak tahu apa yang tadi dilakukan oleh perempuan itu."

"Aneh, kenapa dia tidak memberikan kau hukuman?"

Gumaman Cung Sin sampai ke telinga Cang Sin meskipun kalimat itu diucapkan Cung Sin dengan sangat perlahan, tapi pendengaran Cang Sin yang tajam membuat pria itu bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh Cung Sin meskipun itu hanya sebuah kalimat yang lirih.

"Kenapa ekspresimu seperti itu, Kak? Kelihatan, kau seolah tahu aku memang seharusnya dihukum?"

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Cang Sin, Cung Sin menyeringai, namun seringai itu ia sembunyikan dengan cara telapak tangannya mengusap pelan wajahnya.

"Tidak. Kau sudah melanggar aturan mereka, kau harus dihukum, itu ketentuan mereka."

"Aku tidak pernah ke lembah seribu obat, ayah hanya bilang aku harus berhati-hati saat bicara tidak merusak tanaman yang ada di sana, tidak mengatakan bahwa tempat itu ada kutukannya, lagipula...."

Cang Sin menggantung kalimatnya seolah memikirkan sesuatu yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya.

Ini membuat Cung Sin mengarahkan pandangannya pada sang adik setelah tadi ia tidak mau beradu pandang dengan adiknya tersebut khawatir hal yang ia sembunyikan dari Cang Sin diketahui oleh adik kembarnya.

"Lagipula apa?" tanya Cung Sin saat Cang Sin tidak kunjung melanjutkan ucapannya.

Pria berambut panjang itu justru menatapnya dengan tatapan mata menyelidik, seolah sedang memastikan sesuatu yang baru saja ia pikirkan.

"Ada yang aneh dari dirimu. Kau tiba-tiba datang ke sini, padahal ayah mengatakan padaku, kau sedang bertugas ke perbatasan, setelah itu, tiba-tiba saja, patung perempuan itu berubah menjadi Im Kwan, apakah kau sedang berusaha untuk mencelakakan aku, Kak?"

Pertanyaan Cang Sin membuat telapak tangan Cung Sin mengepal. Tidak menyangka, sang adik bisa menebak dengan benar padahal ia berusaha untuk bersikap tidak terlalu menonjol, tapi Cang Sin masih saja mampu mengendusnya.

Hanya saja, Cung Sin jelas tidak mau menjelaskan apa yang sedang ia rencanakan. Ilmu kepandaiannya sekarang belum seberapa. Jika Cang Sin marah dan menyerangnya, ia khawatir tidak bisa mengimbangi hal itu dan ia akan kalah.

Akan tetapi, karena ia adalah kakak meski hanya terpaut beberapa menit saja, Cung Sin tidak mau hilang harga diri.

Ia tetap harus marah atas apa yang dikatakan oleh Cang Sin tadi padanya.

"Apa kau sekarang sedang curiga padaku, Cang Sin? Atas dasar apa aku mencelakakan dirimu yang sedang melakukan tugas dari ayah? Kau ingin mengajakku bertarung?"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • PENDEKAR 7 WARNA    SEMAKIN MENCURIGAKAN

    "Berkhianat?" ulang Raja Iblis Bo seolah tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Cung Sin. Wajah Lien Er berkelebat di benak sang raja iblis, tapi ia langsung memusnahkan pikiran itu dan menegaskan, tidak mungkin Lien Er si penghianat yang dimaksud.Tidak mungkin Lien Er, kan? Meskipun dia memang senang mencari masalah, kurasa bukan dia penghianat itu.Hati Raja Iblis Bo mengucapkan kalimat tersebut sembari mengarahkan kembali tatapannya pada Cung Sin."Bukan waktunya untuk mencari siapa pengkhianat itu, aku datang ke sini ingin meminta pertanggungjawaban darimu, kau tidak berhasil memberikan aku persembahan, maka ilmu yang aku berikan padamu, aku tarik kembali!" ancam sang raja iblis dengan sangat tegas."Jangan, Tuan! Tolong jangan ambil kembali ilmu kekuatan yang Tuan berikan padaku, aku sangat membutuhkannya, jangan ambil, Tuan!" pinta Cung Sin pada sang raja iblis dengan nada suara yang terdengar sangat memohon."Memohon saja percuma, Cung Sin, apa yang bisa kau lakukan untuk

  • PENDEKAR 7 WARNA    BERSEDIA DINIKAHKAN

    "Guru!"Mendengar apa yang diucapkan oleh Cung Sin, Cing Lian buru-buru menjatuhkan diri di hadapan sang guru besar, membuat gerakan bersimpuh hingga Cung Sin dan juga ayahnya terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Cing Lian. "Apa yang kau lakukan, Cing Lian?" tanya sang guru besar pada salah satu murid terbaiknya tersebut."Mohon ampun, Guru! Jika memang aku dan Zaiho memang harus menikah, aku bersedia, tapi aku mohon, jangan keluarkan Zaiho dari perguruan ini, Guru!"Cung Sin semakin terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Cing Lian. Tidak percaya dengan apa yang diputuskan oleh gadis tersebut pada sang ayah. "Kau bersedia dinikahkan dengan Zaiho, itu artinya kau memang mengakui Zaiho melakukan sesuatu padamu?" tanya Cang San pada sang murid.Apa boleh buat, meskipun aku tidak yakin Zaiho bisa melakukan hal itu padaku, tapi jika dia harus dikeluarkan gara-gara masalah ini, perguruan akan berkurang satu murid terbaik. Zaiho adalah sahabat Kak Cang Sin, Kak Cang Sin sudah menol

  • PENDEKAR 7 WARNA    HARUS DIKELUARKAN DARI PERGURUAN

    Telapak tangan Im Kwan mengepal membayangkan itu semua, tapi mau bagaimana? Ia sudah memberikan izin kepada sang kekasih untuk melakukan hal itu agar kutukan tersebut musnah."Im Kwan, apakah ada sesuatu yang dilakukan oleh Kak Cang Sin di kastil itu?"Suara Cing Lian membuyarkan lamunan Im Kwan tentang Cang Sin, dan ia menarik napas berat. "Dia sedang berusaha untuk mematahkan kutukan itu di luar sana, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan tapi itulah tujuannya," jawab Im Kwan dengan nada suara yang datar. Cing Lian ingin membahas semua lebih lanjut, tapi melihat wajah Im Kwan yang demikian suram, ia mengurungkan niatnya."Kak Cang Sin sakti, dia pasti bisa mematahkan kutukan itu dan kalian akhirnya bisa menikah," hiburnya pada Im Kwan dengan tulus. "Aku tidak tahu, yang aku tahu, syarat mematahkan kutukan itu sangat berat, meskipun dia hebat, aku tetap khawatir.""Wajar, meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya dia mematahkan kutukannya, tapi tetap saja, aku yakin itu memang

  • PENDEKAR 7 WARNA    ADA YANG ANEH

    "Baiklah. Aku akan menanyakan masalah ini dengan Cung Sin, kalau dia benar-benar tidak tahu tentang hubungan perempuan itu dengan Dewi Lembah Seribu Obat, mungkin aku bisa memaafkannya, tapi kalau tidak, dia akan aku hajar!" Setelah bicara demikian, Raja Iblis Bo berkelebat pergi meninggalkan sang ratu iblis hingga Lien Er menarik napas lega karena berhasil mengelabui sang raja iblis."Cang Sin, kau lolos hari ini, tapi lain kali saat kita bertemu lagi, kau tidak akan lolos dariku, lagipula, bukankah kau perlu aku untuk mematahkan kutukan itu? Suatu saat, kau pasti akan kembali lagi padaku!"Lien Er bicara demikian seraya pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang bercampur aduk.***Cing Lian sudah kembali ke perguruan dengan perasaan gelisah.Sepanjang perjalanan pulang, ia memang dibantu oleh Cang Sin hingga kabut hitam itu tidak lagi mengejar dan menghalanginya untuk mencari jalan keluar. Namun, ia khawatir dengan keadaan Cang Sin yang tidak menyusulnya sebab itulah ia g

  • PENDEKAR 7 WARNA    BERTARUNG DENGAN LIEN ER

    "Aku sudah mengatakan apa yang aku inginkan, Cang Sin, dan itu tidak akan berubah!" jawab Lien Er dan jawabannya membuat Cang Sin menghela napas panjang."Apa yang ingin kau lakukan jika aku tidak boleh pergi dari tempat ini?" tanya Cang Sin sekedar ingin tahu, apa maksud Lien Er yang mencegah dirinya pergi jika Cing Lian tetap keluar dari kastil."Kau menjadi salah satu pengikut kami."Lien Er menjawab pertanyaan Cang Sin dengan tenang hingga Cang Sin geleng-geleng kepala mendengarnya."Aku tidak mau!" tolaknya dengan tegas, dan itu membuat Lien Er tersenyum kecut mendengarnya."Kalau begitu, panggil kembali perempuan tadi, dan kau bisa keluar dari sini tanpa syarat.""Aku sudah bilang, Cing Lian adalah anak murid perguruan ayahku, jika kau ingin menyalahkan dia, coba kau tanya masalah itu dengan Kak Cung Sin, dia yang meminta Cing Lian untuk masuk ke dalam kastil ini!" kata Cang Sin dengan nada yang tegas."Bagaimana caranya aku menanyakan masalah ini dengan kakakmu? Aku tidak tahu

  • PENDEKAR 7 WARNA    DITAHAN RATU IBLIS

    Mendengar apa yang dikatakan Cang Sin, Lien Er terdiam sejenak seolah baru sadar ia tidak berpikir tentang hal itu.Gawat! Aku melupakan masalah itu, perempuan tadi memang seperti anak murid perguruan Cang Sin, kalau aku bersikeras, bisa saja Cang Sin mencurigai sesuatu dan dia menganggap aku musuh....Hati Lien Er bicara demikian sembari berpikir, apa yang akan ia ucapan untuk menanggapi perkataan kritis Cang Sin."Aku tidak tahu kalau perempuan itu anak murid perguruan ayahmu," bohong Lien Er, dan itu membuat Cang Sin menarik napas karena ia tahu sekarang Lien Er berbohong padanya.Namun, Cang Sin sengaja berpura-pura percaya dengan alasan yang dikatakan oleh Lien Er karena saat ini ia tidak mau terlalu berlama-lama dikawasan kastil tempat Lien Er berada."Begitu? Baiklah. Aku percaya. Kalau begitu, aku lupakan masalah ini, tapi jika terulang lagi, aku benar-benar tidak akan menoleransi kau, Lien Er!" tegas Cang Sin hingga Lien Er tersenyum kecut mendengarnya."Aku tidak menculik pe

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status