Tentu saja, Harka Tarung merasa tak senang melihatnya dan hanya bisa balas mengutuk ancaman tidak berdasar tersebut dengan keras tanpa ragu sedikit pun.“Hmph…! Kalian bertiga tunggu saja…! Aku pasti akan balas dendam terhadap rasa malu ini di masa yang akan datang…!” tegas Braka Dirju benar-benar sangat marah sekali sebelum akhirnya memutuskan untuk berbalik dengan cepat melarikan diri meski kondisi tubuhnya tidak baik-baik saja.Semua orang menjadi sunyi melihat kepergian Braka Dirju terutama mereka yang sedang berada di sekitar dua orang licik. Jelas sekali mereka sebenarnya ingin tertawa melihat kepergian menyedihkannya Braka Dirju saat itu juga.Namun, keberadaan dua orang licik membuat mereka menahan pemikiran liar mereka sendiri dan tetap tutup mulut hingga seperti orang yang bisu. Mereka tidak ingin lengah dan terlalu bertindak sembarangan manakala Harka Tenang dan Harka Tarung masih ada di hadapan mereka sebagai ancaman potensial.“Hmph…! Dua orang ini memang tidak bisa direm
“O–oh…, ehem! Sudah aku duga pasti itulah faktanya! Aku tidak akan pernah takut melawan siapa pun juga!”“....”Harka Tenang dan Harka Tarung berdiskusi melalui pesan telepati hingga saling membisu di mana fokus mereka saat ini tidak lain adalah Braka Dirju yang tengah putus asa sampai mengeluarkan trik anehnya tersebut.“Hmph…! Terima ini, sialan…!” teriak Braka Dirju dengan cepat melepaskan dua bola jurusnya mematikannya tersebut ke arah yang berlawanan menuju posisi Harka Tenang dan Harka Tarung.Whoosh…!“Majulah…!” sahut dua orang licik dengan tegas dan di saat bersamaan juga turut serta mengeluarkan jurus pamungkas mereka mengarah kepada jurusnya Braka.Boom…!Ledakan yang cukup kuat sudah tidak diragukan lagi pasti terjadi akibat daripada benturan bola bersinar berisikan sabit-sabit yang sangat mengerikan sekali itu. Ledakan keduanya menimbulkan hempasan Energi Sabit yang sudah terlanjur menyebarkan ke segala sisi.“Urgh…! Sialan…! Ce–cepat mundur…!”“Benar sekali…! Mundur sege
Braka Dirju melihat ke arah Harka Tenang di mana jurus terhebatnya tersebut dengan begitu dahsyatnya mulai terbentuk dengan sabit-sabit raksasa yang tertahankan dengan baik dalam bentuk bola cahaya raksasa yang bersinar semakin terang dan ukurannya semakin besar.“Urgh…, uhuk-uhuk…! Aku juga tidak akan denganmu, Harka Tenang! Jurus Sabit Tunggal Fase 15! Hiyaah…!” teriak Harka Tarung di sisi lainnya juga turut serta mengeluarkan jurus terkuatnya tanpa menahan diri sedikit pun.Braka Dirju yang melihat Harka Tarung juga turut serta mengeluarkan jurus terkuatnya yang kurang lebih serupa dengan jurusnya Harka Tenang membuat ekspresi wajahnya mengerut tidak nyaman untuk dilihat dengan tatapan matanya semakin menyipit sekali.“Kalian pikir hanya jurus selevel itu saja aku tidak mampu membuatnya, hah?! Aku juga bisa, sialan…! Jurus Sabit Tunggal Fase 15! Hiyaah…!” teriak Braka Dirju dengan lantang mengeluarkan jurus terkuatnya tersebut tanpa henti-hentinya membentuk sebuah bola cahaya lainn
“Tunggu…! Ini hanya salah paham saja! Siapa pun orangnya itu pasti sedang mencoba untuk mengadu domba kita semua yang ada di sini?! Tolong tetap tenang dan saling bergandengan tangan melawan Raskar!” tegas Braka Dirju tampak masih berusaha keras meredakan situasi dengan cara yang baik-baik.“Hadeh…! Kau ini memang terlalu banyak omong dan semakin jelas sekali kalau dirimu ini memang orang licik dan kuat sekali yang kami cari-cari! Saatnya pembuktian, terima seranganku ini! Ha-ha-ha…!” tegas Harka Tarung sambil tertawa terbahak-bahak melesatkan dirinya dengan cepat menuju ke arah Braka Dirju.Whoosh…! Boom…!Pukulan hebat yang begitu kuat memecahkan keheningan telah lancar diletakkan tepat mengenai sasarannya yaitu Braka Dirju. Hanya saja, pukulan tersebut dengan mudah ditangkis yang membuat tatapan mata semua orang semakin menyipit seolah-olah melihat sesuatu yang benar-benar menarik perhatian.“Sudah aku duga…! Kau memang benar-benar sangat kuat sekali! Menangkis pukulan rekanku seca
Braka Dirju dengan terburu-buru langsung menjelaskan dengan cepat maksud dan tujuannya datang ke sana dari sudut pandang yang memang tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar juga sebab ada beberapa detail tersembunyi yang dengan liciknya dia sembunyikan.Orang-orang di sana semakin bingung sekali menyikapi perubahan situasi manakala calon musuh sekaligus mangsa mereka ini malah mengatakan sesuatu yang kurang lebih serupa dengan apa yang sebelumnya dikatakan oleh Raskar melalui pesan telepatinya.Hanya saja, isi pesannya jelas sekali sangat bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh Raskar di mana Braka Dirju adalah tokoh paling mengerikannya. Semua orang mengerutkan keningnya sambil bingung sendiri dan saling menatap satu dengan yang lainnya.“Apa–apaan ini?! Orang ini ternyata mengatakan sesuatu yang hampir mirip dengan pesan telepatinya bocah terkutuk itu. Hanya saja, isi pesannya sangat bertolak belakang!”“Pesan yang saling bertolak belakang berarti hanya a
Harka Tarung dan Harka Tenang saling berdiskusi acak melalui pesan telepati yang dikirimkan ke pikiran masing-masing di antara mereka berdua saja yang tentu saja tidak akan diketahui oleh semua orang yang ada di sana sama sekali.Semua ini bisa terjadi karena beberapa waktu yang lalu ada sesuatu yang tidak disangka-sangka membuat semua orang di sekitarnya dua orang licik termasuk mereka berdua sendiri sangat terkejut yaitu pesan telepatinya Raskar.***Tepat ketika Raskar memutuskan untuk berhenti mengejar Braka Dirju yang sebelumnya melarikan diri tersebut, bocah bernama Raskar yang juga sangat cerdik itu dengan cepat membuat keputusan yang cukup unik untuk memulai drama yang sangat tidak diinginkan tersebut.“Argh…! Re–rekan-rekan calon para Pendekar elit! Aku adalah Raskar yang sedang berbicara dengan kalian. Saat ini, aku tengah menghadapi musuh terkuat yang pernah ada di dalam Bola Abadi ini! Urgh…, uhuk-uhuk…! A–aku dan banyak orang lainnya telah ditipu olehnya saling menyerang