“A–apa?! Mengapa hal aneh semacam ini terjadi lagi?!” batin Hana dengan heran dan kembali waspada.“Semuanya, hati-hati!” teriak Hana mencoba memberi peringatan kepada bawahannya yang mulai mendekatkan diri kepadanya.“Terlambat!” gumam Harum tiba-tiba muncul dibelakang tubuh salah satu bawahannya Hana.Bang!“Urgghh…!” rintih bawahannya itu dengan cepat langsung terpental begitu kerasnya dan langsung berada dalam keadaan yang menyedihkan.Pukulan telak seorang Pendekar Tingkat 1 Fase 90 jelas bukan pertanda positif sama sekali bagi mereka kekuatannya berada di bawah Fase 90 itu sendiri.Brak!“Urgh…. Pe–pemimpin…,” ucap bawahannya tersebut yang tergeletak dengan lemas meski kesadarannya masih ada.Bawahannya Harum benar-benar terkesan tidak berdaya sama sekali bahkan ketika dirinya bukanlah orang yang lemah sama sekali pada kenyataannya.“Ka–kamu! Mengapa kau menyerang sembunyi-sembunyi, hah?! Apa yang kau takutkan? Mungkinkah kau tidak berani melawan aku secara langsung sama sekali?
Bahkan untuk menekankan poin pentingnya tersebut, Harum menghempaskan Energi Sabit dalam dirinya yang begitu perkasa langsung membuat sang provokator terlempar dan tidak mampu lagi berkutik secara berlebihan.“Urgh…! Be–beraninya gadis sepertimu menolak pesona menawanku dengan begitu kasarnya, hah?! Kau pasti akan menyesali perbuatanmu saat ini!” teriak sang provokator dengan perasaan yang benar-benar marah sekali.“Dasar ulat tanah yang menyebalkan sekali! Buat diriku jijik saja dengan keberadaanmu yang menggelikan itu!” tegas Harum dengan santai tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.“Ka–kamu! Jaga ucapanmu!” teriak sang provokator benar-benar merasa sangat tersinggung sekali.Dua orang yang sudah berada di dalam Bola Abadi sebelum kedatangannya Harum dan sang provokator tersebut benar-benar dikejutkan dengan situasi aneh yang menggelitik itu sampai-sampai ada yang tak mampu lagi menahan tawa.“Ha-ha-ha! Benar-benar menyedihkan sekali! Ada-ada saja hiburan semacam itu bahkan di tengah
Pertanyaannya seharusnya memang cukup terdengar jelas di telinga semua orang yang ada di sana tak terkecuali para penguji yang jaraknya tidak terlalu jauh. Lagi pula, mereka semua Pendekar elit dengan indera pendengarannya yang seharusnya lebih tajam dari biasanya.Namun, keadaan tetap saja tidak ada perubahan sebab para penguji tetap menutup mulut mereka rapat-rapat seolah-olah tidak ingin menjawab pertanyaan Braka sedikit pun.Kebanyakan peserta yang ada di sana juga tidak banyak yang terlalu memperhatikan pertanyaan Braka. Mereka malah fokus mengusir Braka dan Harum dari dalam Bola Abadi.“Cepat keluar!” teriak semua orang.Akan tetapi, ada beberapa orang yang diam-diam mulai memahami ada sesuatu yang salah termasuk Braka itu sendiri yang juga perlahan mulai merenungkan hal-hal yang telah terjadi.“Mu–mungkinkah kalau tidak ada larangan atau batasan jumlah untuk memasuki Bola Abadi? K–kalau begitu, itu lebih masuk akal! Lagi pula, memang tidak disebutkan peraturan semacam itu tadi!
Berjalan dengan arogansi yang nyata terlihat jelas dari senyum menjijikkan di wajahnya yang tidak terlalu tampan bahkan bisa dibilang sangat jelek dan semakin jelek sekali ketika senyumannya itu terlihat di depan mata orang lain.“Hmm…? Apa bocah ini juga berusaha untuk mencoba memanfaatkan situasi yang ada dengan menjadikan si Harum itu rekannya? Tidak mungkin, kan? Lagi pula, bahkan dengan ketampananku saja tetap tak mampu membuat wanita mengerikan itu berkutik sedikit pun!”“Apalagi dengan sosok jelek sepertinya! Dia juga terlihat jelas sudah seperti orang dewasa di sini. Apakah umurnya masih di bawah dua puluh tahun? Benar-benar pecundang sepertinya pasti gagal!”Braka dengan begitu tidak yakinnya memikirkan kemungkinan itu sebelumnya sekilas dan saat ini benar-benar tidak habis pikir kalau ada pria lain yang benar-benar ingin meniru tindakannya.Meski begitu, Braka tidak menghentikan atau berkata apa pun. Pria itu hanya terus melangkah mundur hingga perlahan sudah berada sekitar
Whoosh!Seorang pria mata keranjang yang begitu arogannya sudah beberapa langkah saja di depan Harum. Dia semakin tidak mampu menyembunyikan senyum menjijikkan miliknya itu yang perlahan-lahan semakin melebar.“Hemm…. Aromanya seorang wanita benar-benar harum dan sangat memabukkan sekali. Pada akhirnya, seorang wanita akan tetap menjadi wanita tidak peduli seberapa hebat kemampuan yang dimiliki olehnya tidak akan mampu melampaui seorang pria seperti diriku!” batin orang itu dengan begitu gegabah semakin mendekat dan tanpa sadar benar-benar sudah berada tepat di hadapannya Harum.“He-he-he! Sudahlah, cukup dengan kelebihan ini dan tidak menjadikannya kehebohan yang berlebihan! Baiklah, aku akan dengan lembut membelai miliknya yang begitu berharga dan tertutup rapat di balik sela-sela bajunya itu!” batin pria tersebut semakin tidak sadar.Begitulah orang bodoh itu dengan santainya mencoba untuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak pernah dibayangkan oleh dirinya sama sekali. Hanya sa
Tubuhnya benar-benar lemas dan matanya perlahan-lahan kabur. Akhirnya, pria mata kesehatan yang sombong itu pun pingsan dengan luka-luka di perutnya tidak layak untuk dipandang.“Me–mengerikan sekali! Bagaimana bisa wanita itu tiba-tiba melancarkan serangannya yang begitu tiba-tiba bahkan membuat kita semua sulit untuk melihat bentuknya?!”“T–tenanglah! Tidak perlu terlalu heboh dengan apa yang baru saja terjadi! Kemungkinan besar, pria itu saja yang lemah dan ceroboh sehingga satu serangan dari seorang wanita sudah cukup membuatnya jatuh pingsan! Benar-benar menyedihkan sekali!”Beberapa orang saling berdebat satu dengan yang lainnya seakan-akan mereka bingung dan juga tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi beberapa waktu yang lalu.Whoosh!Seorang penguji tiba-tiba muncul di dekat pria yang telah pingsan secara menyedihkan itu. Dia mencoba untuk memastikan keadaannya sekali lagi sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya.“Luka-lukanya parah sekali. Tulang-tulang di sekitar d
“Ku–kurang ajar kau! Beraninya wanita rendahan sepertimu berlagak sombong di hadapan kami semua, hah?! Biar aku kasih tahu kalau kau sebelumnya hanya beruntung saja melawan pria lemah tadi!”“Benar sekali kata orang itu! Jika bukan karena pria sebelumnya lengah, kau yang akan keluar dari Bola Abadi ini! Cepat tutup mulutmu dan selesaikan saja di rumahmu nanti!”“Lebih baik kau keluar dari sana sendiri secara baik-baik kalau tidak ingin dipaksa oleh kami semua! Jika tidak, jangan harap kami akan berbelas kasih! Ingat itu baik-baik, dasar wanita murahan!”Perlahan berbagai macam reaksi keras disuarakan dengan lantang oleh banyak orang yang saat tengah berada di luar Bola Abadi karena benar-benar merasa sangat tersinggung dengan perkataannya Harum sebelumnya.Hampir semuanya benar-benar berpikir bahwa Harum tidak bisa dikatakan kuat sama sekali dan hanya keberuntungan saja yang secara kebetulan berada di pihaknya beberapa waktu yang lalu.Hanya sedikit sekali yang tidak menganggap remeh
Padahal jelas sekali kalau bukan itu yang sebenarnya terjadi. Ini adalah reaksi alamiah ketika semua Pendekar mengeluarkan Energi Sabit mereka dari jarak yang saling berdekatan satu dengan yang lainnya.Pemandangan yang indah itu tetap saja pada akhirnya berubah menjadi sesuatu yang mengerikan sekali bagi siapa pun yang melihatnya apalagi menjadi bagi mereka yang tidak beruntung menjadi lawannya seperti Harum saat ini.“Hmm? Tampaknya di sekitar Bola Abadi itu terjadi reaksi kompak penyatuan Energi Sabit. Mungkinkah mereka sudah menyadari peraturannya dengan baik?”“Tampaknya juga begitu adanya. Menarik sekali, mereka yang ada di sana cukup cepat memahami situasi yang sebenarnya dibandingkan Bola Abadi lainnya yang saat ini masih tetap saja terlihat mengutamakan duel.”“Hmph! Apa hebatnya dengan main keroyokan?! Jelas-jelas ini tes untuk menentukan kekuatan dari sosok Pendekar sejati dan bukannya menilai para calon preman berandalan ini!”“Sudahlah, tidak ada yang perlu diperpanjang l
“He-he-he…! Rahasia terselubung yang aku buat khusus untuk cucu tercintaku ini benar-benar tidak diketahui oleh siapa pun kecuali aku sendiri. Bahkan Harum sendiri tidak akan merasa ada yang aneh dengan hal itu.”“Meskipun seharusnya hal ini sangat rahasia, tidak aku sangka kalau cucuku ini sampai dipaksa mengeluarkan seluruh kemampuannya termasuk penggunaan Energi Purnama secara langsung. Semua itu tentu saja membuat kecurigaan yang begitu mendalam seperti sebelumnya!”“Apabila waktunya benar-benar sudah tiba, maka aku sendiri yang akan menyampaikannya kepada Harum secara langsung. Kalau tidak sempat secara langsung, aku juga sudah menyiapkan pesan rahasia yang akan mencuat bila waktunya itu tiba nantinya!”“Harum Korhan, cucuku tercinta. Kau harus benar-benar diperhatikan dengan baik olehku. Jangan sampai-sampai membuat diriku malu sekali lagi! Kekalahan melawan bocah terkutuk bernama Raskar itu hanya sekali saja ini akan aku biarkan dan tidak akan pernah aku maafkan di masa depan k
Inilah prinsip hidupnya yang selalu dipegang olehnya sejak puluhan tahun menjadi bagian dari Institut Teknologi Buyar di setiap situasi yang dihadapinya sesulit apa pun itu akan tetap demikian sikapnya.“Ma–maafkan saya, pemimpin! Sa–saya berpikiran sempit karena telah menyimpulkan kalau penggunaan Tekno Pusaka Intan Nurani adalah satu-satunya metode yang paling cepat dan efektif untuk melakukan verifikasi yang menyeluruh.”“Se–semua itu terjadi karena ulah penguji lainnya yang dengan tega dan tiba-tiba langsung mengintimidasi semua orang peserta yang ada di sana sampai-sampai terkapar pingsan sehingga membuat saya sejenak kehilangan kendali atas emosi pribadi saya.”Penguji tersebut menjawab dengan semua isi hatinya secara terbuka dan berterus terang kepada semua orang yang ada di sana. Walaupun terdengar seperti pengalihan saja, semua orang tetap tenang mendengar jawabannya.“A–apa katamu?! Apa kau masih mencoba untuk menyalahkan diriku bahkan ketika kesalahan tersebut kau sendiri y
Sebuah kepercayaan diri yang sebelumnya meredup kembali bersinar terang bagaikan cahaya yang terang benderang.Dia adalah sosok wanita yang cantik dan sekaligus perkasa. Jiwa dan raganya ditempa olehnya sedemikian rupa sehingga membuatnya tampak begitu jelas kalau dia tidak akan mundur selangkah pun.Jauh di tempat berlainan di mana para penguji berkumpul. Mereka semua menatap ke arah Bola Abadi tempat Harum berada dengan tatapan yang sangat serius dan fokus seolah-olah sedang melihat sesuatu yang tidak boleh terlewatkan sejenak pun sejak tadi.Dua orang penguji sebelumnya sudah kembali muncul di bangunan tinggi tempat mereka mengawasi seluruh sesi tes di masing-masing Bola Abadi. Keduanya memiliki raut wajah yang berbeda dan sangat menonjol.“Ehem…! Silahkan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi di bawah sana! Apa kalian berdua benar-benar menjalankan tugas dengan baik atau hanya bermain-main saja, hah?!” tanya pemimpin para penguji dengan tegas kepada dua orang penguji sebelumnya yan
“Wuih…! Ak–akhirnya bisa bernapas juga dengan lega lagi! Semua ini karena ulah para penguji tersebut sebelumnya! Hmph…! Saya akan menuntut keadilan ini kelak di masa depan!”“Urgh…! Si–sialan…! Kepalaku sakit sekali hampir terasa seperti dibenturkan dengan buah durian! Dua orang penguji licik itu benar-benar tidak pandang bulu sama sekali dengan kami semua!”“Huh-huh…! Ku–kurang ajar…! Ini benar-benar tidak adil dan sepenuhnya penyiksaan tanpa alasan yang jelas! Bagaimana bisa kami semua ikut diperlakukan semacam itu ketika bukan kami yang tersangkanya, hah?!”“Se–semua ini hanya menunjukkan betapa tidak bermutunya para penguji pada tes kali ini. Bukankah Institut Teknologi Buyar adalah tempat yang begitu luar biasa? Mengapa ada orang-orang tidak waras semacam ini begitu bebas berkeliaran dan mengambil pekerjaan yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh para profesional yang benar-benar bermutu?!”“Si–siapa sebenarnya dua orang penguji itu?! Apakah mereka sengaja mengintimidasi semua
Harum secara perlahan-lahan kembali ke pijakannya setelah beberapa saat melayang akibat daripada efek Jurus Spesial Tekno Pusaka Intan Nurani. Meski berpijak, Harum merasa bisa tergeletak kapan pun apabila dia tidak berusaha menjaga kesadarannya sebaik mungkin.“Urgh…! Ti–tidak tahu diuntung! Beraninya kalian melakukan semua ini kepadaku, hah?!” batin Harum bergejolak dengan amarah yang sulit diredakan sama sekali.Meski begitu, dia tidak lagi bersuara dan lebih memilih tetap diam dengan sorot matanya yang benar-benar tajam mengarah kepada dua orang penguji yang berada di depannya tak jauh darinya.Keduanya sibuk dengan memandangi ke arah Tekno Pusaka Intan Nurani yang telah menghentikan aktivitasnya dan masih bersinar cukup terang sebagai pertanda kalau dia telah mendapatkan informasi yang diinginkan oleh pemiliknya.“Hasil verifikasi terhadap tersangka telah berhasil disimpulkan. Harap diperhatikan baik-baik kalau tersangka tidak melakukan kecurangan sedikit pun dan telah taat mengi
Seketika, cahaya terang mengitari seluruh tubuh Harum dengan putaran yang begitu cepatnya. Sebuah fenomena seperti ratusan cincin bersinar putih terang berlangsung begitu cepat dan mengejutkan Harum.“A–apa ini? Argh…!” teriak Harum cukup terkejut dan mulai merasakan rasa sakit yang begitu mendalam.Semua orang terkejut terutama penguji yang setia kepada mantan Sultan ke-98. Melihat sosok Harum Korhan yang merintih kesakitan benar-benar membuatnya tidak habis pikir terkejutnya dan syok berat.“Si–sialan kau! Apa yang sebenarnya kau lakukan, hah?! Kau bilang tidak menyakitkan, lalu apa yang sebenarnya sedang terjadi di depan kita ini?!” tegas penguji lainnya tersebut benar-benar marah.“Argh…!” teriak Harum lagi-lagi menjerit dengan nyaringnya seolah-olah rasa sakitnya benar-benar menusuk hingga jauh ke dalam tulangnya yang paling dalam.“Hei! Hentikan sekarang juga!” tegas penguji lainnya itu sekali lagi.“Tutup mulutmu! Sedikit lagi sudah selesai!” sahut penguji yang fokus menggunaka
Dua orang penguji yang baru saja tiba itu seperti mimpi buruk sekaligus malaikat pencabut nyawa bagi semua orang yang ada di sana karena begitu menderita.Sosok Braka benar-benar tidak berdaya sama sekali di bawah tekanan intens itu. Meski begitu, dia bahkan masih saja sempat-sempatnya salah paham terhadap sosok Harum Korhan.Dia mengira kalau Harum begitu kuatnya karena masih terlihat baik-baik saja menatap ke arahnya dengan tatapannya yang tajam bahkan dirinya sendiri sudah tidak mampu menahan diri untuk jatuh tersungkur.Pria yang mengklaim dirinya sosok jenius langka dan perkasa dipaksa tergeletak di atas lantai Bola Abadi sambil memegangi dadanya yang terasa sesak sekali untuk bernapas diikuti erangan tanda rasa sakit yang tidak tertahankan lagi.Harum yang senantiasa waspada bahkan ketika kedatangan para penguji juga terkejut dengan reaksi semua orang yang diwaspadai olehnya sejak tadi satu demi satu dipaksa bertekuk lutut dan tergeletak di atas lantai dengan begitu menyedihkann
Suaranya yang begitu serak dan mengandung makna yang jelas itu membuat para penguji yang sebelumnya saling berselisih langsung termenung di tempat tanpa ada yang bersuara lagi.Bahkan suara di dalam benaknya mereka semua saja langsung sirna seolah-olah tidak pernah ada sejak awal kedatangannya mereka ke dunia ini melalui rahim ibu masing-masing.Whoosh…!“Baik, Tuanku!” tegas pemimpin para penguji yang mendahului bawahannya.“Baik, Tuanku!” tegas para penguji lainnya dengan kompak memberikan jawaban mereka tepat setelah pemimpin mereka selesai mengucapkan kata-kata demikian rupa.Posisi mereka yang bertekuk lutut menunjukkan keseriusan mereka dalam upaya menghormati mantan Sultan ke-98. Bahkan mereka yang tidak berpihak alias kontra terhadap pria tua itu tetap memberikan kesan penghormatan yang serupa dan tidak jauh berbeda dari para penguji lainnya yang memang sudah setia kepada mantan Sultan ke-98.“Kalian berdua, sudah cukup untuk melakukan verifikasi kepada wanita itu, kan? Cepat
Jelas adanya kecurigaan baginya yang semakin dalam dan tidak terbendung terhadap Harum Korhan dan mantan Sultan ke-98 terkait tes kali ini dan kemampuan tidak masuk akalnya Harum selama pertarungan sebelumnya.“Hmph…! Mungkinkah kakeknya itu benar-benar ingin melindungi cucu kesayangannya ini, hah?! Kalau begitu, bukankah ini semua menunjukkan kalau kelicikan wanita keji itu semakin mirip dengan kakeknya!”“Keduanya mungkin saja sudah saling bergandengan tangan agar memuluskan wanita keji itu untuk dapat lulus tes kali ini dengan mudahnya. Benar-benar sekumpulan orang keji yang hanya mementingkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain!”“Jika memang begitu adanya, aku tidak akan pernah berhenti sejenak pun untuk terus protes sampai kalian membuktikan bahwa wanita keji itu benar-benar berbuat curang! Walaupun aku gagal dan terpaksa keluar dari tes ini, maka aku pasti akan menyebarkan semuanya yang sejak tadi berhasil aku rekam!”Hana membatin dengan perasaan yang begitu kesalnya sampa