Share

JANGAN SEDIH

KANAYA

Cincin telah tersemat di jariku. Ikatan ini nyata, aku telah menjadi istri sah seorang pria. Iya, pria yang tak pernah kukenal sebelumnya.

Meski tak ada cela pada pengantin lelakiku, tapi tetap saja hampa. Mungkin ini berawal dari ketidakihklasan, tak terbumbui cinta apalagi hasrat menjalin rumah tangga.

Aku yang memang belum siap menjalin komitmen dipaksa untuk hidup dalam sangkar berlian. Segala kemewahan dunia akan kupunya, tetapi apakah akan mewujudkan bahagia?

Kehadiran teman-teman sedikit meringankan kesedihan. Tawa, canda dan kenarsisan mereka cukup mengobati lara. Genk satu kelas datang bersamaan, mungkin janjian. Kegaduhan di pelaminan pun terjadi di pukul delapan malam.

"Jiaah, jadi pengen kawin gue!" celoteh Nindia yang kemudian disambut gelak tawa yang lain.

"Emang ada gitu yang mo sama lo?" ejek Rudi, musuh bebuyutannya.

"Yang pasti bukan lo!" tangkis Nindia. Menit berikutnya suasana adu mulut makin heboh.

Tak lengkap kenarsisan kalau belum foto-foto. Berbagai ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status