“Loh, kok berhenti di sini, Al?”
Meski protes, namun Zuhra tetap turun dan melepas helmnya.
“Iya, kita makan bentar ya? Aku belum makan dari pagi.” Albi menampilkan cengirannya.
“Tapi, bakso aku?” Zuhra mengangkat kantongan plastic itu dengan ragu.
“Makan di sini juga nggak apa-apa,” sahutnya cuek, lalu mengajak Zuhra mengikutinya masuk ke dalam restoran.
“Ih, ntar kita diusir,” bisik Zuhra.
Albi tertawa santai. “Mana berani mereka.”
“Udah ah, yuk.”
Albi menyantap makanan yang dipesannya dengan lahap, begitu juga Zuhra yang saat ini menikmati bakso yang dibelinya tadi.
Ra, gue mau tanya sesuatu. Tapi, lo jangan marah, ucap laki-laki itu setelah menyelesaikan makannya.
Hmm, tanya apa?
Lo beneran udah nikah? tanya Albi ragu.
"Ra, udahan dong," rengek Dirgam.Zuhra melotot garang. "Nggak ada! Itu hukuman Mas karena suka ganjen!" ucapnya ketus."Aduuh, Ra. Dia itu sekretaris Papa. Masa sekretaris Papa juga Mas yang pilihin?"
Dirgam merangkul bahu Zuhra dengan sayang. Dia tak membiarkan sedikit pun wanita itu jauh dari jangkauan, membuat semua keluarga yang berkumpul menggelengkan kepala melihat sikap protectivenya.H
Dirgam duduk termenung di taman rumah sakit tempat ibunya dirawat. Sudah satu jam berlalu, dan dia masih enggan untuk beranjak. Ia merenung atas apa yang sudah dialaminya selama ini. Fakta yang baru saja diketahui, dia tak ingin percaya. Tapi, logikanya selalu membenarkan. Jika begitu, bukankah Dirgam sudah berbuat kejam terhadap ayahnya selama ini? Ah, tentu tidak. Ini juga termasuk salah ayahnya yang tak membawanya serta pergi. Kenapa meninggalkan anak pada istri yang tukang selingkuh?Ia menghela napas, terus saja mencari alasan kebenaran atas sikapnya selama ini. Dia juga korban di sini. Lamunan pria itu terhenti karena tarikan kasar seseorang. "Berengsek! Di sini lo ternyata! Bajingan yang udah hamilin adik gue!!" Randy berteria
“Ra ....”Dirgam lantas menoleh karena sapaan lembut Reno pada Zuhra yang berdiri tak jauh dari mereka, dengan perut membuncit serta mata berkaca-kaca.“Maaf ... tapi yang harus selalu kamu tahu, aku tulus sayang sama kamu, Ra,” bisik Reno.
Zuhra menatap sendu pada Dirgam yang memeluk lembut wanita paruh baya yang sedang terbaring di ranjang. Sangat tampak begitu besar kesedihan yang coba pria itu sembunyikan di setiap harinya. Kali ini Zuhra bisa melihat sendiri, betapa rapuhnya seorang Dirgam Arhab.
Katanya cuma teman, tapi di balik layar sayang-sayangan. Kalau ketahuan, alasannya kehilafan.- Perfect Husband“Sewaktu Mas dijemput Papa dan Mama, Kely juga mendapat keluarga baru