Share

Bab 19

“Kenapa menangis? Apakah itu tangis kebahagiaan?” tanya Abimanyu semringah. Ia memegang pundak Adisti, lalu berkata, “Aku bahagia akhirnya kamu hamil, Adisti.”

Adisti menggeleng, air matanya mengalir perlahan. Sepertinya mengataka pada Abimanyu percuma saja. “Aku tidak mau hamil anakmu!” teriak Adisti histeris. Ia memegangi kepala dengan kedua tangan lalu terduduk di lantai.

Abimanyu menggeram marah. “Apa kamu bilang? Tidak mau hamil anakku? Sialan! Manusia tidak tahu cara berterima kasih! Padahal aku sudah memberimu banyak harta, tapi kenapa tidak mau mengandung anakku?”

Sambil terus menggerutu Abimanyu duduk di tepi ranjang. Ditatapnya Adisti yang terus menangis. “Apa yang kamu tangisi?”

Adisti menatap Abimanyu tak percaya. “Bagaimana masa depanku? Anak ini? Dan pernikahanku di dunia nyata?” cecar Adisti.

“Perutmu tidak akan membesar di mata manusia, Adisti.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status