Share

Bab 50

Malam itu Siska sengaja pulang agak malam, ia pura-pura sibuk membuat laporan keuangan untuk diserahkan pada Adisti. Padahal ia sudah merencanakan sesuatu untuk Dion. Dikeluarkannya botol kecil dari saku bajunya, lalu tersenyum miring.

“Aku harus memainkan peran wanita tersakiti malam ini,” gumamnya lirih.

Siska melirik Dion dan Adisti yang tengah mengobrol di salah satu kursi untuk pelanggan. Sesekali Dion tersenyum pada Adisti, jemarinya menggenggam tangan Adisti erat, seolah takut kembali terpisahkan.

“Mau saya bikinin minuman?” tawar Siska mendekati mereka.

“Boleh,” jawab Adisti singkat sambil tersenyum.

“Oh ya, laporannya selesaikan malam ini ya. Kalau bisa sebelum jam 9 malam.”

Siska mengangguk paham. Sebenarnya laporan itu sudah ia selesaikan sejak sore tadi, ia berpura-pura masih mengerjakan untuk mengulur waktu.

“Kasian dia, Mas. Janda anak satu,” ucap Adisti setelah kepergian Siska ke dapur.

“Oh, makanya kamu tetep kekeh buka warung ini?” tanya Dion.

Adisti mengangguk. “Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status