Share

MAKAN MALAM HANGAT

Penulis: LilyAnnie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 10:00:45

Akash dan Asha baru saja tiba di rumah setelah melakukan perjalanan panjang. Mereka terlihat lelah namun bahagia setelah keduanya sampai di rumah dan disambut Cakra, Kinasih dan Amerta di depan pintu.

Ketiganya tersenyum lebar melihat kedatangan Akash dan Asha, apalagi saat itu aura sepasang suami istri itu terlihat begitu bahagia, seolah mereka telah menikmati pengalaman yang tidak akan terlupakan. Senyum keduanya mengembang dengan wajah cerah meski terlihat sedikit kelelahan.

Asha mencium punggung tangan Cakra, Kinasih dan Amerta bergantian, Akash mengikutinya di belakang. Lalu setelah itu ketiganya masuk ke rumah bersamaan. Sementara koper mereka diurus oleh Pak Bambang.

"Bagaimana liburan kalian di Jogja? Apakah kalian menikmatinya?" tanya Cakra saat mereka sudah berada di dalam ruang tamu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   PEMBELAAN AKASH

    Hening menyelimuti ruang kerja Cakra setelah Ia mengatakan kalau telah menjodohkan Arjuna dengan perempuan pilhannya. Arjuna sendiri tidak lekas bicara, dia hanya diam dengan rahang mengeras, bola matanya menyala oleh emosi yang selama ini ia pendam. Sementara Sandy memasang ekspresi datar, tidak ada jawaban penerimaan atau penolakan darinya saat itu. Maha sendiri dia cukup lega karena rapat mendadak ini ternyata bukan untuk menghakiminya atas kesalahan yang dia lakukan beberapa waktu lalu."Aku mencintai orang lain, Kek," ucap Arjuna setelah cukup lama diam, nada suaranya bergetar antara marah dan putus asa. "Aku hanya akan menikahinya, bukan orang lain."Cakra menatap Arjuna diam–dia menunggu Arjuna menyebut nama gadis yang dicintainya, tapi lelaki itu malah diam. Bibirnya bergetar antara ragu menyebutkan siapa gadis itu.“Jangan gila Arjuna, perempuan pilihanmu itu perempuan rendah, ia tidak setara dengan keluarga kita.” Saat Cakra menunggu, Sandy justru bersuara memojokkan.“Kena

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   KEPUTUSAN CAKRA

    Di sudut ruang kerjanya yang dingin oleh semburan AC, Asha duduk gelisah memandangi jarum jam yang terasa berjalan lambat. Tangan kirinya beberapa kali mengetuk-ngetuk keyboard laptop di hadapannya, sementara kaki kirinya bergoyang tak sabar.Pikirannya melayang ke pertemuannya dengan Sizy pagi tadi, melihat sikap Sizy yang berbeda dan matanya yang sembab, ia yakin telah terjadi sesuatu padanya. Karena itu Asha ingin sekali menemuinya jam makan siang ini, tapi waktu terasa berjalan terlalu lambat.“Matanya sembab banget, aku yakin dia nangis semalaman. Tapi kenapa? Kenapa juga dia tiba-tiba butuh pelukan? Pasti terjadi sesuatu kan? Tapi apa?”Tangan kanan Asha memainkan pulpen naik turun dan beberapa kali ujung pulpen menyentuh meja menghasilkan suara ‘tak tak tak’ yang memancing perhat

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   BERITA PERNIKAHAN

    Sizy tidak bisa membendung air matanya saat masuk ke kamar, kata-kata Cakra terngiang di kepalanya.“Aku sudah menyiapkan seseorang untuk menikah dengan Arjuna, bujuk dia untuk menerima perjodohan ini.”Tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau Cakra akan memintanya membujuk Arjuna untuk menikah dengan pilihan keluarganya. Dia tahu ada tembok penghalang antara dia dan Arjuna, tapi permintaan ini sungguh menyakitkan untuknya.Dia pernah membayangkan Arjuna menikah dengan wanita yang setara dengannya, tapi bukan dia sebagai perantara pernikahan itu“Aku harus apa?” ucapnya sambil terisak. “Aku tahu kita gak akan pernah bisa bersama, sejak awal hubungan kita tidak akan pernah berhasil… tapi aku gak tahu kalau rasanya akan

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   PERMINTAAN CAKRA

    Sizy melepaskan sendok dan garpu di tangannya, selera makannya mendadak hilang ketika kalimat itu keluar dari mulut Cakra. Sizy mencoba mengatur nafas sebelum akhirnya menjawab ucapan Cakra. Dibasahinya bibirnya dan berkata, “maaf, maksud Pak Cakra apa?”“Aku yakin kamu tahu maksudku,” jawab Cakra pelan membuat Sizy menghela nafas pelan.“Saya dan Pak Arjuna tidak punya hubungan spesial Pak, hubungan kami murni hubungan atasan dan bawahan, tidak lebih dari itu.” Mendengar itu Cakra menegakkan punggungnya, Pria itu mengangguk pelan sambil tetap menatap Sizy.“Kamu yakin?” Sizy mengangguk cepat.“Kalau begitu kenapa kamu tetap bekerja dengannya? Padahal kamu sudah pernah dapat tawaran kerja dengan gaji lebih besar dari

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   MENJEMPUT SIZY

    Senja mulai turun, menggantikan cahaya siang yang perlahan memudar di balik jendela. Di dalam kamar, Asha duduk di tepian ranjang. Kepalanya tertunduk, kedua tangannya saling menggenggam erat di atas pangkuan. Nafasnya pendek, dadanya sesak oleh perasaan bersalah yang tak bisa dibendung. Ia menunggu. Di balik pintu kamar mandi, terdengar suara air mengalir—suaminya masih di dalam.Asha telah menyiapkan pakaian ganti untuknya dan meletakkannya di atas kasur. Harapannya setelah Akash keluar nanti, mereka punya kesempatan untuk bicara sebentar dan saling memaafkan.Beberapa menit yang terasa seperti selamanya berlalu. Pintu kamar mandi akhirnya terbuka, Akash melangkah keluar tanpa melihat ke arahnya. Tak ada sapaan, tak ada lirikan. Hanya keheningan yang semakin menghimpit udara di kamar. Asha menatapnya, matanya mulai berkaca-kaca.

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   KEJUJURAN ASHA

    Ruang tamu yang biasanya hangat dan penuh tawa kini terasa dingin meski matahari masih menyinari dari balik jendela. Asha, duduk gelisah di ujung sofa. Kepalanya tertunduk dengan dua tangan saling memilin satu sama lain, tanda dia sedang takut saat itu.Di depannya, Cakra–Kakek mertuanya duduk di sofa tunggal dengan dua tangan bersandar di pegangan sofa. Wajahnya dingin dan penuh ketegasan. Akash duduk di sebelahnya dengan ekspresi yang tidak kalah dingin dari Cakra. Kinasih sendiri, duduk tak jauh, diam dengan ekspresi kebingungan yang tidak bisa digambarkan.Ketiganya menatap tajam pada Asha, menunggu penjelasan Asha.“Kamu tahu kalau Kakek bisa mendapat informasi apapun tanpa bantuanmu kan Sha? Tapi sampai sekarang, Kakek masih memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan," ucap sang kakek, suaranya berat dan dalam. "Jadi, apa kamu masih mau terus diam sampai aku tahu dari orang lain?"Asha menghela napas, mencoba menenangkan gemuruh di dadanya. Asha mengangkat kepala, menatap satu pe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status