Share

perselingkuhan 7

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2024-06-04 16:57:52

Belum selesai Nana membaca halaman itu, mendadak terdengar suara dari pintu kamar Dita.

"Mbak...?"

Buku agenda di tangan Nana terjatuh. Nana segera memungutnya lalu menoleh ke asal suara.

"Ada apa mbok Inah?" tanya Nana menatap ke arah mbok Nah yang sedang berjalan ke arahnya membawa sebuah paket.

"Oh, bu Nana. Saya kira mbak Dita sudah pulang dari kampus. Kok pintu nya terbuka."

Nana tersenyum. "Iya, saya cuma ingin mencari buku saya yang semalam dipinjam Dita. Kalau Dita nya ya belum pulang."

Nana menjeda kalimatnya.

"Memangnya kenapa, Mbok?"

"Ini ada paket, Bu." Mbok Inah mengulurkan paket yang terbungkus plastik berwarna hitam dari tangannya ke arah Nana.

"Sudah dibayar ini, Mbok? Apa COD?"

"Sudah lunas, Bu."

"Ya sudah. Paket milik Dita saya terima dan saya simpan di kamar, Mbok."

Mbok Inah mengangguk lalu keluar dari kamar.

Nana melihat paket berukuran sedang itu seraya duduk di pinggir ranjang. Pada awalnya dia berniat untuk meninggalkan paket itu begitu saja. Tapi kemudian Nana berubah pikiran saat melihat pengirim paket itu.

Toko orens pengirim paket itu tidak menyebut kan barang yang dibeli oleh Dita. Jadi Nana tidak bisa menebak apa isi di dalam paket itu.

Hanya tercantum nama, alamat, dan nomor telepon pengirim dan penerima. Rasa penasaran Nana yang tinggi membuatnya mengetik kan nama toko di aplikasi belanja online toko orens di ponsel miliknya. Dan alangkah terkejutnya Nana saat melihat produk yang dijual di toko itu.

Puluhan foto lingerie dan pakaian dalam perempuan terpampang jelas di sana.

"Astaga, jangan bilang kalau Dita membeli lingerie untuk persiapan staycation dengan mas Rama," gumam Nana dengan perasaan campur aduk. Bertambah gemas lah dia dengan adik dan suami nya itu.

Sebenarnya hati Nana ingin sekali membuka paket milik Dita untuk memastikan isinya. Kalau ternyata memang benar adiknya memesan lingerie padahal belum mempunyai suami, Nana ingin membuang dan membakar benda itu.

Mendadak selintas ide berkelebat di kepala Nana. Dia segera memotret paket milik Dita dan mengirimkan ke nomor adiknya itu.

[Foto]

[Dit, ini paket untuk kamu.]

Langsung centang dua. Tanpa perlu menunggu lama, Dita langsung membalas chat dari Nana.

[Iya. Itu punyaku, Mbak. Jangan dibuka! Tolong simpan di kamar. Mbak kan punya kunci duplikat nya.]

[Hm, kenapa nggak boleh dibuka. Aku hanya ingin memastikan kalau paket kamu isinya sesuai dengan kamu pesan. Kan bisa kita video call an lalu aku buka paket kamu. Kalau memang untuk kamu, aku simpan di kamar kamu. Kalau ternyata isinya kurang atau salah, kamu bisa langsung mengajukan ke pihak penjual. Ya kan?]

Beberapa saat Nana menunggu jawaban dari Dita.

[Enggak usah repot-repot, Mbak. Terimakasih. Tapi mbak Nana jangan buka paketku ya. Isinya privasi banget. Langsung saja simpan dalam kamar. Kalaupun isinya salah, nanti biar aku yang komplain setelah pulang dari kampus]

Nana terseyum. "Sepertinya ada yang panik karena takut ketahuan isi paketnya, " gumam Nana.

[Ya sudah. Aku simpan di kamar kamu.]

Nana meletakkan paket milik Dita diatas ranjang. Sedangkan buku agenda yang berisi curhatan hati Dita, dikembalikannya di posisi semula.

"Sepertinya aku harus istirahat siang dulu sebelum berangkat kerja nanti agar tidak mengantuk."

Nana lalu beranjak dari kamar Dita menuju ke kamarnya sendri dan memejamkan mata.

***

"Rinta, tadi mertua ku ke rumah. Ternyata mertua ku kenal dengan ayah kamu. Mertua ku juga bertanya kenapa ayah kamu yang pengacara kasus perceraian ke rumahku. Papa mertua ku bahkan curiga pada hubungan pernikahan ku karena kedatangan ayah kamu," lapor Nana pada Rinta saat mereka sedang berada di rumah sakit untuk dinas siang.

Rinta mendelik. "Hah? Lalu bagaimana akhirnya? Kamu pasti terus terang kan tentang hubungan pernikahan kalian yang sudah diujung tanduk?" tanya Rinta.

Nana menggeleng kan kepalanya.

"Nggak. Aku takut kalau nanti papa dan mama mencegah perceraian kami. Atau bahkan memberitahu mas Rama tentang rencana ku. Jadi aku tadi ngeles saja sih."

Rinta manggut-manggut.

"Padahal kayaknya dari cerita kamu sih, mertua kamu baik dan sayang sama kamu. Ya kan? Kamu sering bercerita kalau mertua kamu menganggap mu sebagai anak sendiri karena anak mertua kamu semua laki-laki.

Jadi mana mungkin mertua kamu membela anaknya. Mereka pasti membela kamu. Mungkin kalau kamu cerita permasalahan rumah tangga kamu pada mereka, mertuamu bisa menjadi saksi pengadilan agama nanti. Ya kan?!"

Nana mengedikkan bahunya.

"Entahlah. Aku tidak mau berspekulasi. Bisa jadi mertua ku membela ku. Tapi bisa jadi pula mereka membela mas Rama. Aku tidak mau gede rasa dulu. Tapi aku akan menangkap basah mas Rama dan Dita sendiri. Tanpa mertua ku," ujar Nana tegas.

Rinta menggeleng.

"Jangan! Kamu sedang hamil besar. Akan sangat riskan kalau kamu menggerebek mereka seorang diri. Minimal biar ku antar. Tapi ngomong-ngomong apa sudah ada tanda-tanda dari suami kamu kalau akan staycation lagi?"

Nana mengangguk. Lalu menunjukkan ponsel nya pada Rinta. Gadis itu membaca tangkapan layar di ponsel temannya dengan mendelik.

"Wah ini sudah keterlaluan! Kamu jangan diam saja. Aku ingin sekali ikut kamu melabrak adik kamu. KESELLL! ADIK KAMU ITU NGGAK TAHU DIRI. SUDAH DITOLONG MALAH MUKUL! Kalau aku yang jadi kamu, mungkin semuanya sudah kujadikan rawon! Percuma miara dia cecunguk yang nggak tah rasa terima kasih. Padahal kamu sudah repot-repot biaya in sekolah adik kamu!" seru Rinta geram.

Nana menghela napas dalam-dalam. Dia menatap Rinta. Matanya berkaca-kaca.

"Aku juga kesal. Aku juga geram dan terguncang. Tapi kalau untuk menyakiti secara fisik dan verbal, aku tak mampu. Dita kan adikku kandung ku. Kami sudah tidak punya orang tua."

"Heleh! Siapapun yang menjadi pelakor, jangan diberi ampun! Kamu kenapa jadi lembek si, Na! Lalu apa rencana kamu untuk menangkap basah mereka?!" tanya Rinta.

"Aku akan menggerebek mereka saat hotel. Dan langsung merekam serta mengambil foto saat mereka tertangkap basah," ujar Nana.

"Cuma itu? Kita butuh saksi."

"Katamu, kamu tadi ikut? Kamu kan bisa menjadi saksi untukku, Rin?"

"Ya, aku bisa. Dan kita perlu tambahan saksi lain. Sekaligus sebagai syok terapi." Rinta tersenyum penuh arti.

"Hm, jangan bilang kamu akan menggerebek mereka dengan mengajak polisi?"

"Yah, bisa juga. Mereka kan melanggar hukum. Pasangan yang telah menikah dan melakukan hubungan kum pul ke b0 itu melanggar hukum, kata Ayahku. Bisa dipidanakan. Makanya kita akan mengajak teman kita.

Ada lho teman SMA kita yang menjadi Polisi. Kan jelas tuh ada surat tugasnya untuk menggerebek dan memeriksa hotel. Bukan semata-mata karena kamu sebagai istri sah yang meminta pada pihak hotel. Tapi karena sudah menjadi wewenang polisi yang bergerak atas pengaduan kamu, Na."

"Adikku akan menanggung malu, Rin."

"Haduh, Nana! Kamu jangan lembek. Ingat adik kamu itu yang merampas bapak dari calon bayi kamu. Kamu harus tegas demi hak-hak calon anak kamu! Jangan lemah! Jangan gampang kasihan pada orang yang telah merusak kebahagiaan kamu dan anak kamu!" saran Rinta bersemangat.

Nana menjadi tertular. Semangat nya juga berkobar. Dia mengelus perut buncit nya.

"Kamu benar. Kalau perlu aku akan mempermalukan mereka karena mereka telah mengkhianati ku. Dan nggak cuma itu, aku akan mengusir mas Rama dan Dita agar pergi dari rumah ku!"

"Bagus! Ayahku akan membantu kamu memperoleh hak asuh dan hak nafkah untuk anak kamu! Tapi beneran rumah itu milik kamu?" tanya Rinta.

"Rumah itu aku beli secara KPR setelah enam bulan, aku menjadi ASN di rumah sakit ini. Setelah orang tuaku meninggal, rumah kami yang di desa dan sepetak sawah kecil di warisan orang tua ku jual dengan persetujuan Rinta.

Dengan uang warisan dari orang tua yang sudah dibagi dua, aku melunasi rumah itu. Dan sertifikat rumah itu atas namaku. Mungkin mas Rama hanya membantu perluasan dapur atau teras depan dan jemuran belakang. Aku masih berhak kan untuk mengusir Mas Rama dan Dita dari rumah itu?!" tanya Nana.

Rinta manggut-manggut. "Sepertinya bisa. Karena rumah itu adalah harta bawaan kamu. Dan tentang harta warisan bagian Rinta, sepertinya kamu juga harus tegas. Selama ini kan kamu yang membayar kuliah nya dan biaya makan dari keringat kamu.

Kamu harus bisa meminta duit kamu kembali, Na. Enak saja adik kamu itu, udah dibiayain kuliah, makan, padahal punya bagian warisan sendiri. Masih mengkhianati kamu pula! Ish! Menjengkelkan!"

Mata Nana berbinar. "Kamu benar! Terimakasih karena kamu telah membuat ku mantap mengambil keputusan bahwa Dita harus membayar semua yang telah ku berikan padanya!" seru Nana berapi-api.

***

Nana pulang ke rumah lebih cepat setengah jam dari biasanya karena pasien sedikit sehingga operan antar shift berlangsung cepat. Seperti biasa, dia membuka pintu depan ruang tamu dengan kunci yang dibawanya agar tidak membangun kan Dita ataupun Rama jika sudah tidur saat dia pulang kerja.

Rumah Nana telah sepi karena saat ini sudah jam sembilan lewat lima belas menit. Lampu ruang tamu dan ruang tengah juga sudah dimatikan.

Nana melangkah ke arah dapur untuk mengambil air minum. Sekilas perhatian nya teralihkan ke kamar adiknya yang masih menyala dengan pintu yang sedikit terbuka.

Nana pun langsung membuka pintu kamar Dita, dan tampaklah adiknya itu sedang memakai lingerie di depan lemari kaca seolah memang menunggu kedatangan seseorang.

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 44

    Fatur, pengacara Rama yang gusar karena Rama tidak dapat dihubungi, akhir nya memutuskan untuk mencari Rama dan akhirnya sampailah pengacara Rama di rumah papa Rama. Fatur menekan bel pintu rumah Rama dan dibukakan oleh asisten rumah tangga. "Apakah benar di sini rumah pak Joko, bapak dari pak Rama?" tanya pengacara Rama. "Betul. Saya panggil kan dulu Pak Joko dulu, Pak," pamit asisten rumah tangga Rama dengan sopan dan segera berlalu ke dalam rumah. Tak lama kemudian, papa Rama menemui pengacara sang anak di ruang tamu. "Maaf, Pak, saya adalah pengacara bapak Rama. Apa Pak Rama ada di sini? Nomornya tidak dapat dihubungi dari tadi," ujar pengacara Rama membuat perasaan Joko menjadi tidak enak. "Pengacara anak saya? Memangnya anak saya ada kasus apa?!" tanya Joko pada Fatur. Pengacara Rama berpikir sejenak. "Sebenarnya saya selaku pengacara klien tidak diperkenankan untuk membuka rahasia klien, Pak. Meskipun pada keluarga sendiri tanpa persetujuan klien. Tapi sepertinya bapak t

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 43

    "Halo, Pak Rama, saya menemukan kejanggalan pada tanda tangan surat wasiat pak Johan. Karena sebenarnya pak Johan sudah mempunyai pengacara dan notaris untuk mengurus harta warisannya. Dalam surat wasiat yang ada di pengacara pribadi pak Johan, beliau menyebutkan bahwa semua warisan beliau akan diberikan ke yayasan lansia dan dinas sosial."Rama bagaikan tersambar petir di siang bolong saat mendengar berita itu. "Hah? Apa?!""Iya, Pak. Jadi saat saya menyesuaikan tanda tangan dan sertifikat aset- aset milik pak Johan yang bapak berikan pada saya, pengacara almarhum, mencari saya dan mengatakan bahwa semua harta yang telah dimiliki pak Johan akan diberikan pada panti lansia dan dinas sosial," ujar pengacara Rama membuat kepala Rama sontak merasa pusing. "Tidak mungkin!""Saat ini hal itu yang terjadi, Pak Rama. Bahkan pengacara almarhum pak Johan marah-marah melihat surat wasiat yang telah bapak berikan pada saya. Pengacara pak Johan akan melaporkan pak Rama ke kantor polisi atas tud

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 42

    "Asisten pelayan Johan pernah bercerita kalau dia punya alergi kacang. Dia bilang akan kesulitan bernapas jika alerginya kambuh. Karena itu Johan sangat berhati- hati dalam memilih makanan. Aku minta kamu buatkan bubur ayam yang disiram dengan kuah kacang. Lalu menyuapi Johan. Setelah itu kita klaim kematian Johan karena serangan jantung atau dia sembrono dalam hal makanan. Harta Johan akan menjadi milik kita jika dia ma ti. Kamu mau membantu ku kan?" tanya Rama. Dan Dita pun mengangguk tanpa berpikir panjang. "Baik. Kita sudah sepakat ya? Sekarang kita sedang naik di kapal yang sama." Rama mengulurkan tangan kanannya ke arah Dita. Dan Dita menjabat tangan Rama. "Ya, kita berada dalam satu kapal sekarang. Aku akan membantu kamu menyingkirkan Om Johan, asalkan kamu juga memberikan sebagian aset om Johan padaku! Kalau kamu tidak menepati janji, aku akan membongkar kebusukan kamu di polisi," ancam Dita. Rama menyeringai. "Tentu saja aku akan membagi aset om Johan denganmu. Ta

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 41

    Rama menaikkan kecepatan dan menuju ke arah Nana yang sedang bergandengan tangan dengan Arjuna. "Ma ti lah kamu, Na! Hiyaaatt!"Arjuna yang berada di samping Nana secara reflek menoleh ke arah mobil milik Rama. "Astaghfirullah, Sayang! Awas!"Arjuna menarik Nana dengan kencang sehingga Nana membentur dada Arjuna. Rama yang melihat sasaran yang hendak ditabraknya lolos segera banting setir ke kanan dan menjauh dari Nana dan Arjuna lalu segera melarikan diri. "Astaghfirullah! Untung kamu selamat, Yang," ujar Arjuna sambil memeluk istri nya yang gemetaran. Nana yang masih terkejut dan gemeteran karena nyaris tertabrak mobil Rama berasa lemas di pelukan Arjuna sehingga tidak sempat mengenali mobil Rama. "Tolong! Tolong! Kami hampir ditabrak orang!" seru Arjuna. Dia sebenarnya sangat ingin mengejar orang yang nyaris saja menabrak Nana. Tapi dia merasa Nana yang masih gemetaran dalam pelukan nya lebih membutuhkan perhatian. Beberapa orang yang berada di sekitar kejadian dan mendengar

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 40

    Pak Johan pun akhirnya melepaskan bu Sarah dan memberikan sebagian harta gono gini. Pernah suatu malam Pak Johan mabok dan akhirnya meracau bahwa dia akan membalas sakit hatinya pada bu Sarah dengan meniduri semua laki-laki yang pernah tidur dengan bu Sarah tanpa terkecuali," ucap kepala pelayan itu membuat Rama tercengang."Astaga, jadi ternyata seperti itu cerita nya?" tanya Rama menggeleng- gelengkan kepalanya."Betul. Sepertinya pak Johan sangat dendam pada bu Sarah sehingga masih penasaran dan akhirnya mengetahui tentang bu Sarah yang mempunyai club malam. Pak Johan lalu mendaftarkan diri sebagai salah satu membernya. Bu Sarah pun dengan profesional menerima pak Johan sebagai member langganan.""Kenapa tidak ada foto dan jejak pernikahan antara Om Johan dengan Tante Sarah?""Hm, mungkin pak Johan menyembunyikan nya dalam satu tempat atau membakar nya. Saya pun tidak tahu, pak Rama," sahut kepala pelayan itu. Mendadak Rama teringat pada lemari di kamar Johan dan berpikir bahwa se

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 39

    Arjuna dan Nana sibuk menata baju ke dalam tas mereka. "Kamu yakin akan mengambil libur tiga hari ke pulau Bali?" tanya Nana. Arjuna mengangguk. "Pasien klinik aku titipkan ke dokter RSUD saja. Kami sudah janjian kok kalau minggu ini aku yang honey moon. Minggu depan beliau yang ambil libur dan menitipkan pasiennya padaku," ujar Arjuna sambil menyimpan sikat dan pasta gigi ke dalam pouch mandinya. Nana terdiam dan hanya memperhatikan Arjuna dengan seksama. "Kamu kenapa, Yang? Kok gitu mandangin nya? Jangan -jangan kamu baru sadar ya kalau aku tampan?" ujar Arjuna tertawa melihat Nana yang sedang serius menatapnya. Nana mencubit lengan sang suami. "Ih, kamu pede bener deh, Mas!" ujar Nana seraya tertawa. Arjuna pun tertawa. "Tapi kamu memang ganteng, Mas. Sebenarnya bukan itu yang menjadi perhatian ku sekarang."Arjuna mengerutkan dahinya. "Lalu apa? Apa yang menyebabkan kamu begitu serius melibatku kalau bukan karena aku yang ganteng?!" "Karena aku takjub sih melihat laki-la

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 38

    "Kita bicara di luar saja, Dit. Ayo ikut aku naik mobil. Aku punya ide agar kita kaya raya selamanya. Tapi aku butuh bantuan kamu," ujar Rama seraya menatap Dita dengan serius, membuat Dita melongo. "Bantuan apa, Mas? Kamu sedang butuh uang? Aku nggak ada duit untuk bantu kamu," ujar Dita to the point. "Nggak, bukan. Aku nggak butuh uangmu. Aku butuh tenaga kamu," ujar Rama. Dita mengerutkan dahinya. "Tenagaku? Untuk apa?""Kita bicarakan di tempat lain ya. Jangan di sini," ujar Rama. Dia lalu berjalan mendahului Dita masuk ke dalam mobil. Membuat Dita yang masih kebingungan, mau tidak mau mengekori Rama. Rama tampak beberapa kali mengusap wajah dan tengkuknya dengan gusar. Dita hanya bisa melirik nya tanpa berani menanyakan apapun. Tapi tak urung juga Dita membatin tentang kondisi Rama yang semakin kurus. Perjalanan Dita memakan waktu sekitar tiga puluh menit sampai mereka tiba di pantai yang sepi. Rama menghela napas dan mengajak Dita untuk turun dari mobil. Rama dan Dita dud

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 37

    Jantung Dita seakan berhenti berdetak mendengar percakapan antara bidan itu. 'Hah? Laki-laki perdarahan di an us? Jangan-jangan dia...?!”Dita menajam kan pendengaran nya tapi kedua suster itu tidak lagi membicarakan tentang pasien yang dimaksud. "Sus, sut!" seru Dita dari bed pasien yang tirainya setengah tertutup. "Ya, Bu, ada apa?" tanya salah satu bidan mendekat ke bed Dita. Dita tampak ragu untuk menanyakan tentang rasa penasaran nya, tapi akhirnya dia memilih untuk bertanya dengan blak-blakan tidak peduli dengan pandangan bidan-bidan itu terhadap kekepoannya. "Siapa pasien yang tadi suster bicarakan?"Bidan di hadapan nya mengerutkan dahi. "Pasien yang mana maksud nya, Bu?!""Uhm, pasien yang perdarahan a n u s. Boleh kah saya tahu siapa namanya!?"Bidan itu menghela napas. Dia sadar sudah melakukan kesalahan telah membahas privasi pasien sembarangan walaupun tanpa menyebutkan identitasnya. "Hm, sebaiknya bu Dita tidak mengurus tentang pasien lain. Ibu fokus saja dengan p

  • PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU   perselingkuhan 36

    Beberapa waktu sebelum nya, Dita melihat saldo hasil dari mengemis online nya di grup Facebook dengan puas."Gampang banget sih nipu orang?! Liat janda cantik lagi sedih saja sudah mau-maunya transfer. Hahahah! Sekarang aku semakin kaya! Baguslah!" ujar Dita puas. Dia lalu memblokir empat orang laki-laki yang baru saja mengiriminya uang. Sudah beberapa hari sejak menjadi anggota grup janda Facebook, dia bisa mengakali beberapa laki-laki. Ada laki-laki yang berstatus lajang, duda, bahkan suami orang. Beberapa dari mereka yang menanggapi statusnya di grup Facebook langsung mengirim kan inbok ingin mengenal Dita lebih dekat lagi, yang akhirnya membuat Dita dan para lelaki itu bertukar nomor handphone. Dita pun dengan senang hati menerima panggilan video call dengan para lelaki itu dan mulai melakukan acting nya dengan baik. Dia berlagak menangis, janda paling tersakiti karena suami nya yang kabur dengan 'lelaki' lain padahal dia sedang hamil. Dan hampir semua laki-laki yang sudah me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status