Share

PETAKA MADU BARU
PETAKA MADU BARU
Penulis: Ria Abdullah

1. Getir

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 08:55:04

Apa yang dilakukan seorang wanita yang sudah terlanjur dipoligami, menangis, menjerit merutuk, marah dan berteriak-teriak minta cerai lalu jatuh miskin? Hanya begitu saja?

Atau, istri tua marah, bertengkar dengan istri muda, saling jambak dan cakar, kemudian si suami membela istri barunya, lalu istri tua sakit hati dan kabur dari rumah, itu klise!

Semua kejadian pahit itu sudah terjadi padaku ketika Mas Haris memilih untuk menikahi Adelia, seorang gadis muda pilihan ibu mertua yang katanya akan menaikkan derajat keluarga dan melahirkan keturunananak laki-laki untuk meneruskan garis keturunan keluarga Mas Haris.

Ah ya, miris! aku hanya istri yang melahirkan anak-anak perempuan dan menurut mertuaku, aku tidak bisa membahagiakan keluarga mereka.

Sudah banyak air mata yang berguguran dari kekecewaan ini, sekuat apapun aku melawan dan menolak tetap saja keputusan bukan ditangan seorang menantu yang tidak berdaya.

Ya, aku tidak berdaya karena kemiskinan keluarga yang berasal dari menengah ke bawah. Namun mereka belum melihat jika aku sudah bangkit dan memberi mereka pelajaran.

Jangan tanya perasaanku ketika aku diharuskan untuk mengantarkan suamiku sendiri untuk melakukan ijab kabul, hatiku koyak harus menyaksikan dia menerima wanita lain dalam hidupnya.

Rasanya remuk redam jiwa ini membayangkan semua itu. Aku berdiri dan termangu di sudut ruangan ini sedang di kejauhan sana, dia tersenyum bahagia dengan kedua orang tuanya.

Dia,. suamiku yang memiliki mata indah dan hidung mancung itu, sudah rapi mengenakan pakaian pengantinnya sedang aku berdiri disini menahan air mata sambil menatap kembali cincin yang melingkar di jari, cincin yang ia ikatkan sebagai lambang pernikahan kami delapan tahun yang lalu, dari pernikahan itu, ku memiliki dua orang anak perempuan yang cantik dan menggemaskan.

Sayangnya, anak perempuan tak membuat mertua mmbahagia.

"Lahirkan anak laki-laki," tuntutnya padaku.

"laki-laki atau perempuan itu Tuhan yang menentukan Bu," jawabku pelan.

"Haris adalah anak lelakiku satu-satunya, dia akan meneruskan keturunan keluarga, jadi kau harus memiliki hati luas untuk membiarkan dia menikah lagi." kalimat yang ibu mertua ucapkan bagai palu godam yang menghantam dada ku tenggorokanku tiba-tiba merasa kering dan dada ini sakit mendengar ucapan pahit dari bibirnya secara langsung.

"Mas Haris tidak mungkin menerima keputusan ini Bu."

"Haris selalu mendengarkan semua perintahku Kalau kamu tidak percaya silakan tanyakan langsung pada nya," katanya sambil mengalihkan pandangan kepada suamiku.

"Benar Mas?"

"Aku ...."

Mas Haris tidak kuasa menjawab pertanyaanku ia menunduk sambil menggeleng-geleng pelan lalu menggumam,

" Maaf, Laila, aku terpaksa ...."

"Terpaksa ...." Suaraku tercekat.

"Iya, Kalau kamu tidak suka dengan keputusan Ibu silakan kamu mengajukan gugatan perceraian dengan Haris itu tidak akan merugikan kami."

"Kalau hanya memikirkan diri sendiri tidak masalah Bu tapi aku punya anak yang masih membutuhkan orang tuanya, bahagia dan hidup di rumah yang sama," jawabku pelan.

"Halah bilang saja kan Kamu tidak bisa lepas dari Haris karena kamu masih membutuhkan sokongan uang dari keluarga kami," ejeknya dengan nada yang menyakitkan dan melecehkan.

"Tidak Bu, aku juga punya komitmen yang harus kujaga."

"Keputusan kami sudah bulat untuk menikahkan Haris dan Adelia dengan atau tanpa persetujuanmu."

Wanita yang dikenal sangat tegas dan selalu diikuti semua perintahnya itu, kemudian bangkit dan meninggalkan ruang tempat kami berdiskusi diikuti oleh suami dan kedua adik perempuan Mas Haris, juga suamiku.

Aku ditinggalkan sendirian sambil menyeka sudut mata, mengumpulkan kepingan-kepingan hati yang terkoyak oleh sikap tidak tegas suamiku, aku masih tidak percaya dia ... tega-teganya dia tidak mempertahankanku.

Aku tidak menyangka bahwa hubungan dan kemesraan kami akan berakhir menjadi sebuah hubungan rumit dan cintaku yang tulus harus diduakan dengan wanita baru yang menjadi pilihan orang tuanya.

Lamunanku kembali tersentak ketika Lili adik bungsu Mas Haris menyentuh bahuku.

"Ayo kita pergi Mbak satu jam lagi acara akan dimulai."

Aku lalu menaiki mobil yang membawa kami ke rumah Adelia. Tempat acara akan dilangsungkan.

Gegap gempita musik iring-iringan, canda tawa dan seru-seruan keluarga yang ikut menggoda pengantin laki-laki yang membuat diriku sakit kepala. Untungnya kedua putriku tidak ikut karena sibuk bermain dengan beberapa sepupunya sehingga tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Yang paling sedih dari scene pernikahan ini adalah ketika suamiku menerima nikah wanita itu sebagai istrinya di saat yang sama aku menyadari bahwa kini Mas Harisku bukan Mas Haris yang sama dia kini harus dibagi dua.

*

Acara berakhir dengan gembira lalu mobil iring-iringan pengantin berjalan ber arahkan menuju rumah kami rumah pengantin pria.

Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat sehingga hari telah gelap dan menunjukkan pukul 8 malam, mobil kami sampai Dan disambut oleh keluarga pengantin pria dengan gembira.

Tetabuhan rebana dan bunga yang dilempar udara seolah menyempurnakan kebahagiaan Adelia dan Mas Haris.

Iya, hari ini adalah milik mereka berdua sedang aku hanya pemain latar yang tidak diperhitungkan, aku tertawa sambil mengusap air mata.

"Biarkan Haris dan Adelia tidur di kamarmu mulai hari ini, kami sudah mendesain yang sebagai kamar pengantin." Kali ini perintah kedua ibu mertua benar-benar membuat hatiku seperti ditusuk jarum

"Apa?"

Dengan langkah cepat aku langsung menuju kamarku dan membuka pintunya. Benar, ketika aku menyaksikan kedalam sana air mataku seketika tumpah karena ranjang kami telah disulap menjadi ranjang pengantin yang penuh taburan bunga dan cahaya yang dipasang temaram menambah romantisnya suasana.

Aku masih tidak percaya bahwa ini adalah kenyataan!

Ini menyakitkan!

Mereka menikmati malam pengantin dengan bahagia di kamar, sedang aku harus menyulap sebuah gudang untuk tidur bersama kedua anakku, dan entah sampai kapan itu akan terjadi.

Dan meski jiwa ini terasa kaku, bahkan kantuk tak menggoda mata ini untuk terbaring lesu, aku hanya bersandar di dinding hingga matahari pagi terbit.

Tok ... Tok ...

Pintu terbuka dan wajah mertuaku menyembul dari sana.

Ah, menyebalkan!

"Luar biasa, kamu sudah mulai bermalas-malasan sekarang ya, kamu tidak melirik ini jam berapatidak tahu bahwa hari harus berangkat kerja?"

"Bukannya dia masih pengantin baru Bu?"

"Kini dia harus bekerja lebih keras untuk menghidupi kalian semua." Ucapan mertuaku terdengar sangat dingin.

"Dia sudah punya istri baru kau bisa meminta istri barunya untuk menyiapkan sarapan, dia sudah sangat bahagia maka aku pun juga harus menciptakan kebahagiaanku sendiri Bu," desisku pelan

"Apa maksudmu?"matanya melotot kepadaku.

"Hari ini aku akan mengambil waktu untuk beristirahat, ibu bisa bisa minta menantu ibu yang baru untuk menyiapkan semua keperluan Mas Haris, seperti ibu mengajariku dulu," jawabku.

"Jadi ... Kamu menolak?"

"Maaf,. Aku sedang amat kelelahan."

Sebelumnya aku tidak pernah mengatakan kalimat itu kepada ibu mertua Bahkan dalam kondisi sakit pun aku selalu memenuhi semua permintaannya semua perintah-perintah yang kurasa tidak masuk akal dan tidak manusiawi bahkan di tengah malam aku masih melayani semua permintaan dia dan anak-anaknya.

Tapi sekarang aku bukan Laila yang akan semudah itu dia pelintir lagi.

Mohon dukungan pada cerbung ini ya, jangan lupa subscribe dan vote bintang lima ❤️❤️

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Isabella
punya mertua gitu tak sleting ... untung mertuaku baik ...
goodnovel comment avatar
mahyati Reva
jangan pergi dulu laila, sebelum kamu hancurkan orang2 itu....
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
mertua lebih teat psikopat dan jagal mending cerai pergi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • PETAKA MADU BARU   35

    Sudah sebulan berlalu sejak kejadian Adelia tercebur ke dalam drainase. Aku lega karena tak seorang anggota keluarganya datang mencariku untuk melakukan kekacauan di sini, aku lega sekali. Praktis, hidupku berjaan normal sesudah itu.Suatu pagi di bulan Agustus, ketika aku tengah sibuk menyusun barang dan menyambut pembeli, aku disentak oleh suara lembut seorang wanita di belakangku."Laila ...."Kubalikkan badan dan Ibu medtua berdiri di sana sambil tersenyum padaku, entah apa makna senyumnya itu, yang pasti aku mulai punya prasangka tak baik padanya."Kenapa hanya menatapku, apakah kau tak akan menawarkan keramaha untuk mampir di lapakmu?""Oh, maaf, silakan, Nyonya," jawabk canggung.Aku enggan menyebutnya Ibu, karena dia memang bukan ibuku!"Kenapa kau kaku sekali sekarang Laila?" Dia tersenyum dan duduk di bangku yang berada di dekat tumpukan sabun cuci."Tidak apa-apa, aku hanya menjaga sikap Nyonya, bagaimana kabar Nyonya?," balasku canggung."Alhamdulillah, baik, Haris juga ba

  • PETAKA MADU BARU   34

    Setelah sidang perceraian kujalani hidup seperti biasa, menjalani bisnis dan membuka lapak sembako di pasar. Anak Nyai yang pernah membantuku di pasar kini memberikan suntikkan modal untuk menyewa lapak.Tak kupikirkan lagi tentang mantan suamiku, seperti apa dan bagaimana keadaannya, aku sudah masa bodoh dengan itu, yang penting bagiku adalah aku dan kedua anakku sehat dan kenyang, tak kurang satu apapun.Hari ini, selagi sibuk melayani pembeli yang cukup ramai, tiba tiba seorang pembeli tak diundang datang, ia berdiri dengan tatapan sinis, melipat kedua tangannya dan tidak memilih apa apa. Aku tahu ia hanya ingin bicara."Astaga tahan sejali Adelia berdiri di sana," gumamku sambil mendengkus kesal,. padahal tepat di depan lapakkku ada jejeran lapak penjual ikan dengan sejuta warna, suara dan aroma.Sebelah kanan lagi ada saluran pembuangan yang cukup besar, dari got itu, aroma tak sedap selalu menguar tajam."Apa yang kamu inginkan datang kemari?" tanya aku ketika pelanggan mulai s

  • PETAKA MADU BARU   33

    Hal yang paling membuatku malas dalam hidup adalah apa yang akan kulakukan hari ini, menyusuri jalan aspal yang tak begitu besar dengan taman bunga di samping kanan kiri, menuju bangunan berteras luas dengan jajaran pilar besar sebagai penyangga pelataran dan tulisan yang terpampang di sana, pengadilan agama.Mau apa? Bercerailah!Semalam tadi kudapatkan panggilan cerai dari pengadilan, ayah memberi tahu bahwa mulai besok aku harus menghadiri sidang perceraian setelah proses mediasi yang sengaja dilewatkan karena tahu hasilnya akan nihil, alias zonk, kami tak akan mungkin rujuk. Lagipula selesaikan saja episode pahit ini dan tutup, tamatkan cerita rumit ini sampai di sini.Kumasuki ruang sidang dan Mas Haris eusah di sana, masih dengan wajah diperban bekas pukulan batu, ia menatapku tanpa ekspresi apapun sedang Adelia dia sampingnya, seperti biasa selalu bergelayut manja, kepalanya ia topangkan di bahu Mas Haris, oh mesranya pelakor satu itu.Kuambil tempat duduk agak jauh karena mual

  • PETAKA MADU BARU   32

    Mertua menelpon pikir dia akan murka terhadap apa yang sudah aku lakukan kepada anaknya, ternyata tidak demikian, dia menelpon bicara baik-baik padaku. "Laila, ayah tahu kamu kecewa dan peristiwa ini amat mengejutkan.Tapi tolong pertimbangkan tentang Nayla dan Naina, mereka akan malu jika sampai orang-orang tahu dan mencibir mereka," bujuk ayah melalui telepon. "Aku tahu, maaf ayah, aku harus bagaimana, andai tak membela diri dia akan membunuhku." "Aku akan menjamin Haris, tapi aku akan memberi tahumu sebelumnya, kuharap kau mau ikhlas atas keputusan ayah." "Lalu bagaimana denganku, ini tidak adil." "Aku akan memberimu kompensasi Laila, aku juga akan mengurus perceraian kalian dan memastikan semuanya tuntas tanpa halangan apapun," jawabnya. "Jadi ayah merestui aku bercerai dengan anak ayah?" "Mau bagaimana lagi, jika itu membuat kalian lega." "Ya, benar, kami memang harus berpisah agar semuanya lega dan tuntas." "Baik, aku akan mengurusnya, aku juga akan membebaskan Haris," ja

  • PETAKA MADU BARU   31

    Kutinggalkan kantor polisi sambil tertawa puas. Aku gembira sekali membuat pucat pasi dan ketakutan.Kembali ke rumah mengendarai motor nmax pemberian ayah mertua yang cicilannya tinggal tiga kali lagi lagi. Tak mengapa, aku bisa melunasinya, dan menjauh pergi, asal perasaan ini tenang.*Kicau burung menyemarakkan suasana pagi yang sudah ku tetapkan sebagai awal dari semangat baru untuk memulai kehidupanku."Jadi bagaimana keputusanmu setelah apa yang terjadi ini," tanya ibu mertua setelah pagi-pagi ini menelponku"Aku tidak berhak mengambil keputusan ibulah yang selama ini selalu mengambil keputusan untuk kami, jadi tentukan saja apa yang ingin Ibu katakan," jawabku."Aku dengar kau dan Harris bertengkar dan saling memukul, tidak bisakah kau mengeluarkan suamimu dari kantor polisi dan mengakhiri semua ini.""Andai saja orang tidak melalui kami tentu aku sudah mati dibunuh suami sendiri.""Kau telah memancing kemarahan suamimu, kau tahu sendiri kan sifat haris sangat keras kenapa kau

  • PETAKA MADU BARU   30

    Selagi aku sedang memberi keterangan tiba tiba adik ipar dan madu jahatku merangsek ke ruang pemeriksaan dan menyela keterangan dan kuberikan."Apa katanya? tidak benar jika dia mengatakan bahwa Mas Haris yang jahat, selama ini hanya dia yang melawan dan bersikap semaunya." "Alhamdulillah, kebetulan sekali, inilah orang-orang yang suka sekali mengintimidasi saya di sana mereka menyuruh saya tanpa mengenal waktu dan keadaan, mereka memperlakukan saya dengan sangat tidak manusiawi," barat ku yang tak ingin kehilangan kesempatan untuk mempermalukan mereka."Wanita ini hanya playing victim, Pak. Dialah wanita yang paling kembang isi dalam keluarga kami dan dia adalah orang yang paling melawan terhadap ibu mertua," sela adelia."Dan wanita ini adalah sumber kemarahan ibu mertua saya dia selalu mengadu dan menjelek-jelekkan sehingga membuat ibu mertua murka dan bersikap kasar kepada saya," jawabku tak mau kalah."Keterlaluan!" Adelia berteriak."Lihat sikat mereka lihat jika mereka bahkan

  • PETAKA MADU BARU   29

    Semakin dipikirkan semakin galau, semakin sulit melepas dan menerima takdir. Di titik kebimbangan, aku putuskan untuk berhenti berfikir dan mengambil keputusan final bahwa selepas kepindahan ini aku pun harus mengajukan gugatan perceraian.Mobil pick up pesananku datang, kunaikkan barang ke sana, sementara supir mengangkat barang barang besar "Kabur ke mana kamu?" Tiba-tiba seorang wanita dengan sorot mata berkilat berdiri dihadapanku matanya terlihat sembab kurasa wanita itu baru saja kembali dari kantor polisi dan langsung mampir ke rumahku.""Mau pergi kemanapun aku mau kenapa kau bertanya, Adelia?""Kau ingin mencuci tanganmu setelah berhasil melukai suamiku?""Jangan lupa bahwa orang yang kau sebut suami adalah suamiku juga," desisku geram."Tapi kok sudah melukai nya dasar wanita jahat!" geramnya "Oh, jadi kau mau aku juga melakukan hal yang sama denganmu?"ujarku sambil melirik nya bergantian dengan batu bata yang disusun sebagai taman mini depan rumah.Wanita itu terlihat b

  • PETAKA MADU BARU   28

    "Apa?" Dia terkejut bukan kepalang "Iya, aku sudah lelah berjuang jadi orang yang selalu melayani keluargamu, mulai hari ini aku ingin lepas dan membuka lembaran baru hidupku. Jangan menemui aku lagi," ungkapku sambil menahan air mata. Di depan semua orang, para pengunjung pantai."Teganya kamu mengatakan itu, harusnya kita duduk bicara sebagai keluarga.""Bagian mana yang kau sebut keluarga, selama ini ita hanya berpura-pura jadi keluarga, dan sebenarnya kita sudah saling menyakiti sejak lama. Aku lelah jadi wanita yang selalu dirugikan namun juga diandalkan dari segi tenaga, dan aku bukan sapi perah!" jawabku membalikkan badan.Kukemasi tikar piknik dan makanan lalu mengajak anak anak pulang tanpa memperdulikannya."Kok, cepat banget pulang," tanya Naila."Kita ada masalah," jawabku sambil menggenggam tangannya."Papa ada apa ini?" Tanya Naina.Suamiku tiba tiba datang dan menyergap Naina dari genggaman tanganku emgan maksud merebutnya."Aku akan membawa anakku pulang," ujarnya de

  • PETAKA MADU BARU   27

    "Tidak elok rasanya mengatakan kalimat itu kepada ibu," ujarnya yang 2 jam kemudian menelponku."Tidak juga elok menekan seorang menantu yang tidak berdaya untuk menandatangani persetujuan agar dia bersedia dimadu, apalagi aku hanya anak yatim yang miskin. Aku ingin kembali bertanya apakah itu adalah perbuatan yang elok?""Astaghfirullahaladzim, tidak kuduga kau menyimpan dendam begitu lama.""Jangan salah Mas, kesabaran itu ada batasnya, Apa kalian pikir orang yang selalu diam saja adalah orang yang bodoh dan selalu mau dipelintir begitu saja?""Bukan begitu, aku hanya tidak mengira bahwa istriku yang penuh bakti dan cinta adalah wanita pendendam yang ketika membalaskan sakit hati ia akan memukul telak dengan parah?""Iya betul, itu adalah aku, dan apakah kamu pikir setelah ayah menikah dan ibu sakit semuanya akan selesai? aku akan merasa terpuaskan?""Kuharap, iya Laila," jawabnya."Jawabannya tidak, aku bahkan belum balas dendam kepadamu.""Apa yang kau rencanakan untukku, aku adal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status