Pesta kelahiran putra mahkota Mahesa Nagaswera dihadiri banyak sekali tamu undangan dari berbagai negeri.
Raja Candaka ingin semua negeri mengenal putra mahkota yang akan menggantikannya kelak menjadi Raja di Kamandaria.
"Kamu sudah kirim undangan ke Arkandaria, Zhian?" tanya Candaka.
"Sudah, Candaka! Tapi, tidak ada jawaban apapun dari Kerajaan Arkandaria, terutama dari Zhu Fei! Aku cemas terhadap dirinya!" ujar Zhian.
"Aku tahu! Nanti kalau Mahesa sudah bisa ditinggal, kita kunjungi Zhu Fei! Aku juga ingin Mengetahui keadaan dirinya sekarang!" kata Candaka menenangkan hati Zhian.
Sampai hari perayaan, tidak tampak kedatangan Zhu Fei, seperti yang diharapkan oleh Zhian.
Dewi Xian Ling yang hadir dalam perayaan, tanpa ragu membawa Nirvana Feaven Art Book.
Tentu saja Candaka tidak akan melewatkan ramalan jitu dari Xian Ling yang sudah terbukti kebenarannya ini.
"Selamat datang, Xian Ling!" sapa Raja Candaka dengan penuh hormat.
"Hahaha ... kamu tidak perlu sesopan ini padaku, Candaka! Biasa sajalah!" seru Xian Ling.
"Kamu kan guruku, sudah sepantasnya aku menghormatimu!" sahut Candaka.
"Kamu kan Raja Kamandaria sekarang ... lagian aku hanya mengajarimu Jurus Naga Geni, bukan berarti aku ini gurumu!" ujar Xian Ling sambil tersenyum.
"Kamu masih tinggal di Pegunungan Nirvana?" tanya Candaka.
"Masih! Aku sedang mencemaskan Nusantara yang sedang diambang kehancuran!" ujar Xian Ling.
"Apa yang terjadi di Nusantara, Xian Ling?" tanya Candaka.
"Kaisar Xian Ming dari Benua Timur akan menyerang Nusantara tidak lama lagi! Ramalanku mengatakan kalau Nusantara tidak akan bertahan lama dari serangan Xian Ming!" ujar Xian Ling.
"Apa ada yang bisa aku bantu untuk masalah ini?" tanya Raja Candaka.
"Tidak ada, Candaka! Raja Nusantara menolak bantuan dari Kamandaria saat aku menawarkannya bantuan pasukan darimu! Jadi, kehancuran Nusantara sudah semakin dekat!" ujar Xian Ling.
"Lebih baik kamu keluar dari Nusantara dan tinggal di Kamandaria saja! Xian Ming tidak akan berani menyerang ke sini!" kata Raja Candaka dengan penuh keyakinan.
"Jangan khawatir, Candaka! Ramalanku juga mengatakan kalau Xian Ming tidak akan pernah bisa menguasai Kota Nusa dan Peguungan Nirvana! Satu hal lagi ... Nusantara akan direbut kembali oleh Pendekar Naga Biru dari Kamandaria sekaligus Raja Kamandaria!" seru Xian Ling dengan senyumannya.
"Aku mengalahkan Xian Ming? Apa itu memungkinkan?" tanya Candaka.
“Ramalanku tidak pernah salah, Candaka! Kamu akan memerintah di Nusantara juga sebagai Raja, karena raja yang lama tewas di tangan Xian Ming. Aku tidak bisa mencegahnya karena akan berakibat lebih fatal bagi Nusantara apabila aku mengubah takdir yang sudah ada!” sahut Xian Ling.
“Aku ingin minta tolong padamu, Xian Ling!” ujar Candaka.“Ada apa memangnya? Wajahmu sangat serius!”Xian Ling sangat menganggap serius permintaan tolong Candaka ini, karena wajah Candaka menunjukkan kalau permintaannya sangat penting.“Lu Ming pernah datang menemuiku di saat kelahiran putraku!” kata Candaka dengan wajah serius.“Berani sekali dia datang mengunjungi Zhian!” ucap Xian Ling.“Dia tidak mengunjungi Zhian, tapi minta bertemu denganku!”“Apa yang diinginkan Lu Ming?” tanya Xian Ling.“Dia meramalkan kalau putraku akan diambil oleh Infinity Dragon tepat di usianya yang kelima, serta kedatangan Infinity Dragon ini akan menghancurkan Kerajaan Kamandaria. Apa kejadian hasil ramalan Lu Ming ini ada di Kitab Nirvana Surgawi?” tanya Candaka.“Aku tidak pernah mendengar tentang Infinity Dragon, tapi aku akan menanyakannya kepada Artie. Kamu bisa bersabar sebentar? Ada ruangan yang bisa kupakai? Aku tidak ingin semua tamu undangan mengetahui tentang Kitab Nirvana Surgawi ini.”“Kamu bisa pakai kamarku!” ujar Alisha.Alisha langsung mengantar Xian Ling ke kamarnya, sementara Candaka melayani tamu undangan.*****“Kenapa ramalan sepenting ini luput dari perhatianmu, Artie?” tanya Xian Ling mengenai Infinity Dragon.“Aku tidak tahu, Xian Ling! Tidak pernah ada Infinity Dragon untuk sekarang ini! Aneh sekali ... biasanya aku sudah bisa melihat gambaran masa depan, tapi tidak ada ramalan seperti yang disebutkan oleh Raja Candaka!” sahut Nirvana Heaven Art Book ini.“Tidak mungkin Peramal Sakti bisa salah! Apa dia pergi ke masa depan ya, dan peringatannya ini bukan ramalan tapi sudah terjadi!” ucap Xian Ling.“Aku rasa itu yang dilakukan oleh Peramal Sakti itu!” sahut Kitab Nirvana Surgawi.“Lu Ming pernah menghilang lama tanpa jejak! Pasti dia pergi ke masa depan dan melihat kejadian yang menimpa Kamandaria! Kenapa untuk sekarang tidak ada gambaran masa depan sama sekali tentang Mahesa Nagaswera?” tanya Xian Ling.“Aku hanya bisa meramalkan kalau kesaktian anak ini akan melebihi Pendekar Naga Biru. Kerajaan Kamandaria memang hancur, tapi Mahesa selamat. Tapi, itulah awal malapetaka bagi dunia persilatan!” ujar Nirvana Heaven Art Book.“Maksudmu apa, Artie?” tanya Xian Ling.“Mahesa akan memberantas seluruh pendekar dunia persilatan serta seluruh naga yang dianggapnya sebagai penyebab malapetaka yang dialami Kerajaan Kamandaria, serta hilangnya Raja dan Ratu Kamandaria.”“Jadi, Mahesa ini yang berbahaya bagi Kamndaria, bukan Infinity Dragon?” tanya Xian Ling.“Aku tidak tahu, Xian Ling! Lebih baik ramalan ini disimpan dahulu! Jangan mengusik hati Raja Candaka untuk sesuatu yang besar yang akan dilakukannya!” saran Kitab Nirvana Surgawi.“Kita bilang apa padanya mengenai Mahesa?” tanya Xian Ling.“Bilang saja Mahesa akan selamat dari Infinity Dragon, tapi yang lainnya tetap jadi rahasia sampai aku mendapatkan ramalan yang lebih akurat lagi!” ujar Kitab Nirvana Surgawi.*****Baru kali ini Nirvana Heaven Art Book kurang yakin dengan ramalannya.Mahesa Nagaswera adalah sosok yang istimewa tapi berbahaya bagi dunia persilatan karena dendam pribadi yang dibawanya.“Bagaimana, Xian Ling ... ada ramalan mengenai Mahesa?” tanya Candaka begitu melihat Xian Ling kembali ke tempat pesta.“Mahesa akan selamat dari Infinity Dragon, tapi aku harap kamu bisa membimbing Mahesa dengan baik dan benar, Candaka!” ujar Xian Ling.Candaka merasakan adanya sesuatu yang disembunyiakn Xian Ling darinya.“Ada ramalan apa lagi mengenai Mahesa? Aku tahu pasti sesuatu yang sangat penting sehingga kamu merahasiakannya!” ujar Candaka.“Lebih baik kamu tahu sedikit saja, Candaka! Mengetahui terlalu banyak tentang masa depan akan membahayakan kehidupanmu!” saran Xian Ling.“Bagaimana denganku? Apa ramalan Lu Ming benar kalau aku akan tewas lima tahun dari sekarang?” tanya Candaka.“Kamu tidak tewas Candaka, tapi hilang bersama Zhian, Rinjani, dan Alisha!” ucap Xian Ling.“Kamu bisa melihat Zhu Fei? Zhian agak khawatir dengannya!” pinta Candaka.“Zhu Fei akan baik-baik saja! Awalnya memang buruk tapi berakhir baik untuknya! Sebaiknya kalian tidak mengunjunginya dalam waktu dekat agar dia bisa memulihkan dirinya!” sahut Xian Ling."Apa yang terjadi pada Zhu Fei?" tanya Raja Candaka."Hawa iblis hitamnya yang sudah lama berada di dalam tubuhnya kembali menguasai dirinya. Hal ini sudah pernah terjadi padanya, yang membuatnya menjadi Iblis Naga Phoenix di belahan dunia lain. Tapi dia bisa mengatasinya dan kembali menjadi Pendekar Naga Phoenix, yang turut membantumu menundukkan Iblis Naga Hitam.""Menurut penglihatanmu, apa Zhu Fei masih berada di Arkandaria?" tanya Candaka lagi."Tidak! Dia sudah meninggalkan Arkandaria menuju tempat lain agar dia tidak bisa mencelakaimu dan Zhian!" jelas Xian Ling."Kenapa dia harus mencelakai diriku dan Zhian?" tanya Candaka lagi."Zhu Fei menganggap kamu telah merebut Zhian dari hidupnya saat kamu menjadikan Zhian sebagai istrimu. Sejak kecil yang merawat Zhu Fei adalah Zhian, yang juga mengikutinya hingga dewasa," jeklas Xian Ling."Apa ada kemungkinan Zhu Fei muncul di sini hari ini?" Raja Candaka mulai cemas, karena dia tahu kehebatan Pendekar Naga Phoenix ini."Tidak! Dia berada jauh dari Kamandaria, jadi kemungkinan dia muncul di pesta kelahiran anakmu dan Zhian ini sangat kecil. Tapi, tetap waspada saja. Musuhmu bukan hanya Iblis Naga Biru dan Zhu Fei. Banyak sekali yang mengincar tahta kerajaan Kamandaria darimu. Aku harap kamu tetap tenang dan bisa mengatasi semua rintangan dengan bijaksana!"“Iblis Naga Biru? Maksudmu Jayanti akan menjadi musuhku?" tanya Candaka.
"Benar sekali, Candaka! Iblis Naga Biru Jayanti akan menjadi musuh utamamu selain Xian Ming dari Benua Timur. Jadi, kamu harus mempersiapkan dirimu untuk menghadapi mereka!" sahut Xian Ling sambil menepuk pelan punggung Candaka.Xian Ling tahu kalau cinta sejati Candaka adalah Jayanti, walaupun dia juga mencintai ketiga permaisurinya.Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag