“Jaga baik-baik Candaka ya, Rinjani!” pesan Zhian saat Dewi Racun ini bersama Candaka pamit kepada Zhian.
“Pastilah, Zhian! Kanda kan suamiku juga!” ujar Rinjani sambil tersenyum.“Kalau bukan demi Mahesa, aku pasti melarangmu dan Candaka ke tempat mengerikan itu! Kenapa Naga Ungu memilih tempat yang seperti itu untuk menyerahkan Kitab Naga Ungu! Apa yang sebenarnya diinginkan naga ini?” ucap Zhian.“Mungkin Naga Ungu hendak menguji Kanda Candaka, karena sudah lama Kanda tidak mendapatkan mimpi lagi mengenai Kitab Sembilan Naga Sakti!” kata Rinjani.Ucapan Rinjani ada benarnya, mengingat Candaka sudah lama sekali tidak mendapatkan mimpi mengenai Kitab Naga ataupun kejadian seputar naga di sekitar dirinya.“Mungkin juga, tapi memilih daerah yang paling berbahaya di Kamandaria sangat mengusik hatiku! Biasanya aku yang memandu Candaka dalam mimpi untuk menemukan tujuannya, tapi sekarang kondisiku lagi melemah!” kata Zhian dengan wajah yang agak menyesal.“Kak Zhian istirahat saja! Jangan khawatirkan Kanda ... aku akan menjaganya dari mara bahaya!” kata Rinjani menyemangati Zhian.“Aku akan berhati-hati di luaran sana! Kamu tidak perlu khawatir! Jaga kesehatan! Aku mau kamu sudah pulih kembali saat aku dan Rinjani kembali nanti!” ujar Candaka. “Kalau ada bahaya, jangan segan-segan meminta pertolongan paman Cakra!”Zhian hanya tersenyum lemah dan mengangukan kepalanya, agar Candaka tidak mencemaskan dirinya.*****Huuuaaah!Rinjani membentangkan tangannya dengan lega dan riang gembira saat dia dan Candaka berhasil keluar dari Kota Naga Emas dengan menyamar menjadi rakyat biasa.Candaka tidak menggunakan kekuasaannya untuk keluar dari ibukota karena dia tidak ingin ada yang mengetahui kalau Raja Kamandaria sedang tidak berada di Kota Naga Emas.Kekosongan kepemimpinan di Kamandaria akan membuat golongan-golongan tertentu seperti Pendekar Naga Suci dan Immortal Nirvana menyerbu Kerajaan Kamandaria untuk merebut tahta kerajaan.Cakrabuana dan Terakota akan menjalankan pemerintahan dengan asumsi mengikuti perintah Raja Kamandaria yang untuk sementara tidak muncul di depan umum.Candaka lebih mengambil Jalan Pendekar seperti yang dahulu dilakukannya bersama Rinjani, daripada Jalan Bangsawan atau Raja untuk pergi ke tempat tujuan dimana Kitab Naga Ungu ini berada, yaitu di Lembah Terlarang.“Kelihatannya kamu senang sekali bisa keluar dari istana kerajaan, Adinda! Apa kamu sudah bosan menjadi permaisuri?” gurau Candaka.“Aku bosan berada terus di istana, Kanda! Aku ingin berpetualang seperti dulu lagi, seperti yang kita lakukan ini!” ujar Rinjani sambil tersenyum.“Aku masih belum tahu asal usulmu, Adinda! Kamu janji akan menceritakannya setelah kita menikah!” Rinjani terdiam sejenak begitu mendengar tuntutan Candaka yang masih saja ingin mengetahui asal usulnya.“Lebih baik simpan dahulu ya, Kanda untuk sekarang! Aku tidak ingin hubungan kita menjadi kacau hanya karena masa lalu! Percayalah, suatu saat aku akan menceritakan masa laluku padamu! Kamu hanya perlu tahu Rinjani yang kamu kenal pertama kali, bukan Rinjani di masa lalu untuksaat ini!” ujar Dewi Racun yang masih menyembunyikan masa lalunya.Candaka tahu kalau percuma saja memaksa Rinjani menceritakan masa lalunya yang sampai sekarang masih dirahasiakannya darinya.Rahasia masa lalu Rinjani pasti sangat kelam dan mengerikan bagi Dewi Racun ini sehingga dia memilih untuk merahasiakannya daripada menceritakannya.“Baiklah! Aku tidak akan menanyakan masa lalumu lagi, Adinda! Sampai kamu sendiri yang akan menceritakannya padaku!” seru Candaka.Rinjani yang tadinya murung saat Candaka menaanyakan masa lalunya, sekarang kembali ceria saat Candaka tidak mempermasalahkan masa lalunya lagi.“Kita kemana dahulu, Kanda?” tanya Rinjani begitu mereka telah meninggalkan Kota Naga Emas.“Banyak desa dan kota yang bisa kita singgahi, Adinda! Apa kamu ingin ke kota dan desa tempat sahabatku berada?” tanya Candaka.“Aku senang Kanda mengambil jalan pendekar untuk menuju Lembah Terlarang, jadi kita bebas menjelajahi semua desa dan kota tanpa banyak aturan yang mesti diikuti!” seru Rinjani.“Hahaha ... kamu tidak pernah berubah dari dulu, Rinjani! Itulah yang membuatku jatuh hati padamu!” sahut Candaka sambil tertawa riang."Kapan kamu mulai jatuh hatipadaku? Apa saat aku diam-diam pergi ke kamarmu?" tanya Rinjani menggoda Candaka."Hahaha! Aku memang tergoda olehmu dahulu, tapi lama bersamamu membuatku jatuh hati kepadamu, Adinda!" seru Candaka yang bisa tertawa lepas bersama Rinjani.Raja dan Ratu Kamandaria ini tampak bagaikan pasangan pendekar yang sedang menjelajahi dunia persilatan Kamandaria yang penuh dengan pendekar-pendekar hebat serta juga makhluk-makhluk mitos yang masih dibiarkan bebas menempati hutan-hutan dan pegunungan yang ada di Kamandaria.“Tujuan pertama kita kemana, Kanda?” tanya Rinjani.“Kita ke Kota Seribu Wajah dahulu, ada janji Naga Jingga yang belum dia tepati! Tapi, kita masih harus melalui Desa Mitos dan Darkness Foirest terlebih dahulu. Tenang saja, makhluk Aswang dan Drauger telah dibereskan oleh Zhu Fei sehingga kita bisa nmelewatinya tanpa gangguan sama sekali."Bagaimana kabar Zhu Fei ya sekarang? Saat perayaan kelahiran Mahesa, dia tidak datang! Bahkan Raja Arkandaria juga tidak datang, Candaka! Apa yang terjadi di Arkandaria?" tanya Rinjani.Candaka mengurungkan niatnya menceritakan kepada Rinjani tentang Zhu Fei yang telah menjadi Pendekar naga Iblis dan mempunyai dendam terhadap dirinya karena masalah Zhian.Raja Kamandaria ini khawatir kalau Rinjani akan mengejar Zhu Fei sampai kemana pun untuk menyingkirkan Pendekara Naga Iblis ini, agar tidak membahayakan dirinya, seperti yang sering dilakukannya terhadap musuh-musuhnya."Aku juga tidak tahu! Undangan telah terkirim! Pasti terjadi sesuatu di Kerajaan Arkandaria yang membuat mereka tidak bisa berkunjung ke Kamandaria!" jawab Candaka seadanya."Seharusnya Zhu Fei datang ya, karena perayaan kelahiran Mahesa ini merupakan momen penting bagi Zhian. Aku lihat Zhian sangat sedih karena Zhu Fei tidak hadir, Kanda!" ujar Rinjani."Aku akan mencari tahu keadaan Zhu Fei nanti setelah kita kembali ke Kamandaria! Mungkin aku akan mengutus beberapa pendekar dari Aliansi untuk menyelidiki keadaan di Arkandaria untuk memastikan keadaan di sana aman atau tidak sebelum kita berangkat ke sana!" ujar Candaka."Kita akan ke Arkandaria? Aku sudah lama ingin ke negeri yang indah dan sangat maju ini, Kanda!" seru Rinjani dengan bebas."Setelah dari Arkandaria, kita akan ke tempatnya Alisha di Sarmandaria untuk mengunjungi orang tuanya! Sama halnya dengan Arkandaria, aku akan mengutus beberapa pendekar terlebih dahulu ke sana, kemungkinan aku akan meminta bantuan Shadow saja yang lebih ahli menyelinap untuk menyelidiki keadaan di sarmandaria, dan mungkin juga Arkandaria! Kita akan mengunjungi Desa Bayangan sebelum sampai di Desa kabut Hitam. Aku akan meminta bantuan dari shadow Master secara khusus untuk menyelidiki kondisi Arkandaria dan Sarmandaria!" jelas Candaka."Wah! Kita akan ke Sarmandaria juga? Aku senang sekali, Kanda!" seru Rinjani sambil memeluk Candaka.“Menyeramkan sekali desa ini, Kanda!” seru Rinjani begitu mereka tiba di Desa Mitos.Masih tampak kondisi menyeramkan desa yang hampir merenggut nyawa Candaka dan Kumalasari ini.Desa Mitos benar-benar hanya menjadi mitos belaka, karena kawanan Aswang yang menghuni desa ini telah dibasmi oleh Zhu Fei bersama Bai Ling alias Gayatri di masa lalu.“Benar, Adinda! Desa Mitos ini telah memakan banyak korban pelintas jalan yang terjebak oleh keramah tamahan penduduk desa ini yang merupakan jelmaan aswang, makhluk yang cukup mengerikan!” jelas Candaka.“Kanda tahu dari mana?” tanya Rinjani.“Aku dan Mala hampir menjadi korban dari kawanan Aswang ini saat aku mengantar Mala kembali ke Kota Naga Emas! Beruntung kami bisa lolos dari kawanan makhluk mengerikan ini! Tapi kini Aswang sudah lenyap, seharusnya desa ini dibersihkan saja agar tidak mengerikan kelihatannya!” ujar Candaka.“Seru sekali ya cerita Kanda! Seandainya kita bertemu lebih awal ya, Kanda!” seru Rinjani.“Aku rasa kawanan Aswang
“Baiklah, kamu boleh ikut denganku! Tapi ada syaratnya ... kamu tidak boleh menjadi naga tanpa perintahku!” tegas Candaka.“Aku bisa menerima persyaratan itu!” ucap Xarvis yang langsung menjadi peri naga kembali.“Kamu juga tidak boleh ikut campur pembicaraanku dengan istriku, kalau tidak diminta! Kamu bisa melakukannya?” tanya Candaka.“Jangan begitu ketat terhadapnya, Kanda!” tegur Rinjani. “Aku tidak ingin orang tahu keberadaannya saat ini, karena berbahaya untuk dirinya!” kata Candaka memberikan alasannya."Aku memiliki kantong ajaib ini, Candaka! Kamu bisa membawaku kemana-mana dengan kantong ini karena di dalam kantong ajaib ini juga berisi alam kehidupan yang tidak jauh beda dengan alam kehidupan yang asli," kata peri naga ini sambil menyerahkan kantong kain kecil berwarna kecoklatan kepada candaka."Kantong kecil ini bisa menampung banyak makhluk hidup?" tanya Candaka yang takjub melihatnya."Di Dunia Atas, kantong seperti ini sudah umum dipakai oleh para Immortal ataupun Dew
"Kita kemana Kanda?" tanya Rinjani, setelah mereka keluar dari Kota Seribu Wajah."Aku akan mengunjungi saudara angkatku, Moghul di Kota Naga Biru! Dia tidak ingin menjabat di istana kerajaan, dan memilih kembali ke kota tempat tinggalnya untuk membangun Kota Naga Biru!" sahut Candaka."Kamu terlalu baik padanya, Kanda! Dia tidak membantumu sama sekali saat berhadapan dengan Raja Iblis Naga Hitam!" seru Rinjani penuh kekesalan."Wajar dia tidak membantuku, Adinda Rin! Penduduk kota bisa dihukum mati oleh Arkadewi saat itu apabila Moghul bergabung dengan aliansi kita melawan kerajaan!" kata Candaka memberikan alasannya."Seharusnya dia membantumu, apapun resikonya! Kalian ini bersaudara!" tegas Rinjani, tetap tidak menerima alasan Candaka."Aku juga ingin menanyakan padanya tentang kejadian aneh di Kota Seribu Wajah, mungkin Moghul mengetahui kejadian yang menimpa kota itu!" ujar Candaka.*****Kota Naga Biru benar-benar berkembang sangat pesat di bawah pimpinan Moghul selaku walikota
Candaka benar-benar terkejut dengan penjelasan Moghul mengenai kekuatan baru yang saat ini berada di antara Kota Naga Biru dan Dusun Penyamun."Kekuatan mereka sangat besar, Candaka! Kenapa kejadian besar ini bisa luput dari perhatian kerajaan?" tanya Moghul.Setelah beberapa lama menenangkan diri, akhirnya Moghul memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Candaka dan Rinjani."Siapa sebenarnya penghuni Sekte Sembilan Naga Langit ini?" tanya Rinjani."Katanya mereka ini berasal dari Langit dan merupakan keturunan Naga, yang turun ke Kamandaria untuk memantau perkembangan dunia persilatan dan dunia naga di negeri ini!" ujar Moghul."Kamu pernah bertemu mereka?" tanya Candaka."Salah satu utusan mereka berjulukan Naga Timur pernah mendatangi Kota Naga Biru. Naga Timur ini bahkan mengancamku agar tidak menganggu keberadaan mereka agar Kota Naga Biru ini aman dari gangguan mereka!" jelas Moghul."Apa sebenarnya tujuan Sekte Sembilan Naga langit ini? Kenapa keberadaan mereka luput dari
"Bagaimana kalau kita naik perahu saja, Adinda? Apa kamu bersedia?" tanya Candaka."Aku juga penasaran dengan jalur sungai buatan ini, Kanda! Jadi tidak masalah kalau kita naik perahu saja!' sahut Rinjani."Hahaha ... pilihan yang tepat, saudaraku!" seru Moghul sambil tertawa senang. "Ayo, kita ke dermaga sungai besar yang berada di pinggiran kota!"Candaka dan Rinjani mengikuti Moghul menuju ke dermaga di sungai besar yang dimaksud oleh Moghul.Sepanjang jalan, terlihat kota yang sangat teratur dan rapi.Warga kota memberi salam hormat kepada walikota mereka sambil memandang bingung ke arah dua orang yang berjalan di samping walikota mereka.Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru dengan tangan besi, sehingga semua warg akota patuh terhadap dirinya dalam artian baik."Aku penasaran dengan Kota Naga Biru Laut, karena Kota Naga Biru ini saja sudah sedemikian besar dan teraturnya!" seru Candaka.Warga Kota Naga Biru tidak mengetahui kalau yang berjalan di samping walikota mereka ada
"Lapor Ketua! Pendekar Naga Biru saat ini berada di Kota Naga Biru!"Seorang anggota dari Gerbang Sembilan Naga Langit tampak melapor kepada seorang pria yang masih tampak muda dan mengenakan jubah emas bermotif naga."Apa yang sedang dilakukan Raja Kamandaria itu di Kota Naga Biru" tanya pria ini."Kami tidak tahu pasti, Ketua! Menurut informasi, Pendekar Naga Biru sedang mengunjungi saudaranya yang menjadi pemimpin kota tersebut!" lapor bawahannya lagi."Moghul? Aku sudah memperingatkannya untuk tidak ikut campur dengan urusanku di Dunia Bawah ini!" kata pria ini dengan penuh amarah."Pemimpin kota tidak mengundangnya, Ketua. Pendekar Naga Biru yang datang mengunjunginya.""Ada keperluan apa, Pendekar Naga Biru sampai jauh-jauh mengunjungi Kota Naga Biru ini tanpa pengawalan sama sekali?" tanya Naga Timur."Menurut informasi yang bisa dipercaya, Pendekar Naga Biru sedang menuju ke arah utara!" lapor bawahan Naga Timur ini."Apa yang dilakukan Pendekar Naga Biru ini, sampai jauh-jauh
Kota Naga Biru Laut benar-benar tertata rapi.Para pedagang makanan dan minuman banyak memenuhi kota ini karena banyaknya pendatang dari luar kota ini yang singgah untuk beberapa hari di Kota Naga Biru Laut."Khusus Kota Naga Biru Laut, kami menerima pendatang dari kapal dagang ataupun kapal lainnya yang bermaksud menginap di kota ini. Tapi, mereka tidak boleh memasuki Kota Naga Biru!" jelas Moghul."Aku tidak melihat adanya penjaga perbatasan kota ini ... bagaimana kamu bisa memastikan kalau pendatang ini tidak nekad memasuki Kota Naga Biru?" tanya Rinjani.Dewi Racun ini memang sangat teliti melihat keadaan sekelilingnya, agar mereka tidak disergap secara tiba-tiba."Ratu memang jeli dalam melihat situasi! Tidak ada penjaga bukan berarti kami tidak bisa memastikan pelanggaran yang dilakukan pendatang ini! Ratu tidak perlu khawatir."Rinjani yakin kalau ucapan Moghul benar adanya.Tidak ada seorang pun yang berani melanggar perbatasan anatar dua kota ini."Kemungkinan Moghul ini mene
Naga Timur alias Long Dong terus mengamati pergerakan Candaka dan Rinjani melalui mata-mata yang telah tersebar ke segala penjuru Kamandaria.Bahakan Naga Timur memiliki burung informasi yang bisa senantiasa mengikuti pergerakan Candaka dari angkasa untuk melaporkannya kepada Naga Timur baik melalui telepati suara ataupun melalui surat kecil untuk diantarkan burung informasi lainnya.Masih belum diketahui maksud dan tujuan Naga Timur ini melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap Candaka, tanpa menyentuh Pendekar Naga Biru ini sama sekali."Lapor Ketua! Tuan Putri Naga Selatan datang berkunjung ke istana ini!" kata penjaga gerbang istana.Belum selesai penjaga gerbang ini bicara, sudah berkelabat bayangan putih yang berhenti tepat di depan Naga Timur.Tampak gadis berpakaian putih yang memegang kipas putih di tangannya.Kecantikan gadis ini jauh melebihi kecantikan Dewi ataupun bidadari dari kahyangan.Pesona kecantikannya sangat terpancar dan berkilau yang membuat Naga Timur