Share

08. Jalan Pendekar

“Jaga baik-baik Candaka ya, Rinjani!” pesan Zhian saat Dewi Racun ini bersama Candaka pamit kepada Zhian. 

“Pastilah, Zhian! Kanda kan suamiku juga!” ujar Rinjani sambil tersenyum.

“Kalau bukan demi Mahesa, aku pasti melarangmu dan Candaka ke tempat mengerikan itu! Kenapa Naga Ungu memilih tempat yang seperti itu untuk menyerahkan Kitab Naga Ungu! Apa yang sebenarnya diinginkan naga ini?” ucap Zhian.

“Mungkin Naga Ungu hendak menguji Kanda Candaka, karena sudah lama Kanda tidak mendapatkan mimpi lagi mengenai Kitab Sembilan Naga Sakti!” kata Rinjani.

Ucapan Rinjani ada benarnya, mengingat Candaka sudah lama sekali tidak mendapatkan mimpi mengenai Kitab Naga ataupun kejadian seputar naga di sekitar dirinya.

“Mungkin juga, tapi memilih daerah yang paling berbahaya di Kamandaria sangat mengusik hatiku! Biasanya aku yang memandu Candaka dalam mimpi untuk menemukan tujuannya, tapi sekarang kondisiku lagi melemah!” kata Zhian dengan wajah yang agak menyesal.

“Kak Zhian istirahat saja! Jangan khawatirkan Kanda ... aku akan menjaganya dari mara bahaya!” kata Rinjani menyemangati Zhian.

“Aku akan berhati-hati di luaran sana! Kamu tidak perlu khawatir! Jaga kesehatan! Aku mau kamu sudah pulih kembali saat aku dan Rinjani kembali nanti!” ujar Candaka. “Kalau ada bahaya, jangan segan-segan meminta pertolongan paman Cakra!”

Zhian hanya tersenyum lemah dan mengangukan kepalanya, agar Candaka tidak mencemaskan dirinya.

*****

Huuuaaah!

Rinjani membentangkan tangannya dengan lega dan riang gembira saat dia dan Candaka berhasil keluar dari Kota Naga Emas dengan menyamar menjadi rakyat biasa.

Candaka tidak menggunakan kekuasaannya untuk keluar dari ibukota karena dia tidak ingin ada yang mengetahui kalau Raja Kamandaria sedang tidak berada di Kota Naga Emas.

Kekosongan kepemimpinan di Kamandaria akan membuat golongan-golongan tertentu seperti Pendekar Naga Suci dan Immortal Nirvana menyerbu Kerajaan Kamandaria untuk merebut tahta kerajaan.

Cakrabuana dan Terakota akan menjalankan pemerintahan dengan asumsi mengikuti perintah Raja Kamandaria yang untuk sementara tidak muncul di depan umum.

Candaka lebih mengambil Jalan Pendekar seperti yang dahulu dilakukannya bersama Rinjani, daripada Jalan Bangsawan atau Raja untuk pergi ke tempat tujuan dimana Kitab Naga Ungu ini berada, yaitu di Lembah Terlarang.

“Kelihatannya kamu senang sekali bisa keluar dari istana kerajaan, Adinda! Apa kamu sudah bosan menjadi permaisuri?” gurau Candaka.

“Aku bosan berada terus di istana, Kanda! Aku ingin berpetualang seperti dulu lagi, seperti yang kita lakukan ini!” ujar Rinjani sambil tersenyum.

“Aku masih belum tahu asal usulmu, Adinda! Kamu janji akan menceritakannya setelah kita menikah!” 

Rinjani terdiam sejenak begitu mendengar tuntutan Candaka yang masih saja ingin mengetahui asal usulnya.

“Lebih baik simpan dahulu ya, Kanda untuk sekarang! Aku tidak ingin hubungan kita menjadi kacau hanya karena masa lalu! Percayalah, suatu saat aku akan menceritakan masa laluku padamu! Kamu hanya perlu tahu Rinjani yang kamu kenal pertama kali, bukan Rinjani di masa lalu untuksaat ini!” ujar Dewi Racun yang masih menyembunyikan masa lalunya.

Candaka tahu kalau percuma saja memaksa Rinjani menceritakan masa lalunya yang sampai sekarang masih dirahasiakannya darinya.

Rahasia masa lalu Rinjani pasti sangat kelam dan mengerikan bagi Dewi Racun ini sehingga dia memilih untuk merahasiakannya daripada menceritakannya.

“Baiklah! Aku tidak akan menanyakan masa lalumu lagi, Adinda! Sampai kamu sendiri yang akan menceritakannya padaku!” seru Candaka.

Rinjani yang tadinya murung saat Candaka menaanyakan masa lalunya, sekarang kembali ceria saat Candaka tidak mempermasalahkan masa lalunya lagi.

“Kita kemana dahulu, Kanda?” tanya Rinjani begitu mereka telah meninggalkan Kota Naga Emas.

“Banyak desa dan kota yang bisa kita singgahi, Adinda! Apa kamu ingin ke kota dan desa tempat sahabatku berada?” tanya Candaka.

“Aku senang Kanda mengambil jalan pendekar untuk menuju Lembah Terlarang, jadi kita bebas menjelajahi semua desa dan kota tanpa banyak aturan yang mesti diikuti!” seru Rinjani.

“Hahaha ... kamu tidak pernah berubah dari dulu, Rinjani! Itulah yang membuatku jatuh hati padamu!” sahut Candaka sambil tertawa riang.

"Kapan kamu mulai jatuh hatipadaku? Apa saat aku diam-diam pergi ke kamarmu?" tanya Rinjani menggoda Candaka.

"Hahaha! Aku memang tergoda olehmu dahulu, tapi lama bersamamu membuatku jatuh hati kepadamu, Adinda!" seru Candaka yang bisa tertawa lepas bersama Rinjani.

Raja dan Ratu Kamandaria ini tampak bagaikan pasangan pendekar yang sedang menjelajahi dunia persilatan Kamandaria yang penuh dengan pendekar-pendekar hebat serta juga makhluk-makhluk mitos yang masih dibiarkan bebas menempati hutan-hutan dan pegunungan yang ada di Kamandaria.

“Tujuan pertama kita kemana, Kanda?” tanya Rinjani.

“Kita ke Kota Seribu Wajah dahulu, ada janji Naga Jingga yang belum dia tepati! Tapi, kita masih harus melalui Desa Mitos dan Darkness Foirest terlebih dahulu. Tenang saja, makhluk Aswang dan Drauger telah dibereskan oleh Zhu Fei sehingga kita bisa nmelewatinya tanpa gangguan sama sekali.

"Bagaimana kabar Zhu Fei ya sekarang? Saat perayaan kelahiran Mahesa, dia tidak datang! Bahkan Raja Arkandaria juga tidak datang, Candaka! Apa yang terjadi di Arkandaria?" tanya Rinjani.

Candaka mengurungkan niatnya menceritakan kepada Rinjani tentang Zhu Fei yang telah menjadi Pendekar naga Iblis dan mempunyai dendam terhadap dirinya karena masalah Zhian.

Raja Kamandaria ini khawatir kalau Rinjani akan mengejar Zhu Fei sampai kemana pun untuk menyingkirkan Pendekara Naga Iblis ini, agar tidak membahayakan dirinya, seperti yang sering dilakukannya terhadap musuh-musuhnya.

"Aku juga tidak tahu! Undangan telah terkirim! Pasti terjadi sesuatu di Kerajaan Arkandaria yang membuat mereka tidak bisa berkunjung ke Kamandaria!" jawab Candaka seadanya.

"Seharusnya Zhu Fei datang ya, karena perayaan kelahiran Mahesa ini merupakan momen penting bagi Zhian. Aku lihat Zhian sangat sedih karena Zhu Fei tidak hadir, Kanda!" ujar Rinjani.

"Aku akan mencari tahu keadaan Zhu Fei nanti setelah kita kembali ke Kamandaria! Mungkin aku akan mengutus beberapa pendekar dari Aliansi untuk menyelidiki keadaan di Arkandaria untuk memastikan keadaan di sana aman atau tidak sebelum kita berangkat ke sana!" ujar Candaka.

"Kita akan ke Arkandaria? Aku sudah lama ingin ke negeri yang indah dan sangat maju ini, Kanda!" seru Rinjani dengan bebas.

"Setelah dari Arkandaria, kita akan ke tempatnya Alisha di Sarmandaria untuk mengunjungi orang tuanya! Sama halnya dengan Arkandaria, aku akan mengutus beberapa pendekar terlebih dahulu ke sana, kemungkinan aku akan meminta bantuan Shadow saja yang lebih ahli menyelinap untuk menyelidiki keadaan di sarmandaria, dan mungkin juga Arkandaria! Kita akan mengunjungi Desa Bayangan sebelum sampai di Desa kabut Hitam. Aku akan meminta bantuan dari shadow Master secara khusus untuk menyelidiki kondisi Arkandaria dan Sarmandaria!" jelas Candaka.

"Wah! Kita akan ke Sarmandaria juga? Aku senang sekali, Kanda!" seru Rinjani sambil memeluk Candaka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status