Share

09. Misteri Darkness Forest

“Menyeramkan sekali desa ini, Kanda!” seru Rinjani begitu mereka tiba di Desa Mitos.

Masih tampak kondisi menyeramkan desa yang hampir merenggut nyawa Candaka dan Kumalasari ini.

Desa Mitos benar-benar hanya menjadi mitos belaka, karena kawanan Aswang yang menghuni desa ini telah dibasmi oleh Zhu Fei bersama Bai Ling alias Gayatri di masa lalu.

“Benar, Adinda! Desa Mitos ini telah memakan banyak korban pelintas jalan yang terjebak oleh keramah tamahan penduduk desa ini yang merupakan jelmaan aswang, makhluk yang cukup mengerikan!” jelas Candaka.

“Kanda tahu dari mana?” tanya Rinjani.

“Aku dan Mala hampir menjadi korban dari kawanan Aswang ini saat aku mengantar Mala kembali ke Kota Naga Emas! Beruntung kami bisa lolos dari kawanan makhluk mengerikan ini! Tapi kini Aswang sudah lenyap, seharusnya desa ini dibersihkan saja agar tidak mengerikan kelihatannya!” ujar Candaka.

“Seru sekali ya cerita Kanda! Seandainya kita bertemu lebih awal ya, Kanda!” seru Rinjani.

“Aku rasa kawanan Aswang ini akan mati keracunan olehmu kalau kamu yang bersamaku saat itu!” kata Candaka sambil tersenyum.

“Aku ini sangat beracun, tapi kok Kanda mau menjadikan aku sebagai istri Kanda?” tanya Rinjani dengan manjanya.

“Hahaha ... kamu ini, sudah lama jadi istriku tapi masih manja!” seru Candaka sambil memeluk istri tercintanya ini.

Setelah memastikan kalau Desa Mitos benar-benar hanya menjadi mitos belaka, mereka mulai memasuki Darkness Forest.

Hutan yang sangat kelam dan mengandung hawa kegelapan yang kuat.

Hutan ini tadinya menjadi tempat tinggal Drauger yang menjadi dewa bagi kawanan Aswang di Desa Mitos.

Pelintas jalan yang tersesat selalu dijebak oleh kawanan Aswang yang menyamar menjadi manusia kemudian membius pelintas jalan dan dipersembahkan kepada Drauger.

“Apa tidak ada jalan lain, Kanda?” tanya Rinjani yang tidak menyukai kondisi di Hutan Kegelapan ini.

“Kalau melalui jalur darat, kita harus menembus Darkness Forest ini. Berbeda kalau melalui jalur laut, tapi mana seru kalau melalui jalur laut!" sahut Candaka.

“Lebih baik kita bersihkan hutan ini, Kanda agar pelintas jalan tidak merasa ketakutan saat melalui jalur darat kalau hendak ke Kota Naga Emas!” saran Rinjani.

“Itulah gunanya melakukan Jalan Pendekar, jadi kita tahu keadaan Negeri Kamandaria ini dan berusaha memperbaikinya!” ujar Candaka.

Kreeessseeek ....!

Terdengar oleh Candaka seperti seuatu sedang mengikuti mereka begitu mereka memasuki Hutan Kegelapan ini.

Sssttt ...

Candaka meminta Rinjani untuk diam sementara dia mencoba mendengarkan langkah kaki sosok yang mengikuti mereka.

“Ada apa, Kanda?” tanya Rinjani.

“Ada sosok yang mengikuti kita sejak kita masuk ke Hutan Kegelapan ini,” ujar Candaka.

“Apa makhluk Drauger itu masih ada, Kanda?” tanya Rinjani.

“Setahuku makhluk Drauger ini hanya ada satu dan aku juga pernah menghadapinya, tapi Drauger sudah dikalahkan Zhu Fei dan dikurung di dalam alam Mimpi!” sahut Candaka.

“Jadi, makhluk apa yang sedang mengikuti kita ini?” tanya Rinjani.

“Aku pernah diikuti makhluk yang sama saat aku berada di hutan dekat kampung Misterius yang menjadi tempat tinggal Ruh Naga! Jangan-jangan ini amkhluk serupa yang pernah mengikutiku dahulu!” tebak Candaka.

“Kanda tidak pernah tahu siapa yang mengikuti Kanda hingga keluar dari hutan?” tanya Rinjani.

“Tidak, Adinda! Aku saat itu tidak peduli lagi begitu berhasil keluar dari dalam hutan karena saat itu aku baru berhasil merampungkan Kitab Naga Putih yang merupakan kitab pertama dari Kitab Sembilan Naga!” sahut Candaka.

“Apa penguntit ini sosok yang sama, yang pernah mengikuti Kanda dahulu? Atau bisa jadi sosok ini Drauger lain yang masih hidup di Darkness Forest?” tanya Rinjani.

“Sudah tidak kedengaran suaranya! Dahulu juga begitu ... mengikutiku lalu hilang begitu saja! Aku sudah melupakannya hingga kejadian hari ini aku merasakan penguntit yang sama!” ujar Candaka.

“Bagaimana kalau kita jebak makhluk ini, agar Kanda tidak penasaran lagi?” saran Rinjani.

“Bagaimana caranya, Adinda?” tanya Candaka.

"Kanda tetap berjaalaan menembus Hutan kegelapan ini ... sedangkan aku akan menyelinap di balik pohon untuk melihat makhluk apa sebenarnya yang mengikutimu ini!" saran Rinjani.

"Apa tidak berbahaya buatmu? Kalau makhluk ini Drauger, dia bisa menebaskan pedangnya ke arahmu, Rinjani!" kata Candaka dengan perasaan cemas.

"Kanda lupa kalau aku ini Dewi Racun yang terkenal kejam? Jadi, Drauger bukanlah masalah untukku!" seru Rinjani tanpa rasa takut.

"Baiklah! Aku ikuti saranmu! Aku akan berjalan menyusuri hutan ini dahulu, sementara kamu cobaa lihat sosok makhluk yang mengikutiku!" sahut Candaka.

"Siap, Kanda!" kata Rinjani sambil bersembunyi di balik pepohonan.

*****

Krooosaaak ....

Suara sosok makhluk yang mengikuti Candaka terdengar kembali.

Rinjani mengamati dari balik pepohonan untuk melihat makhluk yang mengikuti Candaka ini.

Betapa terkejutnya Rinjani saat melihat makhluk kecil yang memiliki sayap kecil dan bertubuh biru muncul dari balik tanaman liar dan terus mengikuti Candaka.

"Makhluk apa itu? Seperti anak naga tapi bukan?" pikir Rinjani. "Drauger juga bukan ... kata Kanda kalau Drauger bertubuh seperti manusia, bergigi tajam, dan selalu membawa pedang!"

Rasa penasaran membuat Rinjani tidak langsung mengejutkan makhluk bersayap ini, melainkan mengikutinya dari belakang.

Makhluk kecil yang mirip naga ini terus mengikuti Candaka, tapi tidak menyerang ataupun mendekati Pendekar Naga Biru ini.

Kejadian ini sempat membuat Rinjani heran.

"Apa sebenarnya keinginan makhluk aneh ini? Kenapa dia terus mengikuti Kanda?" pikir Rinjani penuh tanda tanya.

Tiba-tiba makhluk ini menghilang dari hadapan Rinjani, membuat Dewi Racun ini panik dibuatnya.

"Kemana makhluk ini?" pikirnya.

"Kenapa kamu mengikutiku, gadis cantik?"

Makhluk mirip naga ini tiba-tiba muncul di depannya dalam kondisi terbang dan bisa berbicara.

"Ka-kamu bisa bicara?" ucap Rinjani agak gugup karena kaget dengan munculnya makhluk kecil ini.

"Aku ini Peri Naga, jelas aku bisa bicara!" seru sosok makhluk biru ini.

"Peri Naga? Aku baru dengar kalau ada Peri Naga!" tanya Rinjani, yang anehnya juga tidak menyerang makhluk kecil ini tapi mengajaknya bicara tanpa rasa khawatir.

"Ada apa, Adinda?" tanya Candaka yang kembali saat tidak melihat Rinjani mengikutinya.

"Makhluk yang mengikutimu selama ini adalah Peri Naga, Kanda!" seru Rinjani.

"Salam, Pendekar Naga Biru! Aku Xarvis, Peri Naga Biru yang diutus dari Dunia Atas untuk membimbing Pendekar Naga Biru mencapai tingkat sempurna!" sapa makhluk biru bersayap ini.

"Peri Naga Biru? Dunia Atas? Aku tidak mengerti?" tanya Candaka.

"Aku sebenarnya bukan untuk melayani Pendekar tapi Jenius Bela Diri yang ada di Dunia Atas! Tapi, Putri Zhang Yin mengirimku ke sini untuk membantu Pendekar Naga Biru, agar awalnya bisa mengatasi Iblis Naga Hitam, tapi aku kehilangan jejakmu sehingga alu tersesat di Dunia Bawah ini! Apa kamu bisa mengantarku ke Dunia Atas?" tanya Peri Naga Biru bernama Xarvis ini.

"Jadi, kamu yang mengikutiku saat di hutan dekat Kampung Misterius tempat Ruh Naga berada?" tanya Candaka.

"Benar, Pendekar Naga Biru!" sahut Xarvis.

"Panggil aku Candaka saja! Aku kenal Zhang Yin! Dia yang membantuku mengatasi Iblis Naga Hitam! Aku tidak bisa mengantarmu sekarang, Xarvis! Aku juga tidak tahu jalan menuju Dunia Atas tempat Zhang Yin berada!" ujar Candaka.

"Apa benar Dunia Atas itu ada, Kanda? Tempat apa itu?" tanya Rinjani.

"Sebenarnya kaumku banyak terdapat di Dunia Tengah yang merupakan tempat kelahiran Dewa Jenius Bela Diri dan Dewa Kaisar Bela Diri. Tapi, untuk Peri Naga khusus seperti diriku ini hidup di Dunia Atas!" jelas Xarvis.

"Aku tidak bisa menolongmu sekarang, Xarvis! Aku masih banyak masalah yang harus diselesaikan di Kamandaria ini! Kamu tunggu saja di hutan ini, kalau semua urusanku sudah beres, aku akan mencoba menolongmu!" bujuk Candaka.

"Bagaimana kalau aku ikut denganmu saja, Candaka! Aku bisa membantumu mengatasi makhluk-makhluk mitos di Kamandaria ini!" ujar Xarvis.

"Hihihi ... kamu lucu juga Xarvis! Bagaimana kamu bisa mengatasi makhluk-makhluk mitos ini dengan tubuh kecilmu ini?" tanya Rinjani sambil tertawa geli.

"Bagaimana kalau bentukku begini!" kata Xarvis yang langsung berubah menjadi Naga Biru yang besar dan gagah.

Rinjani dan Candaka sampai terperangah melihat perubahan wujud dari Peri Naga Xarvis ini.

"Apa semua peri naga bisa berubah wujud menjadi naga?" tanya Candaka.

"Benar sekali, Candaka! Apa sekarang aku boleh mengikutimu? Anggap sebagai balas jasaku karena kamu telah menolongku keluar dari hutan gelap ini dan untuk menebus kegagalanku membimbingmu dahulu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status